Dunia ini kejam namun indah

152 19 3
                                    

Jelly telah menambah pasukannya lagi untuk mencari bocah nephilim dan saudaranya. Jelly dan bawahannya telah mencari kesemua hutan. Namun ia sama sekali tak menyerah walau dari malam hingga pagi ini mereka tak ada yg beristirahat.

"Kemana mereka menghilangnya.." Gerutu jelly sendiri.

Ia sedang beristirahat di bawah pohon rindang. Namun matanya masih jeli melihat kemanapun.

"Putri...!!!" Teriak seorang bawahan jelly.

Jelly segera berdiri. "Ada apa? Kalian telah menemukan mereka?" Tanya jelly segera.

"Kami telah menemukan jejak mereka.." Jawab bawahan cepat.

"Baiklah, ayo kita kesana.." Ucap jelly bersemangat.

Jelly beserta bawahannya lain mengikuti jejak yg ditinggalkan oleh para bujang raffandra. Mereka mempercepat langkahnya hingga jelly bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri orang yg ia cari.

"TANGKAP MEREKA SEKARANG...." teriak jelly menggema.

Jerome dan adek adeknya langsung berdiri. "Aaaiisss... Sialan.."

"Bang, kita harus lari.." Teriak bumi.

Jerome mengangguk.

Bumi dan Tristan lari terlebih dahulu. Mereka hanya mengikuti instingnya saja. Savero mengenggam tangan hyuka dan ikut berlari serta Jerome yg dibelakang berjaga-jaga. Mereka berlari sekencang pernah lari tanpa mereka tahu ada satu orang yg tengah menahan sesak dan keringat dingin.

"Hyuka..." Panggil savero yg masih lari begitu juga dengan hyuka.

"Hyuka baik baik aja,bang.. Fokuslah dan jangan khawatirkan hyuka.."

Bumi dan Tristan tiba-tiba terhenti.

"Kenapa kalian berhenti?" Teriak Jerome dibelakang.

Bumi berbalik badan. "Bang, kita ditepi jurang." Ucap bumi frustasi.

"Ouhh... Shit..." Teriak Jerome sembari menendang batu.

Semenit kemudian telah berdiri jelly dan bawahannya dengan wajah pongah.
Jerome segera melindungi adek adeknya. Ia hendak mengeluarkan tombak listriknya namun tangannya terhenti karena tangan seseorang.
Jerome menoleh ke belakang. Dilihatnya hyuka yg menggeleng. "Adek.."

Hyuka menatap sendu abangnya itu. Ia tersenyum sangat manis. "Abang, kita selesaikan dengan kepala dingin ya.."

"Hyuka.. Gimana cara menyelesaikannya.. Lihatlah siiblis itu membawa pasukan sebanyak itu.." Ucap bumi dengan wajah marahnya.

Hyuka memicingkan matanya. Ia menghirup nafas perlahan. "Moana zie.. Datanglah kepadaku.." Ucapnya pelan.

Lalu tiba-tiba terbukalah portal di belakang mereka. Portal yg melayang dan kabut putih yg bersinar. Disana muncul zie yg memakai gaun putih. Ia tersenyum melihat para bujang raffandra dan ia segera terbang ke depan dekat hyuka.

"Hah!!! Kalian kira bisa kabur dengan adanya peri kecil itu hah? Tidak akan..." Ucap jelly dengan seringainya. "SERANG MEREKA..." Perintah jelly menggema.

Hyuka menatap marah para bawahan jelly, ia mengambil nafas terlebih dahulu. "JANGAN BERGERAK..." teriak hyuka menggema.

Seketika semua bawahan jelly beserta jelly tak bergerak sedikitpun bahkan bola mata mereka.

Savero segera memegang kedua bahu hyuka. "Hyuka... Apa yg kamu lakukan?" Tanya savero dengan suaranya yg bergetar. Rasa takut dan khawatir menyelubungi hatinya.

"Hanya ini satu satunya cara kita bisa selamat kak.." Ucap hyuka dengan mata berkaca kaca. Ia menatap sendu mata savero yg berlinang. Hyuka menggenggam lembut tangan savero.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang