Advendro

88 20 1
                                    

Hyuka sedang duduk di teras rumahnya. Ia memandang jauh ke dalam hutan, berharap ia melihat abang dan kakaknya pulang. Ia menghembuskan nafasnya kasar dan mengerucutkan bibirnya. "Lagi lagi abang sama kakak berbohong.. Ini udah tiga hari dan juga mau sore lagi.. Kapan abang sama kakak pulang?" Gumamnya lirih.

"Sabar aja kenapa sih, boy.. Gua yakin abang lu bakal pulang.." Saut jay yg berdiri di belakang hyuka.

Hyuka menoleh ke belakang. Ia masih mengembungkan pipinya. "Iya ya deh.."

"Nih, jus anggur kesukaan lu.."

Hyuka mengambil jus anggur yg disodorkan jay. "Terimakasih, jay.."

Jay mengangguk dan duduk di samping hyuka. Ia juga ikut meminum jus anggur dan memandang ke depan. "Stage rank A tuh Monster monsternya sangat sangat mengerikan loh.."

"Terus gimana abang ama kakak gua tuh? Mereka baik baik aja kan?"

Jay menoleh ke hyuka dan tersenyum. "Iya, gua yakin abang lu baik baik aja.. Lu lupa abang Jerome ama bang vero emang petarung handal ditambah kak Tristan punya kekuatan mata yg bisa melihat masa depan dan jarak jauh. Kak bumi tak kalah kuat juga, ia bisa Telekinesis sama healer.. Yakinlah mereka team yg tak terkalahkan.."

Hyuka memikirkan kata kata Jay dan mengangguk mengiyakan. "Iya sih.. Tapi kan semua ada ambang batasnya juga.. Gua mohon abang ama kakak tidak terlalu memaksakan dirii.."

"Benar juga, semua kekuatan ada ambang batasnya.. Tapi seandainya kekuatan lu nggak ada efek sampingnya.. Mungkin lu peserta dan petarung terOP di pulau ini.." Puji Jay.

Hyuka tertawa. "Ada baiknya dan ada buruknya juga... Namun di keadaan mendesak gua sangat bersyukur punya kekuatan gua ini.."

Jay mengangguk mengiyakan.

"Hmm... Semua orang kan punya kekuatan khusus.. Kalo lu apa?" Tantan hyuka sembari menoleh ke Jay.

"Gua punya kekuatan mengcopy paste kekuatan musuh gua dan memindahkan objek.." Jawab Jay enteng.

Mulut hyuka langsung membulat mendengar ucapan Jay. "Wow... Itu benar benar kekuatan langka loh.."

"Iya, emang tapi efek sampingnya kurang lebih sama dengan elu.. Makanya gua juga jarang gunainnya.."

"Ouuuh gitu ya... Sayang sekali dah.." Jawab hyuka lesu.

Jay memukul pelan bahu hyuka, hingga mengagetkan yg punya. Hyuka segera memegang jantung. "Oi Jay langkung.. Lu pengin gua cepat mati apa hah?" Tanya hyuka ngegas. "Kaget gua, njir..." Sambung nya lagi setelah menetralisir rasa kagetnya.

Jay tertawa kecil saja. "Makanya jangan sedih mulu ah.. Senyum dong senyum... Ini udah kayak lipatan aja tuh muka.." Omelin Jay seperti emak emak.

Hyuka menghela nafas pelan dan menoleh ke jay, ia tersenyum.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang