Hyuka dan Jay 🐧🦅

113 20 0
                                    

Setelah mengisi perut hingga sekenyang kenyangnya, hyuka dan Jay masuk ke kamar yg hyuka tempati.

Hyuka langsung rebahan. Ia memandangi langit langit kamarnya yg bercat putih. Pikiran hyuka melayang jauh kedepan dan terkadang dia takut sendiri dengan pikirannya. Sungguh sangat ironi. Untuk mengkhayal kan masa depan saja hyuka tidak berani. Takut jika yg diharapkannya tak sesuai dengan ekspetasi nya dan itu akan membuat dirinya terluka. Dan sudah sering terjadi.

Jay yg melihat hyuka yg menatap kosong langit langit. Entah mengapa ia tertarik untuk ikut bergabung. Jay merebahkan dirinya di kasur king size hyuka yg empuk dan lembut.
"Hyuka, apa ada sesuatu yg mengganjal pikiran lu?" Tanya Jay.

Jay memiringkan kepalanya dan menatap wajah hyuka dari samping. "Cih, nih orang nggak kayak manusia serius dah.. Kayak blasteran malaikat aja... Bahkan dari samping cowok nyebelin nih tetap tampan" Puji Jay tidak ikhlas di hatinya. Ia sedari tadi menunggu jawaban dari hyuka yg masih mengunci mulutnya.

"Hyuka!!" Panggil Jay dengan suara yg ditinggikan satu oktaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyuka!!" Panggil Jay dengan suara yg ditinggikan satu oktaf.

"Iya, Jay.." Jawab hyuka pelan namun tak mengalihkan pandangan nya ke langit langit kamar itu.

"Apa sih yg lu liat?" Tanya Jay geram.

"Tidak ada." Singkat, padat, tepat jawaban dari hyuka yg berhasil membuat Jay jengah.

Jay menghela nafas pelan. Ia ikut memandangi langit langit kamar hyuka.
"Kenapa hidup ini berat, ya?" Keluhnya sendiri. Ia juga tak berharap hyuka akan merespon.

Hyuka menoleh ke Jay yg juga menatap langit langit kamarnya. "Iya, menurut gua semua orang ada masalah di hidup mereka masing-masing. Namun mereka ahli dalam menyembunyikan nya." Katanya sembari tersenyum kecut.
Hyuka mengalihkan kembali matanya ke langit langit kamarnya.

"Iya, semua orang memang ada masalah tersendiri tapi kita bisa saling berbagi memecahkan masalah itu, bukan?" Tanya Jay dengan suara yg pelan.

"Apa maksud lu, Jay? Sepertinya lu lagi lagi nyindir gua?" Tanya hyuka sembari tersenyum tipis.

Jay menoleh kembali memandangi wajah hyuka dari samping. "Kenapa sulit banget bagi lu untuk terbuka, hyuka?"

Hyuka juga menoleh ke Jay yg sedari tadi memandanginya. Hyuka menghirup nafas dalam dalam lalu mengembuskannya. "Jadi lu udah tahu? Tanpa gua beritahu ya?"

Jay mengangguk lemah. "Tanda kutukan di lidah lu.. Itu tanda kutukan tingkat tinggi yg akan menghancurkan perlahan lahan penggunanya sendiri"

Hyuka tersenyum tulus. "Iya, lu bener sekali tapi gua bersyukur banget yg kena gua bukan saudara gua, Jay."

Jay hendak protes namun dihentikan oleh hyuka dengan tatapannya.

"Dengarkan dulu.. Tubuh gua udah rusak Jay ditambah tanda kutukan itu, mungkin tubuh ini tak bertahan lama. Gua udah terbiasa merasakan rasa sakit tapi tidak dengan saudara gua yg tak terbiasa dan gua juga nggak mau mereka merasakannya" Lanjut hyuka lirih.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang