Senyuman penuh arti

100 18 3
                                    

"Hyuka..!!!" Teriakan bumi menggema ke seluruh rumah ketika ia tidak melihat adeknya itu tidak dikamar.

Bumi keluar dari kamar, ia berlari ke dapur kembali. "Abang, hyuka nggak ada dikamarnya" Ucap bumi cemas.

"Hah!! Bukannya tadi adek di kamar... " Ucap jerome yg kentara sekali khawatir diwajahnya.

Savero telah memijit pelipisnya. "Kemana lagi hilangnya si bontot itu.."

"Okey... Okey.. Tenang aja, gua cari keluar dulu.." Ucap bumi berusaha menenangkan kedua abangnya yg gelisah.

Bumi berlari keluar, langkahnya terhenti ketika melihat hyuka sedang berbicara dengan moana zie. Bumi melihat hyuka sedang membisikan sesuatu ke telinga moana zie dan bumi juga memperhatikan ekspresi zie yg tampak kaget.

Bumi mempercepat langkahnya. "Hyuka..." Panggil bumi dengan suara baritone nya.

Hyuka segera berdiri dan menoleh kebelakang. Hyuka sedikit kaget namun ia berusaha tenang dan mengulas senyum. "Eeeh,, kak bumi.."

Bumi masih menatap datar hyuka dan moana zie. "Sedang apa kalian?" Tanya bumi masih dengan suaranya yg ngebash.

Hyuka menggelengkan kepalanya. "Aaaah.. Tadi moana zie jangan mampir sebentar kak.. Zie menanyakan keadaan aku saja kok... Iya kan, zie?"

Zie segera melihat ke hyuka lalu ikut tersenyum. "Hehehe... Iya bumi.. Zie hanya khawatir dengan hyuka.. Dan syukurlah, hyuka telah sehat kembali dan ia sudah ceria lagi.." Ucap zie sembari berterbangan kedekat hyuka. Zie menyentuh pipi kemerahan hyuka dan mengelus nya. "Tetaplah tersenyum seperti ini.." Sambung zie dengan senyuman diwajahnya.

Hyuka mengangguk. "Iya zie.. Terimakasih.."

Bumi menghela nafas lega. Sungguh, perasaannya tidak pernah tenang jika itu menyangkut hyuka apalagi ia juga mengobrol dengan biang masalah. "Baiklah, hyuka kesini.."

Hyuka berjalan dan menghampiri kakaknya itu. "Iya kak.."

"Masuk kedalam.. Cuaca masih dingin begini.. Kamu nggak make jaket lagi keluar.. Nanti kalo sakit lagi, gimana?" Omel bumi seperti emak emak.

Hyuka malah ketawa cengengesan melihat kakaknya marah. Hyuka termasuk makhluk aneh, ia bukannya takut jika dimarahi bumi malahan ia senang sekali jika kakanya itu marah. Hyuka memeluk bumi dari belakang lalu mengelus belly kakaknya itu.

Seketika raut marah bumi menguap digantikan senyuman yg sangat manis. Bumi juga mengelus tangan hyuka di perutnya. "Zie, kami masuk dulu.. Kamu mau masuk, nggak?"

Zie segera menggeleng dan kembali tertawa canggung. "Hehehe.. Enggak deh.. Zie pamit dulu ya.." Ucap zie ke bumi dan hyuka.

Hyuka mengangkat kepalanya dibahu bumi lalu ia melempar senyuman penuh arti ke zie. Zie ikut tersenyum lalu ia pergi di balik balik pohon.

Bumi berjalan dengan hyuka masih bergelayutan di tangannya. Mereka akhirnya sampai di dapur dan langsung disambut tatapan horor oleh jerome dan savero serta tristan yg baru bangun tidur karena teriakan bumi.

"Dari mana saja tadi, hyuka?" Tanya jerome berusaha setenang mungkin.

Hyuka tersenyum manis. "Hyuka dari luar bang.. Tadi hyuka nggak sengaja ngeliat moana zie.." Ucapnya seraya melepaskan gandengannya dari bumi.
Hyuka berjalan ke savero yg sedang membersihkan buah buahan. Hyuka sangat tahu abangnya itu pasti menggerutu di dalam hati.

"Abang vero lagi apa? Mau hyuka bantuin?" Tanya hyuka yg telah berdiri disamping savero.

Jerome menghela nafas lelah melihat si bontot yg menganggap semuanya tanpa masalah padahal dia dan yg lain sudah jantungan ketika ia tiba-tiba menghilang seperti itu. Dari pada marah-marah, jerome lebih memilih menata masakan yg ia masak.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang