Kecewa

128 18 4
                                    

Sekarang cahaya matahari sudah naik sepengkalan, para bujang raffandra tengah berkumpul di halaman belakang sembari mengemil cemilan. Savero dan bumi yg sedang kejar kejaran memperebutkan layangan. Jerome dan tristan yg menonton mereka sembari mengemil camilan dan hyuka yg bermain ayunan.

"Bumi.. Pinjamin gua dulu.." Teriak savero sembari mengejar bumi yg masih berusaha menerbangkan layangannya.

"Huu... Nggak mau ah.. Lu bikin sendiri lah.." Balas bumi sembari berteriak.

"Lu beneran adek gua apa enggak sih? Pelit banget jadi manusia.." Ucap savero yg masih mengejar bumi.

Jerome yg melihat kedua adeknya hanya merolle matanya. "Savero kalo sama bumi, hilang introvert nya ya.."

Tristan terkekeh kecil. "Hahaha.. Iya kak.. Always baku hantam kalau udah berdua tuh.."

Lalu Jerome melirik hyuka yg hanya senyum senyum sembari bermain ayunan. "Hyuka ya.. Adek mau cemilan?" Teriak Jerome ke adek bungsunya itu.

Hyuka berjalan ke abangnya itu, lalu mengambil eskrim cup kecil. "Abang hyuka mau eskrim aja ya.."

Jerome mengangguk. "Yaudah ambilah.."

Hyuka tersenyum manis lalu menoleh ke tristan yg masih memperhatikan savero dan bumi yg lagi bergelut. "Kakak, enggak gabung?" Tanya hyuka sembari menggigit eskrim nya.

Tristan juga menoleh ke hyuka. "Enggak ah.. Malas nanti keringatan.."

Hyuka tercengang. "Dih, tumben.. Yaudah abang ama kakak main badminton aja deh.. Biar adek yg jagain cemilan ini.."

Jerome tersenyum jahil. "Okey.. Gimana Tristan? Lu berani main ama abang?"

Tristan juga ikut tersenyum miring. "Yaelah.. Nanti lu yg bakal kalah bang.. Lu kan udah bangkotan.."

Jeromen memiting leher Tristan disamping nya. "Sembarangan lu ya.. Coba aja dulu deh.. Baru lu sombong.."

Tristan melepaskan pitingan abangnya lalu mengambil raket dan mengarahkannya ke Jerome. Jerome tak mau kalah, ia juga mengambil raketnya lalu ikut mengacungkan ke arah Tristan. Mereka berdua berjalan ke tanah lapang di depan halaman mereka. Hyuka hanya bertepuk tangan menyemangati abang dan kakaknya.

Jerome dan Tristan akhirnya bermain badminton walau mereka berakhir seri dan pertandingan mereka diulang kembali sampai keluar pemenangnya. Sedangkan savero telah berhasil merebut layangan dari bumi. Savero menerbangkan layangan itu tinggi. Mereka berdua tersenyum bangga melihat layangan mereka mengudara dilangit biru. Hyuka hendak mendekati savero dan bumi yg tak jauh dari nya namun langkahnya terhenti ketika melihat bayangan manusia di balik semak semak. Hyuka sempat ragu namun instingnya mengatakan kalau ia harus melihat siapakah manusia itu.

"Tadi itu siapa ya?" Gumam hyuka lirih.

Hyuka mengikuti jejak langkah kaki orang tersebut dan betapa terkejutnya hyuka melihat punggung seseorang yg berjalan menjauh dari rumahnya. "Jay..." Panggil hyuka.

Sontak yg dipanggil menoleh ke hyuka. Jay mempercepat langkahnya. "Aaiish sial.. Kok bisa ketahuan sih.." Ucap Jay lalu berlari menjauhi hyuka yg berjalan cepat kearahnya.

"Jay.. Tunggu bentar... Jay.." Teriak hyuka yg melihat Jay berlari menjauh darinya. Hyuka memegangi dadanya. "Nggak apa apa nggak sih, kalo aku lari dikit aja.. Semoga aja nggak collaps nih.." Gumamnya lirih. Hyuka akhirnya berlari mengejar Jay karena kakinya yg panjang, hyuka tak butuh waktu lama sampai dibelakang Jay. Hyuka meraih bahu Jay hingg Jay jadi berhenti.

Jay diberhentikan oleh hyuka terkaget. Ia segera menepis tangan hyuka yg ada di bahunya. "Lu kenapa sih? Ngapain ngejar ngejar gua segala? Dan satu lagi, lu bukannya nggak boleh lari, bego.." Teriak Jay yg melihat hyuka bernafas terputus putus.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang