Sudah tiga hari berlalu ketika hyuka pulang dari rumah sakit. Dan tiga hari pula, hyuka hanya berbaring ditempat tidur. Ia hanya terbangun beberapa jam lalu tertidur lagi.
"Abang.." Panggil hyuka ke savero yg ternyata tertidur disamping nya.
"Kenapa dek?" Tanya Tristan yg baru masuk kamar.
Hyuka tersenyum samar ke kakaknya itu. "Kak, bantu hyuka duduk."
Tristan meletakkan bubur yg baru dimasak Jerome dan bumi. Ia segera duduk disamping hyuka yg tidur. Tristan mendudukkan hyuka dan hyuka bersandar di kepala ranjangnya. "Kakak, bawa apa?" Tanya hyuka dengan senyumannya.
"Tristan mengambil bubur yg ia letakkan di nakas tadi. " Adek, makan dulu yuk.. Udah kesiangan adek makannya nih.."
Hyuka mengangguk.
Tristan menyuapkan hyuka dan hyuka menerimanya. Hingga semua bubur itu akhirnya habis. Tristan juga membantu hyuka minum.
"Wuah, adek kenyang kak.." Ucap hyuka sembari tersenyum.
Tristan juga ikut tersenyum. Ia menatap sendu adeknya itu. "Adek, udah enakan sekarang?" Tanya Tristan.
Hyuka mengangguk. "Iya, kak.. Udah mendingan.." Jawab hyuka pelan. Ia lalu menoleh ke sampingnya. "Abang vero.." Panggil hyuka sembari menepuk pelan lengan savero.
Savero terbangun dari tidurnya lalu melihat hyuka dengan cemas. "Maaf, dek.. Abang ketiduran.. Ada apa, sayang?"
Hyuka menggeleng. "Kita keluar yuk.. Hyuka bosan didalam.."
Savero segera memdudukan dirinya. "Adek belum benar-benar sehat... Diluar lagi turun salju.."
Hyuka menggeleng. "Tidak apa apa kak.. Hyuka pengin lihat salju.."
Savero mengangguk. "Baiklah, bentar aja ya.." Ucap savero sembari membantu hyuka berdiri.
Tristan mengambil mantel berbulu lalu memakaikan ke hyuka. Setelah cukup hangat dan rapi, savero membimbing hyuka dan keluar kamar.
Jerome dan bumi terkaget melihat hyuka udah keluar kamar. Bumi berlari kearah hyuka. "Adek ngapain keluar?"
"Adek bosan dikamar kak.. Adek mau main salju.."
Jerome pun menganga mendengar permintaan adeknya itu. "Jangan dulu ya dek.."
Hyuka cemberut. "Bang, kemaren kita nggak jadi ke pantai masa sekarang juga nggak boleh adek ngeliat salju.. Nanti abang nyesel loh.."
Wajah Jerome langsung berubah merah. "Adek, ngomong nya jangan seperti itu.. Nggak lucu sama sekali.."
Wajah hyuka bertambah cemberut. "Habis abang sih.. Nggak boleh semuanya.."
Savero mengelus rambut hyuka. "Yaudah, tapi hanya sebentar ya.. Kalo abang bilang udah.. Adek nggak boleh ngebantah lagi.."
Hyuka mengangguk. "Eung..." Jawabnya senang sembari mengelus belly abangnya.
Mereka berlima akhirnya keluar dari rumah dengan mantel tebal masing-masing. Bumi dan Tristan berlari kedepan halaman yg sudah berubah jadi lautan putih. Bumi melemparkan bola bola salju yg ia buat ke Tristan dan Tristan juga membalasnya. Hyuka yg melihatnya juga ingin ikut namun disambut gelengan oleh savero.
Savero masih menggenggam tangan hyuka, mereka duduk di bangku dan hanya menonton saja. Jerome yg melihat hyuka yg ingin bermain salju akhirnya berinisiatif menggumpal kan salju salju itu hingga jadi bola dan memberikannya ke hyuka.
"Ini buat adek.." Ucap Jerome sembari tersenyum.
Hyuka menatap seolah tak percaya. Ia dengan senang hati menerima bola salju itu dan memandangi nya sembari tersenyum. Lalu tiba-tiba ide gila muncul , hyuka tersenyum jahil dan setelah itu ia lemparkan ke bumi dan sialnya langsung kena kepala bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...