Abang, tidak akan mengerti!!!

126 21 10
                                    

Jerome, bumi dan Tristan sudah selesai dari acara mandi mereka. Wajah yg semalam penuh kesedihan sekarang digantikan oleh senyuman. Tristan yg membawa ikan berlari ke savero yg masih saja memperhatikan hyuka tidur.

"Bang vero.. Ini kami bawa ikan segar.. Kita bakar aja ya.." Kata Tristan yg sontak mengalihkan perhatian savero ke dirinya.

Savero tersenyum tipis. "Iya, bakar aja.."

Jerome dan bumi telah sampai di hadapan mereka. "Vero, lu mandi dulu gih.. Biar bumi yg jagain adek.. Abang ama tristan yg masak."

Savero mengangguk mengiyakan. Ia berjalan dengan gontai ke arah sungai yg dangkal. Savero membersihkan badannya ke air sungai yg jernih. Sesekali matanya melihat saudaranya yg sedang sibuk memanggang ikan dan bumi yg tiduran di samping hyuka.
"Oh Tuhan.. Tolong sembuhkan adekku..
Sehatkan lah dia selalu.. Sungguh, aku nggak kuat lagi melihat dia kesakitan.. Aku mohon Tuhan.." Pinta savero sungguh sungguh.

Setelah memastikan dirinya bersih, savero mengganti bajunya dan kembali ke saudara saudaranya.
"Abang udah masak ya?" Tanya savero.

Jerome tersenyum ke arah savero yg telah segar. "Udah, vero.. Yuk dimakan.. Lu pasti lapar kan?" Tanya Jerome sembari menyodorkan ikan bakar buatannya dengan tristan.

Savero menerimanya dengan senang hati. Ia melihat bumi dan tristan yg sedang melahap ikan bakarnya masing-masing. Savero ikut menggigit ikan bakar nya. "Hmmm.. Enak bang.." Kata savero dengan senyumannya.

Bumi yg duduk di samping tristan memperhatikan savero yg tersenyum palsu. "Bang vero, berapa kali gua bilang jangan salahin diri lu sendiri.. Lu harus lebih kuat buat ngelindungin adek lu bang.."

Savero yg mendengar nya tersenyum tipis. "Iya, bumi.. Gua paham.."

Jerome menghela nafas dalam. "Sekarang udah jam dua siang, si bontot masih belum bangun"

"Hari ini kita istirahat aja ya bang.. Kita disini aja, jangan kemana kemana.." Ucap tristan sembari menoleh ke Jerome.

Jerome mengangguk. Ia memandangi lama hyuka yg tertidur di depan mereka di bawah pohon rindang. "Baiklah.. Kita akan melanjutkannya kalo hyuka benar benar sembuh.." Putus Jerome sebagai kakak tertua.

Savero ikut memandangi hyuka yg tidur tanpa bergerak. Biasanya hyuka yg tidur seperti orang main bola sekarang benar benar diam. Sesekali bumi dan savero ganti gantian mengecek keadaan hyuka.

"Bang, setelah misi ini kita harus mencari cara secepat nya bagaimana cara keluar dari pulau ini ya?" Kata bumi ke savero dan Jerome yg duduk bersebelahan.

"Iya, abang juga lagi memikirkan nya" Saut Jerome.

"Bener, kita semua tidak dalam kondisi fit.. Jujur saja kan, badan kalian semua sakit sakit semua kan?" Tanya savero.

"Iya bang.. Badan gua encok encok semua" Jawab tristan pelan.

Bumi menghela nafas panjang. "Bisa gila gua lama lama disini. Setiap harinya, gua nggak pernah tenang bahkan tidur pun gua nggak pernah nyenyak.. Gua takut, bang" Ucap bumi sembari menunduk dalam.

Tristan menepuk pelan paha bumi. "Sama kak.. Tapi harus kita lalui bersama sama ya.." Ucap tristan pelan.

Bumi menatap mata tristan yg sedang memandangi nya. "Iya, tristan." Jawab bumi mantap.

"Eeeuuungg..." Erangan kecil dari seseorang yg tidur di bawah pohon rindang.

Semua atensi mata langsung beralih ke hyuka. Hyuka bergerak setelah hampir sehari semalam tak bergerak sedikit pun.
Bumi hendak mengecek adeknya namun di hentikan oleh savero.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang