Aku akan melindungi mu

139 25 4
                                    

"Jangan sentuh adek gua....!!!!" Teriak savero sekencang kencangnya hingga menggema ke seluruh reruntuhan tersebut. Savero berlari sekuat tenanganya, ia berusaha menggapai punggung hyuka namun tak tergapai oleh savero.

"Tidak.....!!!" Teriak savero histeris.

Lalu tiba-tiba muncul bunga api berbentuk burung Phoenix yg menyerang monster kelelawar itu hingga membakar habis monster kelelawar itu.

"Adek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Adek...!!!?" Panggil savero agak tinggi.

Hyuka yang masih berdiri menoleh ke savero. Ia tengah syok berat hingga ia tak tahu harus merespon seperti apa. Hyuka menatap kosong savero.

Savero yg melihat adeknya syok berat lalu memeluk hyuka. "It's okay... Tidak apa apa.. Disini ada abang.. Tidak apa apa.. " Ucap savero menenangkan hyuka yg masih mematung. Savero merasakan tubuh hyuka yg gemetaran.

Jay yg tadi terjatuh ke tanah lalu berdiri. Ia menatap kedua adek kakak yg sedang berpelukan. "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa.. Tadi hampir saja..."runtuknya dalam hati.

Savero masih memeluk hyuka, ia mengelus lembut rambut cokelat hyuka. " Hyuka.. Tenanglah.. Tidak apa apa lagi.. Okey.. Tenanglah.. Bernafas lah perlahan lahan.." Ucap savero dengan lembut.

Hyuka merasa sudah tenang. Ia membalas pelukan savero sebagai bentuk jawaban. Hyuka mulai bernafas perlahan lahan. "Abang.. Hyuka, baik baik aja.." Ucapnya pelan.

Savero melepaskan pelukannya. Ia menghapus keringat yg menetes di pelipis hyuka. "Syukurlah, adek baik baik aja kan.. Syukurlah.. "

Hyuka tersenyum sebagai balasannya. Hyuka menoleh ke jay yg berjalan menghampiri nya. "Jay, lu nggak papa kan? Ada yg luka?" Tanya hyuka cemas.

Jay segera menggeleng. "Gua nggak papa.. Bisa bisanya lu mencemaskan gua.. Seharusnya gua yg nanya lu nggak papa kan?" Omel Jay yg sedikit ngegas.

Hyuka tersenyum simpul. "Gua hanya sedikit kaget aja.."

"Kita harus keluar dari sini secepatnya" Ucap savero tegas.

"Tapi bang vero, kita baru membunuh satu monster.. Masih ada dua lagi yg belum" Sela Jay.

"Persetan dengan misi sialan itu.. Gua nggak peduli sama sekali.. Yg jelas kita harus keluar dulu" Ucap savero marah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang