Berjarak

120 20 5
                                    

Hyuka berusaha sekuat tenaga untuk tidur namun sialnya ia sama sekali tidak bisa tidur. Bumi dan tristan masih duduk di samping hyuka sedangkan savero sudah kembali ke tempat asalnya tadi.

"Savero..." Panggil Jerome ke savero yg masih diam.

Savero menoleh ke abang nya. "Iya bang"

Jerome menghela nafas pelan. "Tidak jadi." Dari pada salah bicara, Jerome lebih memilih diam saja. Ia akhirnya mengambil bubur instan yg ia bawa.
Jerome menyeduh bubur itu dengan air panas yg telah ia masak.

Jerome membawa bubur itu ke hyuka yg masih tidur. Jerome menyentuh paha hyuka untuk membangunkan nya. "Hyuka ya.. Makan dulu gih, adek belum makan dari kemaren... Nanti malah nambah sakit loh.."

Hyuka menggeleng tanpa membuka matanya. "Nggak mau... Biarin aja.." Jawabnya ketus.

Jerome langsung memicingkan matanya menahan emosinya. "Ayolah dek.. Dikit aja ya.." Bujuk Jerome.

Hyuka hanya diam mengacuhkan abang sulung mereka. Ia masih dalam keadaan bete' banget dan emosi negatif yg selama ini ia tekan akhirnya mencuat. Ia mencoba meredam nya kembali.

"Dek.. Bangun bentar doang ya.." Bujuk bumi yg ikut membantu abang sulung mereka.

Tristan yg bosan, akhirnya mencoba mendudukan hyuka. Hyuka dibuat terkejut oleh tangan kekar tristan yg merangkul tubuhnya. "Adek.. Kalo mau marah, marahlah.. Tapi makan harus.. Nggak boleh bilang enggak" Ucap tristan tegas.

Bumi dan Jerome di buat tercengang. Tristan memang susah di tebak.

Tristan merebut bubur di tangan Jerome. Ia menyuap kan hyuka. "Aaaaa" Ucap Tristan supaya hyuka membuka mulutnya.

"Adek bisa sendiri" Tolak hyuka.

"Aaaa" Ucap Tristan kekeh.

Hyuka pasrah, ia membuka mulutnya. Dengan penuh kasih sayang, Tristan menyuapkan adeknya itu.

"Hmm.. Pahit" Kata hyuka, ia mengernyit tidak suka.

"Nggak papa.. Telan aja" Tegas Tristan lagi.

Setelah beberapa menit, bubur yg dimasak Jerome telah berpindah ke perut hyuka. Hyuka tersenyum senang. Walau tak enak namun perut nya kenyang dan hatinya jadi senang lagi.

Tristan ikut tersenyum. "Murah banget ngembaliin mood nih bocah.." Ucapnya dalam hati.

Bumi menyodorkan air putih ke Tristan dan Tristan menerimanya. "Nih, minum.. Sudah ini, tidurlah lagi.." Ucap Tristan bernada perintah.

Hyuka mangut mangut, ia menerima air putih di tangan Tristan lalu meminumnya. Setelah minum, hyuka merasa matanya berat sekali. Tanpa ia sadari, ia telah merebahkan dirinya. Bumi segera menangkap tubuh hyuka, hyuka tersenyum tipis lalu kesadaran nya hilang. Jerome menyentuh pipi hyuka, ia merasa dingin. Tristan menatap cemas hyuka.
"Adek kenapa lagi bang? Buburnya nggak kadarluarsa kan?" Tanya Tristan ke Jerome.

Jerome hendak meninju mulut kurang ajar Tristan. "Enak aja lu ngomong ya.. Ya enggak lah.. Adek kelelahan aja.." Jawab Jerome.

"Bumi, hyuka kenapa?" Tanya savero tiba tiba yg sudah berada di samping bumi.

"Kelelahan bang" Jawab bumi singkat.

Savero menyentuh tangan hyuka. Dingin.
Savero mengambil selimut dan jaket Tristan. "Bumi, tolong rebahin lagi hyuka." Perintah savero.

Savero menyelimuti hyuka, ia ikut merebahkan dirinya. Savero membawa tubuh hyuka untuk lebih dekat lagi dengan dirinya. Savero memeluk erat hyuka supaya tubuhnya lebih hangat.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang