Akhirnya!!! 🦊🐰🐻🐿🐧

169 33 2
                                    

Para bujang Raffandra telah mengitari supermarket yg tak terlalu besar namun mereka tak menemukan hyuka.

"Bang, sepertinya kita harus keluar dari sini. Hyuka mungkin udah keluar dari kota ini kali" Ucap bumi sembari menatap kedua abangnya.

"Sepertinya emang gitu deh, udah hampir satu jam kita putari tempat ini namun emang nggak kelihatan tuh bocah" Saut tristan mengiyakan ucapan bumi barusan.

Savero dan Jerome saling memandang lalu mengangguk.
"Baiklah, kita keluar kota. Kita cari bareng bareng aja biar nggak kepisah, okey!!" Perintah savero.

"Oh my god,, dimana lagi tuh bocah..
Benar benar berbakat tuh bocah bikin orang khawatir" Gerutu jerome mendahului ketiga adeknya.

Bumi menyamakan langkahnya ke abang sulung mereka. "Bang, jangan gitu deh.. Anak anak emang suka berkeliaran loh.. Jadi udah wajar aja.. "

Jerome melihat adeknya bingung. "Tumben lu bela adek lu.. Biasanya kan lu suka ngejek adek adek lu? "

Bumi tertawa renyah. "Hehehe.. Enggak kok palingan tristan doang.. Kalo hyuka mah gua sayang banget ama tuh bocah.."

"Ya.. Ya... Lu mah pilih kasih.. Lagian gua lihat lihat lu kayaknya juga sering tuh ngejek hyuka.. Dia mah gaya gaya-an aja bang.. Jangan di percaya.. " Balas tristan dari belakang.

Bumi yg nggak Terima lalu nunjuk tristan. "Eh.. Lu nggak di ajak ya.. Diam aja lu" Saut bumi lalu ia mencibir.

Savero hanya menatap jengah bumi. Ia sering mempertanyakan kenapa bumi itu berbeda diantara mereka berlima. Sifat bumi yg nyebelin, tidak mau tenang dan emosian. Namun terkadang bumi adalah orang yg paling peduli dengan saudara saudara nya.

"Udahlah, tristan.. Jangan ditanggapi.. Yg waras aja ngalah.. " Kata savero sambil menepuk bahu tristan.

"Iya, bang.. " Jawab tristan sambil mendongak menatap abangnya yg paling tinggi.

"Tristan, lu nggak capek?" Tanya savero masih merangkul adeknya.

"Sedikit bang. Abang capek nggak?" Tanya tristan balik.

Savero mengangguk. "Iya, abang capek juga. Tapi kita harus bertahan ya. Tristan kalo nggak kuat, biar abang gendong ya" Ucap savero sembari menampilkan senyumannya. Lesung pipi bersarang indah di wajahnya.

"Enggak kok bang.. Fisik gua kuat loh bang.. Abang lupa ya?"

Savero tertawa. "Eh iya lu kan anak taekwondo, pasti stamina lu udah terjamin ya.. Lupa abang.. "

Tak terasa mereka sudah sampai di tengah hutan. Mereka tetap awas dengan keadaan. Masih berharap jika bisa bertemu dengan adek bungsu mereka.

Lalu tiba-tiba terasa bagi mereka goncangan yg menggoyang kan pepohonan.

"Apa itu?" Tanya tristan entah ke siapa.

"Ayo kita lihat" Ajak Jerome. Mereka berlari ke arah suara bising yg semakin lama semakin kencang. Namun betapa terkejutnya mereka melihat apa yg terjadi di sana.

🌴🌴🌴

Cahaya senja semakin tenggelam dengan gelapnya malam. Hyuka dan Jay mempercepat langkahnya namun tiba-tiba aura disana menjadi gelap. Bahkan udara di sana membuat mereka merinding.

"Hyuka, ada sesuatu yg akan datang nih.. Kita harus waspada" Kata Jay sembari melihat ke sekitar nya.

Hyuka mengangguk. "Jay ayo kita lari saja"

"Hah!! Lu gila apa? Lu kan nggak boleh lari, nanti malah terjadi apa-apa.."

"Gua sehat.. Nggak bakal terjadi apa-apa.. Percaya ama gua.." Ucap hyuka berusaha menyakinkan Jay.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang