Suasana dalam mobil sangat hening. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Anna fokus dengan ponsel di tangannya begitu juga Ryann yang fokus dengan tabletnya.
Anna tidak tahu kemana tujuan mereka saat ini. Karena sebelum berangkat. Ia melihat Dion alias seseorang yang selalu berada di dekat Ryann berbicara dengan sopir mereka saat ini yang sedang memasukkan barang-barang mereka ke dalam bagasi mobil.
Mobil berhenti tepat di depan sebuah rumah. Hmm, bukan. Lebih tepatnya rumah megah bak istana.
"Turun." Kata orang di di sebelahnya. Anna mengikut saja tidak bersedia membalasnya.
Mereka turun dan masuk ke dalam. Beberapa orang dengan pakaian seragam layaknya seorang pelayan berbaris dengan rapi di antara pintu yang terbuka lebar.
"Waktuku sangat berharga. Lebih cepat jalannya!" Protes Ryann dari depan lift sudut ruangan.
"Salah siapa coba jalannya jadi lama begini." Cibir Anna berusaha jalan secepat mungkin. Karena rasa perih di antara pahanya.
Pintu lift terbuka. Mereka pun masuk ke dalamnya. Dion hanya mengantar sampai lift saja. Dia tidak ikut sampai ke atas.
Tepat di lantai empat lift itu berhenti dan terbukalah pintu. Anna mengikuti Ryann yang jalan lebih dulu. Ia hanya membuntuti saja. Sampai Ryann membuka sebuah pintu besar hingga memperlihatkan sebuah kamar dengan luas yang tidak bisa disebut sebagai sebuah kamar pada umumnya.
Anna cukup terpukau. Hanya saja ia juga bisa membuat kamar seluas ini. Namun, ia lebih memikirkan akan fungsi dari yang dibutuhkan.
"Ini kamar kita. Sudah ada pakaian wanita di dalam wardrobe. Jadi, kau bisa buang pakaianmu." Ucapnya dengan santai.
"Enak saja! Pakaianku saja paling murah dua setengah juta. Situ mampu tidak, punya baju harga segitu?"
"Kau pikir?" Ryann mengangkat alisnya.
"Kau pikir apa?" Ejek Anna melipat kedua tangannya menantang. "Rumah ini juga bukan punyamu kan? Pasti masih nyicil kan?" Sarkasnya. "Jangan sombong deh jadi manusia!" Lanjutnya.
Ryann mengambil dompet dari dalam saku celananya. Ia mengambil kartu unlimited kepada Anna. Anna mengerutkan keningnya.
"Untuk apa? Aku tidak butuh." Tolaknya.
"Cuma kasih lihat. Bukan kasih. Jangan terlalu percaya diri jadi manusia." Balas Ryann seraya meninggalkan Anna yang masih dengan kesalnya menahan amarah kepadanya.
"Dasar manusia gila!" Teriaknya kesal.
•••~~~~~•••
•••~~~~~•••
Malam harinya, Ryann melihat Anna yang masih duduk di sofa dengan wajah yang sudah terlihat lelah dan mengantuk. Namun, masih dipaksa untuk ditahan untuk tidur.
"Kalau kau ngantuk, tidur bodoh!"
Anna melempar bantal ke arah Ryann yang sedang duduk bersandar pada sandaran ranjang di atas ranjang."Jangan mengatai ku bodoh!" Kesalnya.
"Kalau kau tidak merasa bodoh, kau bisa tidur. Sisi kiri kosong." Ryann memberitahu bahwa sebelahnya kosong. Sekaligus menempatkan Anna untuk tidur satu ranjang dengannya.
"Kau hanya mampu beli rumah satu kamar ya?"
"Tidak."
"Lalu, dimana kamar lainnya? Bawa aku ke sana. Aku tidak mau tidur seranjang dengan manusia gila."
"Ingat formalitas."
"Ini juga namanya malah melebihi dari kata formalitas. Bahkan, apa yang kita lakukan semalam tidak sepatutnya dilakukan!"
"Sudah terjadi."
"Hah?" Anna tidak menyangka Ryann akan sesantai itu membalasnya.
"Sudahlah, jika lelah kau bisa tidur di sisi kiri ranjang." Ucap Ryann sebelum membenarkan posisi tubuhnya untuk tidur dan menaruh tabletnya di atas nakas.
Anna yang memang sudah merasa lelah juga tidak punya pilihan lain. Sebelumnya ingin tidur di sofa saja. Namun, tidak ada salahnya juga kalau tidur seranjang dengan manusia gila itu, katanya.
Secara mereka sudah melakukan hal yang suami istri pada umumnya lakukan. Jadi, tidak masalah bukan. Demi tidur yang nyaman harus memaksa kehendak. Daripada tidur dengan badan pegal-pegal karena di sofa.
Anna menaruh guling di tengah antara mereka sebagai pembatas area ranjang mereka. Sebagai jaga-jaga saja. Meskipun tidak tahu apa dampaknya jika salah satu diantara mereka ada yang melewati batas.
Bersambung.
Terima kasih ya yang sudah baca episode terbaru 💙
Andreana Salma Vs Dokter Ryann
Semoga kita bisa langgeng sampai karya ini tamat ya...💚
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian...💜
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...