Survey untuk hari ini telah selesai. Anna telah kembali menuju hotelnya lagi. Ia memperhatikan layar tabletnya dimana menunjukkan beberapa foto hasil survey kantor yang telah ia lakukan tadi. Foto-foto itu menjadi acuan Anna untuk memilih tempat yang mana yang akan dipilih.
"Nis…" Panggil Anna menoleh ke sebelahnya.
Nisa menatap Anna. "Iya, nona?"
"Bisa bikin makanan ini, tidak?" Tanya Anna yang memberikan sebuah foto makanan kepada Nisa.
Nisa melihat layar tablet yang ditunjukkan kepadanya. Nisa mengerutkan keningnya. "Maaf, nona. Saya tidak bisa membuat seblak."
"Tapi, aku ingin ini. Kamu tolong bikinin ya." Pinta Anna dengan wajah melas.
Nisa merasa heran dengan sikap nona mudanya yang berbeda dari biasanya. Nia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak terasa gatal.
"Hmm…, gimana ya nona?" Nisa menjadi bingung. "Saya…, saya tidak bisa bikin seblak." Jujur Nisa lagi.
"Yah…, aku gimana? Aku mau makan ini." Paksa Anna menunjukkan foto makanan yang sama.
"Nona, ingat nona sedang hamil. Seblak itu makanan pedas. Tidak baik untuk kandungan, nona." Nisa mengingatkan. "Lagipula bukankah nona tidak menyukai makanan yang tidak sehat?" Nisa mencoba mengingatkan Anna akan kebiasaannya yang juga menerapkan hidup sehat. Walaupun kadang ada hari dimana Anna melakukan cheat day.
"Hmm…, tidak apa-apa. Sekali-kali tidak ada salahnya kan?" Anna tersenyum penuh kemenangan.
Nisa menghela nafasnya berat. Terpaksa sepertinya ia harus membuatkan seblak untuk atasannya itu yang kemungkinan sedang ngidam berat.
"Nona, mungkin kalau kita sedang ada di Indonesia saya masih bisa cari cara untuk bikin seblak sesuai keinginan, nona. Tapi…" Nisa menghentikan ucapannya. Merasa kasihan dengan wajah Anna yang tampak sangat menginginkan makan seblak.
"Nis, kamu harus buatkan aku ini." Paksa Anna lagi.
"I-iya, tapi saya tidak bisa masak, nona." Nisa mengingatkan Anna lagi mengenai kejadian dimana Nisa mencoba untuk membuat makan malam berupa Ramen.
"Tapi, aku mau kamu yang buat, nis. Malam ini kamu buat makanan ini ya untuk makan malam kita." Titah Anna. Nisa tersenyum kikuk menjadi bingung ingin menjawab apa. "Oh iya, ini tadi namanya apa?" Tanya Anna lagi. Lupa dengan nama makanannya.
"Seblak, nona." Balas Nisa.
"Oke, seblak. Malam ini kamu buatkan seblak ya. Tidak ada penolakan." Ucap Anna penuh penekanan.
"Nona, untuk bahannya bagaimana ya? Ada beberapa bahan yang hanya ada di Indonesia."
"Ya aku tidak mau tahu. Malam ini, dua mangkuk seblak harus ada di meja makan. Oke." Anna mengedipkan sebelah matanya.
Nona tolong jangan siksa saya. Saya saja tidak bisa masak ramen yang waktu itu. Apa kabarnya dengan seblak? Batin Nisa menggerutu dengan permintaannya Anna yang dikatakan sangat sulit untuknya.
Di sisi lain. Di sebuah lobby Apartemen. Ryann juga telah sampai. Ia masuk bersama Dion menuju lantai dimana unit Apartemen Ryann berada.
Di dalam ada Andres, serta pengawal lainnya. Apartemen Ryann sangat luas. Sehingga cukup untuk mereka semua tinggal di Apartemen itu. Bahkan, lebih dari cukup.
Ryann masuk ke dalam ruang kerja yang ada di Apartemen itu. Memanggil Andres untuk masuk ke dalam ruangannya juga.
"Bagaimana?" Tanya Ryann singkat.
"Nona sudah masuk ke dalam kamar hotelnya, tuan. Tidak ada aktivitas lainnya."
"Baiklah. Terus pantau dia."
"Baik tuan muda."
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...