Di Jakarta. Aktivitas kembali seperti biasanya. Tidak lagi dalam pantau memantau. Tetapi kembali ke kehidupan nyata. Dimana banyak pekerjaan yang sudah menunggu untuk diselesaikan oleh Ryann.
Satu persatu Ryann selesaikan dengan segala bantuan yang ada. Baik masalah pertemuan. Semua pertemuan sudah diatur sedemikian rupa dalam seminggu ini jadwal Ryann akan padat.
Minggu depan sudah diatur untuk jadwal kontrol pasien yang memang memiliki masalah pada jantungnya. Selebihnya ia akan melakukan pekerjaannya seperti biasa.
Di kantor cukup sibuk keadaannya. Karena banyak laporan yang belum diperiksa, masih perlu direvisi dan belum ditandatangani.
"Saya permisi sebentar, tuan muda. Ada yang harus saya bicarakan dengan bagian marketing." Ucap Dion.
"Hmm. Berikan laporan yang kemarin juga sudah aku tandatangani." Balasnya seraya menatap beberapa tumpukan berkas di meja sebelahnya.
"Baik tuan." Dion yang sudah paham. Langsung mengambil berkas bagian marketing di meja sebelah tuannya.
Dion membuka pintu dan keluar dari ruangan Ryann. Di depan pintu ruangan sudah ada salah satu staf sekretaris yang sepertinya ragu untuk mengetuk pintu. Dia pun menjadi canggung ketika berhadapan langsung dengan Dion.
"Ada apa?" Tanya Dion langsung dengan wajah datarnya.
"Hmm…, i-itu tuan. Ada Nona Arselia di ruang tunggu." Ucapnya.
Dion mengerutkan keningnya. "Bukankah sudah diblacklist kehadirannya ke kantor ini?" Heran dengan yang sudah terjadi.
"Pihak front office sudah melarangnya, tuan. Hanya saja Nona Arselia tetap bersikeras untuk masuk." Jelasnya.
"Baiklah. Biar saya yang urus." Ucap Dion tidak ingin masalahnya tambah panjang lagi.
"Terima kasih tuan." Ucap staff sekretaris itu berterima kasih.
Karena setidaknya ia tidak akan diberikan ancaman pemecatan oleh yang berada di dalam ruangan. Bisa saja bukan lagi sebuah ancaman apa lagi teguran. Melainkan pemecatan secara nyata di saat itu juga.
"Lain kali lebih tegas dalam mengusir orang ini. Kalau perlu buat saja peraturan tertulis untuk mengusir orang ini dari kantor bagi siapapun yang melihat orang ini di kantor." Tegur Dion kepada staf sekretaris itu. Setelah itu pergi meninggalkan staff sekretaris itu seorang diri yang masih dalam keadaan tidak mengerti dengan perkataan Dion.
Kenapa jadi aku yang salah? Bukannya yang salah bagian front office di bawah? Batin staff sekretaris itu.
Setelah Dion memberikan berkas, serta memberitahu sesuatu hal penting kepada bagian marketing. Dion langsung menemui seseorang yang tengah menunggu di ruang tunggu.
"Dion…" panggil Arli yang memang sudah mengenal Dion.
"Maaf nona. Ada keperluan apa datang kemari?" Tanya Dion to the point. Dengan tatapan tidak suka.
"Aku ingin bertemu dengan Ryann." Ucapnya.
"Tidak bisa, nona. Tuan muda Ryann sedang sibuk." Tolak Dion. Melarang Arli bertemu dengan Ryann.
Sebab tidak ada hal penting juga untuk dibahas jika bertemu. Selebihnya tidak ada hubungan apapun yang mendukung diantara mereka yang dapat digunakan untuk tetap menjalin pertemanan.
Dion ingin mempertahankan prinsip tuannya. Dimana ia sudah dikecewakan oleh satu orang. Tidak ada kesempatan kesekian kalinya untuk orang itu masuk kembali kedalam kehidupan pribadi sang tuan.
"Oh, begitu ya. Baiklah, lain kali aku akan datang kembali." Ucap Arli dengan raut wajah kecewa. "Oh iya, aku hampir lupa. Tolong berikan ini untuknya ya." Arli memberikan sebuah paper bag untuk Ryann. Dion menerimanya.
"Baik nona." Tetap santai meskipun dalam hatinya Dion kesal.
"Terima kasih." Arli pun melenggang pergi.
Dion dengan perasaan kesal dan tidak terima wanita yang sudah mengecewakan tuannya berusaha mendekat lagi. Langsung saja Dion memberikan paper bag itu ke orang yang dekat sana. Dimana sedang ada yang membersihkan lantai. Dion memberikan paper bag itu kepadanya.
"Terima kasih, tuan." Ucapnya dengan senyuman senang. Dion mengangguk seraya lanjut jalan menuju ruangan tuan mudanya lagi.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...