65. Rewind (2)

27K 883 12
                                    

"Good Afternoon, nona."
(Selamat siang, nona.)

Sapa Tuan muda Presiden Direktur seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Anna.

Anna tersenyum kecil. Terkekeh geli melihat orang yang ada di hadapannya. Ia membalas uluran tangan orang di hadapannya.

"Tidak usah sok pakai bahasa Inggris." Ejek Anna.

Orang dihadapan Anna duduk dengan santainya. Tersenyum licik menatap Anna yang masih berdiri dengan perasaan jengkelnya.

Orang itu menepuk pahanya. "Sayang, duduklah. Pasti kamu lelah berdiri." Ucapnya.

"Cih! Kau pikir, kau siapa?" Anna duduk di kursi tepat hadapan orang itu.

Orang itu yang tak lain dan tidak salah lagi, ya siapa lagi kalau bukan dia Ryann Arthajaya. Orang yang disebut sebagai Tuan muda Presiden Direktur.

"Bagaimana dengan proyek kita, sayang? Bisa kita mulai diskusi sekarang?" Tanya Ryann mendekatkan kursinya dengan kursi Anna.

Anna mendelik sebal melihat Ryann yang mendekatkan diri dengannya. Ia melihat penampilan Ryann yang sangat rapi dan formal dengan pakaian jas hitam dibalut Vest bagian dalamnya, serta kemeja dengan dasi.

"Restoran ini sepi pasti kamu beli kan?" Terka Anna.

"Tidak semuanya harus dibeli, sayang. Reservasi semua mejanya saja cukup. Tapi, kalau kamu mau, aku bisa beli restoran ini dengan hotelnya juga kalau kamu mau."

Anna menjadi semakin sebal setelah mendengar penuturan penjelasan Ryann. "Jadi, kau bukan dokter?" Tanya Anna kemudian.

Penasaran karena yang ia tahu, Ryann hanya seorang Dokter saja. Bukanlah seorang presiden direktur pada sebuah perusahaan.

Ryann menatap Dion yang berdiri di sampingnya. Dion paham akan maksud tuannya.

"Tuan muda dokter spesialis jantung sekaligus pewaris tunggal dari Arthajaya Group." Jelas Dion secara singkat.

Anna terdiam mendengar penjelasan Dion. Ternyata suaminya merupakan orang besar. Seorang pewaris tunggal sekaligus seorang dokter pula.

"Tapi, sepertinya kalian salah orang. Karena proyek yang sedang berjalan itu bersama Perusahaan Darvostey bukanlah Arthajaya." Ungkap Anna ketika menyadari sesuatu.

"Perusahaan Darvostey anak perusahaan Arthajaya, begitu juga Perusahaan Artegora, Perusahaan Unlinear dan beberapa perusahaan lainnya masih dalam induk Arthajaya." Lanjut jelas Dion lagi.

"Wih! Gila..., Suamiku ternyata pewaris kaya raya ya. Tapi, tolong jangan sombong jadi manusia." Ejek Anna lagi. "Kau punya mulut, kenapa yang jelasin orang lain." Kesal Anna.

"Suamiku? Sudah mengakui sekarang?" Ryann tersenyum penuh kemenangan.

"Hah? Cih! Jangan terlalu percaya diri itu t-tidak..., Itu hanya..., Akkkh!"

"Kamu sudah dalam genggaman ku lagi, sayang." Ryann menggendong paksa Anna ala bridal style. Ryann membawanya meninggalkan area Restoran.

"Lepaskan aku sekarang!" Anna memberontak.

"Shht..., Jangan banyak tingkah nanti jatuh. Kamu sedang hamil besar, akan sangat beresiko nantinya." Peringatan Ryann dengan tegas.

Anna menatap tatapan Ryann yang sedang tidak bercanda apalagi tidak main-main dengan keadaan yang ada. Dengan begitu membuat Anna terdiam dan pasrah saja.

Sedangkan, di sisi lain. Di Restoran masih tersisa pengawal Ryann, Dion dan juga Nisa.

Dimana mereka sudah duduk dalam satu meja utama yang seharusnya menjadi meja utama antara Ryann dan Anna

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang