Selama di pesawat Anna tidak bisa duduk dengan nyaman. Perutnya kembali terasa mual. Kepalanya juga ikut pusing. Rasanya ingin mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.
"Nona mau teh hangat?" Nisa khawatir dan mulai panik. Karena situasi mereka masih dalam pesawat.
"Bo-leh..." Anna mengangkat kakinya ke atas kursi. Merengkuh kedua kaki dengan kedua tangannya. Menahan perutnya yang mual. Rasanya benar-benar tidak nyaman.
"Baik nona, mohon ditunggu sebentar." Nisa pun menuju pantry yang ada di pesawat. Membuat teh hangat untuk Anna.
Anna yang sedang menunggu Nisa merasa semakin tidak kuat untuk menahannya. Ingin segera dikeluarkan yang tertahan dalam mulut. Anna melepas sabuk pengaman dan segera setengah berlari ke kamar mandi.
"Nona..." Nisa yang melihat Anna masuk ke dalam kamar mandi. Ia ikut masuk ke dalam. Meninggalkan teh hangat yang belum jadi di pantry.
"Hueekk..." Anna kembali mengeluarkan isi perutnya.
Nisa segera mengikat rambut Anna dengan tangannya agar tidak terurai seraya memijat pelan punggung Anna.
"Huekk..."
"Uekk..."
Anna berdiri dan segera membasuh mulutnya. Nisa memberikan handuk kecil. Anna menerimanya. "Nis, a-ku..., mual banget." Keluh Anna. Nisa membantu Anna berjalan untuk duduk kembali.
"Nona, makan dulu ya. Setelah itu minum obatnya lagi. Saya mau lanjut buat tehnya dulu." Ucap Nisa setelah Anna sudah duduk dengan nyaman lagi di kursinya.
Anna hanya menjawabnya dengan anggukan kecil. Rasanya tenaga yang dimilikinya sudah hampir terkuras untuk memuntahkan hampir semua isi perutnya.
Selama delapan jam sudah dilewati di pesawat. Anna butuh transit pada suatu negara. Tidak sanggup untuk langsung menuju tujuan akhir yaitu, London.Pesawat mereka berhenti di Doha. Anna ditemani Nisa turun di bandara untuk beristirahat sejenak. Anna juga butuh udara segar agar bisa lebih nyaman dan tidak terasa mual lagi.
"Nona mau beli sesuatu?" Tanya Nisa kepada Anna seraya menunggu Anna merasa lebih baik dan pesawat sudah siap lagi. Karena sekaligus memeriksa maintenance dari pesawat itu sendiri saat mereka transit.
"Tengah malam begini memang ada toko yang buka?" Anna menautkan kedua alisnya heran dengan Nisa.
"Nona mau jalan-jalan di bandara ini dulu tidak? Sambil lihat-lihat kalau ada yang buka, misal ada makanan atau cemilan bisa kita beli." Ajak Nisa.
"Ayo, boleh. Tapi, aku mau minum obat lagi dulu supaya tidak muntah dadakan."
Nisa tertawa kecil mendengar pernyataan Anna. "Baik nona."
"Tapi, nona tidak apa-apa kan minum obatnya tidak teratur?"
"Ya..., aku tidak tahu. Semoga saja tidak apa-apa. Yang penting mengurangi rasa mualku."
"Baik nona, ayo kita jalan." Anna mengangguk.
Anna dan Nisa pun keluar dari ruang tunggu VIP di bandara itu. Mereka berjalan sembari melihat-lihat isi dari bandara itu. Karena kondisi mereka sampai di Doha yaitu Tengah malam. Maka banyak dari toko dalam bandara disana tutup.
Hanya ada beberapa makanan cepat saji yang buka. Makanan cepat saji di bandara Doha sangat macam-macam isinya. Anna merasa tergiur oleh aroma salah satu makanan cepat saji disana.
"Nis, mau makan dulu tidak?" Anna menawarkan Nisa.
"Nona mau makan?" Nisa tanya balik.
"Coba kamu cium. Ini aromanya enak banget! Kita makan disini dulu ya." Anna langsung menarik tangan Nisa tanpa menunggu yang ditanya mengiyakan.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...