Anna ragu untuk mengatakan alasan sebenarnya. Ia menatap dokter itu. Bimbang ingin mengatakan alasan yang dimilikinya atau tidak.
"Sorry. I can't say the reason. Because of privacy. However, i have a strong and logical reason to abort this pregnancy."
(Maaf. Saya tidak bisa mengatakan alasannya. karena privasi. Namun, saya memiliki alasan yang kuat dan logis untuk menggugurkan kehamilan ini.)"Okay, that's fine. But, I can't tell how. Because it's a policy from this hospital. To do something very heavy as miss wants needs a clear reason."
(Baik, tidak apa-apa. Tetapi, saya tidak bisa memberitahu caranya. Karena sudah kebijakan dari rumah sakit ini. Untuk melakukan sesuatu hal yang sangat berat seperti yang diinginkan nona dibutuhkan alasan yang jelas.)Anna menghela nafasnya. Ia menjadi ragu untuk mengatakan atau tidak. Kalau ia tidak mengatakan alasannya mungkin ia tidak akan tahu bagaimana caranya dan tidak akan ditangani oleh pihak rumah sakit.
Karena kalau seandainya Anna mencoba tanpa anjuran dari dokter. Khawatirnya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Anna tidak ingin terjadi sesuatu pada dirinya.
"I..., I have a life principle that may be different from women in general."
(Saya..., saya memiliki prinsip hidup yang mungkin berbeda dari wanita umumnya.)"Okay, may I know what is the principle of life, miss?"
(Baik, boleh saya tahu apa prinsip hidup, nona?)Anna menatap dokternya. "My principle is not to have children in my life. Am I wrong if I have such principles?"
(Prinsip saya tidak ingin memiliki anak dalam hidup saya. Apa saya salah jika memiliki prinsip seperti itu?)Dokter itu menyentuh tangan Anna dan menggenggamnya. Menatap mata Anna lekat dengan senyuman ramahnya.
"There was nothing wrong with the reason. But, there's something wrong with you, miss."
(Tidak ada yang salah dengan alasannya. Tapi, ada yang salah dengan diri nona.)Anna mengerutkan keningnya. "What's wrong? Where is the mistake?"
(Apa yang salah? Dimana letak kesalahannya?)Ia merasa heran dengan tanggapan sang dokter. Dimana bukanlah alasannya yang salah, melainkan dirinyalah yang salah. Kenapa bisa seperti itu, Anna tidak terima.
Pesawat pribadi milik Tuan muda Arthajaya telah mendarat dengan selamat di Bandara London. Tepat pada sore menjelang malam hari.
Ryann diikuti dengan asisten pribadinya. Beserta pengawal yang ikut dengannya. Dengan beberapa mobil yang sudah disiapkan untuk mengantar mereka ke Apartemen Ryann yang ada di London.
"Silahkan tuan." Dion membukakan pintu mobil untuk tuannya.
Ryann masuk ke dalam mobil. Dalam perjalanan Ryann terus memperhatikan titik lokasi keberadaan Anna. Dimana Anna berpindah ke dua tempat setelah titik terakhir berada di salah satu rumah sakit.
Hanya saja titik kedua tidak terdeteksi secara spesifik jenis dari tempatnya. Namun, untuk tempat kedua dimana Anna berada dalam suatu rumah sakit. Tetapi, perpindahan titik lokasi itu tidak terlalu jauh dengan hotel yang Anna tinggali.
Ryann pun akhirnya memutuskan untuk para pengawalnya menginap di hotel yang sama dengan Anna. Namun, Ryann tinggal di Apartemennya.
Beberapa mobil Ryann sampai di parkiran basement hotel yang ditempati oleh istrinya. Yang dimana Anna tidak akan mungkin ke basement.
Ryann tidak keluar dari mobil. Sudah pasti ada CCTV yang akan memperlihatkan keberadaannya. Anna tidak akan menyadari hal itu. Tetapi, disekeliling Anna yang mungkin akan menyadarinya. Baik sekretarisnya atau jika Anna memang memiliki pengawal juga.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomantizmPerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...