54. Anak Cecunguk!

26.7K 943 6
                                    

Mobil hitam memasuki halaman depan rumah utama keluarga besar Arthajaya. Ryann bersama Dion turun dari mobil. Di dalam Ryann disambut hangat oleh pekerja disana.

"Selamat datang Tuan muda. Tuan besar sudah menunggu dalam ruang kerjanya." Ucap salah satu pelayan di rumah itu.

Ryann tidak menanggapi. Ia sudah tahu dimana ayahnya akan berada. Ryann meminta Dion untuk menunggu di luar saja. Sedangkan, Ryann masuk ke dalam seorang diri.

"Kamu diajarkan sopan santun kan?!" Ketus Savier kepada anaknya sendiri. " Kalau mau masuk, ketuk pintu dulu!" Tegurnya.

Ryann tidak menghiraukan perkataan ayahnya. Ia langsung duduk di kursi yang ada di depan meja kerja ayahnya.

"Waktuku tidak banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktuku tidak banyak." Ucap Ryann sembari melihat jam tangan di tangan kanannya.

Savier menahan emosi melihat tingkah anaknya yang seenaknya saja. Seperti melihat cerminan akan dirinya sendiri di masa lalu. Ya, Ryann memang darah dagingnya. Mau bagaimana lagi? Jadi, tidak salah juga kalau Ryann bertingkah yang tidak jauh beda dengan ayahnya sendiri.

Savier duduk di kursi kerjanya sendiri. Menatap anaknya yang ada di depan matanya.

"Jelaskan selagi punya waktu." Tegas Savier.

Ryann mengerutkan keningnya. "Apa?"

"Ryann, kamu jangan main-main dengan yang namanya pernikahan!" Tegur ayahnya.

"Aku tidak main-main." Ucap Ryann tanpa rasa bersalah.

"Ayah masih pegang kendali perusahaan meskipun sudah diserahkan seutuhnya kepada kamu." Savier memperingatkan anaknya lagi. "Apa yang kamu lakukan dengan wanita di ruangan? Itu tidak boleh dilakukan!" Savier menuding dahi Ryann.

"Dia yang langsung duduk." Balasnya.

"Kamu sudah punya istri, ingat itu!" Tegas Savier kepada anaknya sendiri.

"Hmm."

"Ryann! Ayah tidak main-main! Ayah masih memantau kamu ya, asal kamu tahu saja." Kesal Savier dengan anaknya sendiri yang bertingkah hampir diluar batas. "Kamu melakukan sesuatu lebih parah dari tadi siang. Perusahaan ayah pindahkan kepemimpinan nya ke Kendra!" Peringatan ayahnya.

"Kenapa anak orang lain yang dapat perusahaan ayah sendiri?"

"Dia lebih baik dari kamu, dia menjaga nama baiknya dan nama baik keluarga. Bagaimana kalau orang lain tahu kalau pemimpin perusahaan seperti ini, hah?! Suka main sama wanita-wanita di luar sana. Citra perusahaan bisa hancur nanti!" Teguran besar sudah dikeluarkan.

"Kamu jangan jadi pria sana sini mau! Harus punya harga diri. Jaga wibawa kamu dan nama baik kamu jangan sampai kotor." Lanjut ayahnya memberi Nasehat.

Ryann mengangguk. "Waktuku sudah habis." Ryann berdiri seraya merapikan jasnya.

"Ayah tidak peduli waktumu sudah habis atau belum. Yang penting jangan sampai reputasi mu hancur sebagai pewaris tunggal Arthajaya! Jangan dekati wanita itu lagi!" Teriak ayahnya saat Ryann hampir diambang pintu.

"Hanya aku yang memiliki hak untuk mengatur hidupku." Ucap Ryann seraya keluar dan menutup pintu.

"Heh! Dasar anak cecunguk!" Kesal ayahnya.

Ryann langsung meminta Dion untuk segera pergi dari rumah utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryann langsung meminta Dion untuk segera pergi dari rumah utama. Tidak kembali ke kantor. Melainkan mobil langsung mengarah ke rumah.

Sudah lelah dengan hari ini. Berurusan dengan ayahnya yang selalu mengomentari hidupnya. Berbeda dengan Ryann yang menjalaninya dengan santai.

Dalam mobil Dion menoleh menatap Ryann yang fokus dengan ponsel di tangannya. Dion menghela nafasnya pelan. Mencoba mencari keberanian untuk bicara.

"Tuan muda." Panggil Dion.

"Hmm." Ryann hanya berdehem tanpa menoleh.

"Tuan, bagaimana dengan Nona muda?"

"Kenapa?" Masih tetap fokus dengan ponselnya.

"Apa tuan tidak ada rencana untuk membawa Nona Andreanna kembali?"

"Kau sudah tahu alasan dia pergi, kan?" Ryann menatap Dion lekat. Dion pun mengangguk.

"Kalau begitu biarkan dia bersenang-senang saja dulu. Ada waktunya dia akan kembali dengan sendirinya." Ucap Ryann dengan yakinnya. Tanpa keraguan sama sekali.

"Baik tuan."

Tapi, dengan sikap Nona muda yang tidak takut dengan tuan muda. Sepertinya nona akan berani melakukan apapun demi bebas dari hidup bersama tuan. Batin Dion yang ragu dengan kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari.

Bersambung.

Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜

Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚

See u on the next episode 👋💞

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang