Di ruang tamu. Agnes bersama Anna sedang bermain tablet. Memainkan salah satu aplikasi permainan yang dapat dimainkan untuk berdua. Rey sedari tadi hanya memperhatikan dan menyimak saja. Karena dia benar-benar seperti dilupakan disana.
Rey melihat anaknya yang mulai senang-senang lagi. Namun, di satu sisi Rey merasa tidak enak. Karena belum pernah bertemu apalagi berkenalan dengan suami Anna.
Ketika melihat sebuah botol obat demam di atas meja mengingatkan Rey akan anaknya. "Oh iya, sayang. Daddy lupa kamu belum minum obat dari dokter." Rey mengambil obat itu. "Sini minum dulu." Rey membuka tutup botol obat itu.
"Aku boleh meminjam sendok, An?"
"Boleh, sebentar." Anna mengambil sendok untuk Rey sebentar.
Sedangkan di ruang tamu. Agnes merengek tidak mau minum obat. Akhirnya, Rey membawa Agnes dalam pangkuannya. Setelah Anna kembali dengan sendok untuknya. Rey langsung menuangkannya dalam sendok.
"Ayo, minum dulu biar cepat sembuh. Nanti kita bisa jalan-jalan lagi." Bujuk Rey. Agnes merapatkan mulutnya seraya menggelengkan kepalanya.
"Sayang…, minum obatnya dulu ya." Bujuk Rey lagi. Namun, Agnes tetap saja tidak mau.
"Agnes, mau coklat tidak? Nanti kakak kasih coklat kalau mau minum obat." Bujuk Anna kemudian. Merasa gemas melihat tingkah penolakan dari Agnes.
"Duh, An. Jangan dikasih coklat, tidak baik untuk kesehatan giginya." Rey tidak setuju dengan reward yang dikasih untuk anaknya.
"Tidak apa-apa, Rey. Sekali-sekali tidak masalah." Santai Anna.
Rey menghela nafasnya ketika Agnes memaksa turun dari pangkuannya dan mendekat ke arah Anna. Anna tersenyum licik kepada Rey.
"Sebenarnya ini anak siapa ya?" Ejek Anna. Karena sedari awal Anna selalu bisa membujuk Agnes. Ia merasa bangga dengan dirinya sendiri.
Sedangkan, Rey harus menahan rasa kesalnya. Karena anaknya tidak menurut padanya.
"Ayo, kita minum obat dulu ya. Abis itu makan coklat. Oke!"
Anna mengambil alih obat dari tangan Rey. Ia membantu Agnes untuk meminum obatnya. Setelah itu ia tuntun Agnes untuk minum air mineral.
"Good girl! Kakak ambil coklatnya dulu ya." Ucap Anna yang diangguki cepat oleh Agnes.
"Jangan tante, nanti gigi Agnes bolong." Larang Rey cepat.
Agnes langsung menatap ayahnya sinis. Anna menjadi semakin gemas dengan melihat mata anak kecil yang di sipitkan.
"Rey, dia panggil aku dengan sebutan kakak. Jangan sebut aku tante depan dia lagi!" Kesal Anna yang sedari awal Rey memanggilnya dengan sebutan 'tante'.
Rey menghela nafasnya lagi. "Baiklah." Rey merasa terpojokkan sekali. Apalagi dengan anaknya sendiri. Dia seperti selalu mengalah dengan keadaan yang ada dimana tidak berpihak padanya.
Anna mengambil coklat yang ia miliki dalam lemari pendingin. Ia tersenyum mengingat lucunya Agnes dengan mata dan bibir yang mungil dan imut.
Sepertinya aku sudah mulai suka dengan Agnes. Semoga aku bisa merasa seperti ini dengan anak kecil lainnya, tidak hanya dengan Agnes. Batin Anna.
![](https://img.wattpad.com/cover/319624946-288-k154151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...