Esok harinya.
Sebuah rapat yang harus diikuti oleh Ryann. Dimana akan membahas mengenai saham perusahaan. Di dalam sebuah ruangan rapat luas juga ada pemimpin sebelumnya yang masih memiliki beberapa persen perusahaan.
"Perkembangannya cukup bagus. Tidak salah perusahaan dipimpin oleh kamu." Savier yang turut menghadiri rapat perusahaan menepuk pundak anaknya. "Tapi, ingat jangan macam-macam." Peringatan kedua dari ayahnya.
"Hmm." Ryann menanggapi seakan tidak terlalu peduli sama sekali. Ryann langsung saja berjalan dengan langkah panjangnya menuju lift berbarengan dengan sang ayah.
Dimana mereka akan sama-sama menuju sebuah restoran. Karena ada pertemuan dengan salah satu petinggi perusahaan dari negara lain.
Ryann menghentikan langkahnya ketika ada seseorang yang tengah bersandar di pintu mobilnya yang sudah berada di depan lobby gedung dengan melipatkan kedua tangannya di depan dada. Ditambah rambut yang dibiarkan tergerai memperlihatkan leher jenjangnya yang putih nan mulus.
"Anda wanita yang kemarin bersama anak saya, benar?" Savier menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka dengan wajah datar.
"Benar Ayah." Wanita itu hendak berjabat tangan dengan Savier. Hanya saja tidak dihiraukan oleh Savier. Savier tidak membalasnya.
"Jangan panggil saya ayah." Savier tidak suka.
Wanita itu hanya tersenyum saja menanggapi perkataan yang cukup menyakitkan hati dari Savier.
"Saya ingin anda tahu, anak saya sudah menikah. Dia sudah punya istri, tolong jangan dekati anak saya lagi." Tegas Savier kepada wanita itu.
"Saya sudah tahu." Jawabnya dengan sopan dan ramah.
"Kalau sudah tahu, kenapa tetap melakukan hal yang tidak seharusnya? Duduk di atas pangkuan anak saya…, anda pikir bagus seperti itu?" Nada Savier sudah meninggi.
"Tapi, anak anda tidak melawan, bahkan melarang." Balasnya dengan berani. "Sebenarnya, yang seharusnya menjadi istri Ryann itu saya. Bukan wanita itu. Saya yang sudah bersama anak anda sejak–"
"Cukup!" Savier menghentikan perkataannya.
"Nona Arselia, mohon minggir. Tuan muda dan Tuan besar akan masuk ke dalam mobil." Sela Dion yang tidak ingin bertambah panjang lagi perdebatan yang hampir menjadi perhatian untuk semua orang.
"Nama anda bagus, tolong ingat kedua orang tua anda yang sudah mendidik anda." Tunjuk Savier pada Arselia. "Minggir! Saya mau masuk." Ketus Savier yang kesal dengan orang di hadapannya saat ini.
Arselia mengangguk memberikan jalan kepada Savier. Ia tidak lagi menghalangi pintu mobil bagian penumpang.
Saat Savier sudah masuk ke dalam mobil. Tinggal Ryann dengan Dion yang masih berada di luar.
Ryann menatap Arli yang berada di sampingnya. Dion melihat itu, dia memegang pundak Ryann. "Lupakanlah semuanya." Ucapnya seraya masuk ke dalam mobil.
Arli mengepalkan tangannya erat. Dia menatap Dion dengan perasaan kesal. Namun, dia menahan sesuatu dalam hatinya yang sangat mengiris hati.
"Sadarlah nona. Nona pasti akan mendapatkan seseorang yang tepat untuk Nona Arselia." Dion mengingatkan dengan tatapan serius. Memberitahukan bahwa ia tidak main-main dalam menjaga Tuan mudanya agar tidak terjerumus pada hal yang tidak seharusnya.
Dion pun masuk ke dalam mobil. Mobil melaju tepat depan mata Arli. Bulir bening lolos begitu saja dari sudut matanya.
Aku hanya cinta sama kamu, Ry…, aku tidak ingin hidup bersama dia. Apa aku tidak diperbolehkan untuk bahagia dengan pilihanku sendiri? Batin Arselia.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...