Dua minggu kemudian.
Seorang wanita dengan pakaian formalnya duduk di kursi kebesarannya di dalam sebuah ruangan kekuasaannya.
AnS Wijaya Group Ltd.
Andreana Salma Wijaya
Chief Executive OfficerPerusahaan Anna sudah resmi mengepakkan sayapnya di negara London.
Dua minggu berjalan masih terlalu awal bagi sebuah perusahaan cabang baru untuk beradaptasi. Masih butuh turun tangan langsung dari atasan serta kontrol secara langsung.
Dibantu dengan Nisa yang selalu mendampingi nona mudanya dimana pun.
"Sebentar lagi sudah masuk jam makan siang. Nona mau makan di luar atau di kantor saja?"
Anna yang sedang berkutat dengan laptopnya tampak berpikir sejenak. Ia menatap Nisa. "Di luar saja." Jawabnya.
"Baik nona."
Pada saat jam makan siang. Anna dan Nisa makan di salah satu restoran yang lumayan banyak pilihan makanannya.
Anna memilih untuk makan spaghetti kesukaannya.
"Sepertinya aku mau menambah pesanan lagi." Ucapnya sembari melambaikan tangan untuk memanggil pelayan restoran itu.
Nisa tersenyum melihat nona mudanya yang nafsu makannya sedang besar.
Anna memesan mashed potatoes dan Banana split. Ditambah satu slice cake black forest. Nisa menjadi senang. Karena apa yang sudah ia lakukan tidak berakhir sia-sia.
Selesai makan siang. Anna dan Nisa kembali menuju kantor lagi dimana banyak pekerjaan yang harus segera mereka selesaikan.
"Tuan muda, sudah terlalu banyak pertemuan penting yang diundur. Mundurnya waktu bisa membuat kredibilitas terhadap perusahaan menjadi menurun." Jelas Dion yang merasa tuannya sudah terlalu lama meninggalkan perusahaan.Serta, sudah dua minggu ini Ryann tidak datang ke rumah sakit. Pasti banyak pasien yang ingin kontrol kepada Dokter Ryann. Hanya saja dokternya tidak ada.
"Baiklah. Dua minggu ini sudah cukup memantaunya. Sudah ada sekretarisnya yang bisa aku percaya untuk berada di samping istriku." Ryann berdiri dari duduknya di sofa ruang tamu Apartemennya.
"Kumpulkan semua pengawal." Tukas Ryann kepada Dion.
Dion langsung melaksanakan perintah tuannya. Dion mengumpulkan semua pengawal di tempat mereka berada sekarang. melalui panggilan otomatis dari sebuah jam yang sudah tersistem dan terintegrasi yang digunakan Dion.
Tidak perlu menunggu waktu lama. Para pengawal itu berkumpul berbaris. Ada enam orang yang ikut ke London bersama Ryann. Termasuk Andres yang menjadi pengawal rahasia Anna.
"Kau, kau dan kau…, tetaplah pantau aktivitas istriku." Tunjuk Ryann pada tiga pengawal yang ada di barisan depan. "Andres, kau tetap berada dalam jangkauan dekatnya. Kalau dia pindah hotel tetap ikuti dia. Lakukan sesuai dengan sistem kerahasiaan yang sudah biasa kau lakukan. Mengerti?!" Perintah Ryann kepada beberapa pengawal yang ia tunjuk.
"Baik siap tuan." Jawab beberapa pengawal yang sudah diberi arahan.
"Sisanya kembali ke Jakarta." Perintah lanjutan Ryann.
"Baik siap tuan."
Setelah selesai dengan segala arahan yang ada untuk para pengawal yang sudah ia tunjuk. Ryann segera berganti pakaian santainya dengan pakaian formal. Ia memakai kemaja ditambah jasnya.Ryann bersama sisa pengawal dan asisten pribadinya tentunya. Segera bersiap ke lobby Apartemen menunggu mobil yang sudah disiapkan untuk mereka.
Ryann dan pengikutnya menuju bandara internasional di London. Dimana mereka akan melakukan penerbangan hari ini. Seperti biasa menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki Tuan muda Arthajaya.
Selama dua minggu sudah cukup untuk Ryann mencari alasan serta maksud istrinya pergi dari rumah. Dengan segala koneksi dan kekuasaan yang ada Ryann mempercayakan semuanya kepada dua hal itu untuk memantau dan menjaga istrinya dari hal yang tidak diinginkan.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
__________🌹🌹__________
Next Update Sabtu, 29 Oktober 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
عاطفيةPerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...