Perjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya.
"Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann.
"Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...
"Bodoh! Panggil Pak Wisnu kemari!" Perintah Ryann kepada pelayan itu.
Pelayan itu mengangkat kepalanya memberanikan diri untuk menatap mata Ryann.
"Kenapa kau menatapku bodoh! Percuma, tidak ada rasa kasihan dariku! Cepat panggilkan dia kemari!" Perintah Ryann dengan nada tingginya yang sangat tidak bisa bersabar lagi untuk meladeni cara bekerja pelayannya itu.
"Ba-baik tuan, ma-maafkan saya." Pelayan itu pun langsung melaksanakan perintahnya.
Dia melenggang pergi untuk langsung memanggil seseorang yang bernama Pak Wisnu. Ryann menunggu dengan gusar dan amarah yang rasanya ingin menggebu-gebu. Namun, masih ia tahan.
Tidak lama Ryann melihat seseorang yang ia panggil datang menghadapnya serta pelayan yang sebelumnya.
"Maaf tuan, apa ada yang tuan butuhkan?" Tanya Pak Wisnu dengan sopan.
"Pak, kenapa pelayan itu membiarkan istriku pergi?!" Tanya Ryann tetap tegas. Namun, merendahkan suaranya. Seraya menunjuk pelayan yang tengah menunduk ketakutan.
Pak Wisnu menoleh ke arah yang ditunjuk Ryann. Pak Wisnu menghela nafasnya dan kembali menatap Ryann. "Maafkan saya Tuan muda. Saya telah lalai menjadi kepala pelayan. Maafkan saya Tuan muda." Pak Wisnu bersimpuh di kedua kaki Ryann dengan mengatup kedua tangannya memohon maaf.
"Pak..." Pelayan itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Pak Wisnu, atasannya dalam bagian pelayan rumah. "Pak, ini salah saya." Ucap pelayan itu kepada Pak Wisnu.
"Bangun, pak." Ryann langsung mengangkat tubuh Pak Wisnu lagi. "Tidak pantas bapak melakukan ini kepadaku. Aku hanya ingin Pak Wisnu menghukum dia yang telah membuat kesalahan. Dia sudah membuat istriku pergi." Jelas Ryann dengan tatapannya yang sendu.
Pak Wisnu melihat tatapan itu. Sebagai kepala pelayan yang sudah sangat lama bekerja. Mengabdi di rumah keluarga inti sebelum ia di pindah ke rumah Ryann.
Bekerja disaat Tuan Besar Arthajaya belum menikah hingga sampai menikah dan memiliki anak tunggal laki-laki. Menyerahkan seluruh hidupnya hanya untuk mengabdi pada keluarga Arthajaya hingga akhir hayatnya.
Ia sangat mengerti betul akan sifat dan bagaimana keinginan keluarga Arthajaya pada umumnya. Termasuk Ryann yang sudah lama ia kenal. Dengan begitu ia tahu sifat tuannya itu seperti apa.
Pak Wisnu sangat paham dan ia mengangguk mengerti. "Baik Tuan muda, sekali lagi maafkan kami. Akan saya lakukan atas perintah Tuan muda." Pak Wisnu mengangguk hormat.
"Pak, terima kasih. Tolong ajarkan mereka semua yang belum mengerti sepenuhnya tentang aturan rumah ini." Titah Ryann.
"Baik tuan muda."
"Pak Wisnu dengannya boleh pergi."
"Baik Tuan muda, maaf mengganggu kenyamanan dan ketenangannya. Selamat malam dan saya yakin Nona muda akan kembali." Pak Wisnu mengangguk hormat dan melenggang pergi bersama pelayan itu.
Ryann menghela nafasnya berat. "Kau sedang apa disana, kenapa sulit sekali untuk patuh?!" Gumam Ryann dengan rasa kesal dan kecewa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ryann keluar rumah sembari menunggu laporan dari pengawal yang ia kerahkan untuk menjaga Anna tanpa sepengetahuan orangnya. Ia mengemudikan mobilnya seorang diri.
Ia menuju bandara yang menjadi tempat pilihan Anna entah untuk kabur darinya atau melakukan sesuatu yang lain disana. Ryann belum mengetahui lebih jauh lagi.
Ia tidak ingin hal yang sama terjadi untuk kedua kalinya. Rasa sakit dan kecewa itu sudah cukup ia rela merasakannya untuk orang yang pertama dan terakhir kalinya menyakiti dirinya.
Jangan sampai seorang wanita yang telah Ryann setujui untuk menjadi istrinya atas permintaan kedua orang tuanya. Dapat membuat dirinya merasakan kembali apa yang telah ia rasakan pada waktu lalu.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙