19. Keberadaan Calon Pewaris

34.6K 1.2K 9
                                    

Nisa kembali dari toilet dengan perasaan lega. Ia kembali duduk disebelah Anna sembari menunggu ibu Riana. 

"Nisa, tunggu sebentar ya. Aku ingin membeli sesuatu dulu. Aku mau cari makanan kecil."

"Ingin saya temani, nona?" 

"Tidak perlu, tidak apa-apa. Kamu tunggu disini saja ya. Beli tahu aku kalau ibuku sudah selesai."

"Baik nona."

Anna pun meninggalkan Nisa depan ruangan ibu Riana yang sedang konsultasi dengan dokter. Di dalam rumah sakit terdapat restoran yang makanannya termasuk sehat dan tidak sembarangan. 

Anna memutuskan untuk menuju ke restoran itu saja dengan membeli beberapa makanan ringan. Tidak lama Anna kembali lagi dengan Ibu Riana yang sudah selesai kontrol dengan dokter yang ada di dalam.

"Sudah selesai bu?" Tanya Anna yang sudah kembali. 

"Sudah. Ayo, sekarang giliran kamu yang diperiksa." Ibu Riana menggandeng tangan anak nya menuju salah satu ruangan. 

"Eh, tunggu dulu…, kita mau kemana?" Anna berjalan dengan sedikit terseret karena ibunya yang berjalan dengan terburu-buru. 

"Nak Dhea sudah mengatur jadwal janji temu dengan dokter nya kan?" Tanya ibu Riana kepada Nisa sembari berjalan.

"Sudah, nyonya." Jawab Dheannysa yang dipanggil Dhea oleh ibunya Anna. 

Mereka pun menuju salah satu ruangan dokter yang hanya beda satu lantai di atas tempat mereka berada sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka pun menuju salah satu ruangan dokter yang hanya beda satu lantai di atas tempat mereka berada sekarang.

Nisa membantu membukakan pintu ruangan dokter tersebut. Ibu Riana dan Anna masuk ke dalam. Tanpa Nisa, ia menunggu di depan ruangan. 

"Ibu, mau apa disini?" Anna membisik di dekat telinga Ibunya.

"Cek kehamilan kamu dong. Mau apa lagi selain itu…" Balas ibunya.

"Selamat siang nyonya besar dan nona muda. Silahkan duduk." Sapa sang dokter dengan mempersilahkan Ibu Riana dan Anna duduk di kedua kursi yang ada di depan meja dokter.

"Siang dokter, saya mau periksa kehamilan anak saya. Langsung diperiksa saja bisa ya dok?" Ibu Riana to the point.

"Oh iya bisa, ayo silahkan. Nona bisa berbaring di atas ranjang ya." Titah dokternya.

"Dok, maaf. Sebenarnya saya belum hamil apalagi tanda-tandanya juga belum ada. Jadi, tidak harus diperiksa sekarang kan dok? Ini karena ibu saya yang terlalu bersemangat." Ucap Anna karena ia tidak mau diperiksa.

"Tidak apa-apa, diperiksa saja. Mungkin nyonya penasaran dengan hasilnya. Jadi, tidak masalah meskipun tidak ada tanda-tandanya." Ucap Dokter itu mengambil solusi.

"Saya juga menikah belum lama, dok. Masa langsung jadi?" Elak Anna lagi mencoba menolak.

"Hal itu mungkin saja terjadi nona, jika diantara pria dan wanita itu sama-sama dalam keadaan subur." Jawab dokter itu menjelaskan.

"Dok, menurut saya sudah pasti tidak hamil. Karena saya–" 

"Ya ampun, dari tadi kamu nolak melulu! Sudah naik sana, tiduran dulu biar dokter nya bisa langsung periksa perut kamu." Kesal ibunya memotong perkataan Anaknya.  Mendengar Anna yang mencoba menolak untuk diperiksa. 

"Ibu…, aku tidak mau." Rengeknya.

"Sudah besar, sudah menikah. Malu sama suami, jangan manja." 

"Siapa yang manja? Aku tidak man–" 

"Shtt…, sudah-sudah. Cepat diperiksa dulu." 

Huh. Anna menghela nafasnya pasrah. Akhirnya, Anna mau untuk diperiksa. Naik ke atas ranjang rumah sakit. Ia berbaring dengan nyaman sesuai arahan dokter. 

"Maaf, saya angkat sedikit ya bajunya." Ucapnya sopan.

"Iya dok." Anna pasrah.

Dokter itu pun mengoleskan semacam gel di atas perut Anna dengan alat yang digerakkan di atas perutnya. Anna rasanya seperti geli dan aneh karena sama sekali belum pernah merasakan. 

"Bisa dilihat di layar monitor ya." Ucap dokternya.

Anna dan ibunya memperhatikan layar dengan seksama.

"Di layar bisa nyonya dan nona lihat, belum terlihat keberadaan calon pewaris ya." Ucap dokter itu ramah.

"Yah, berarti saya belum punya cucu ya dok."

"Benar nyonya. Nona Andreana belum masuk dalam masa kehamilan."

"Kan sudah ku bilang." Jawab Anna dengan kesalnya dengan ibunya yang keras kepala.

Anna pun turun dari atas ranjang rumah sakit. Anna dan ibunya kembali duduk di kursi depan meja dokter.

"Dok, boleh tanya tidak?" Tanya ibu Riana.

"Silahkan nyonya."

"Boleh tahu caranya supaya anak saya cepat hamil?" Tanya Ibu Riana dengan suara setengah bisik-bisik. 

"Ibu!" 

Bersambung.

Terima kasih semua yang sudah baca episode terbaruku...

Andreana Salma Vs Dokter Ryann

Salam sayang untuk semuanya💚

Mereka kapan yah punya anak? Pewaris dari kedua perusahaan mereka.

Jaga kesehatan kalian yaa💙

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian👍

Thankquu

See u on the next episode 👋💞

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang