Perjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya.
"Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann.
"Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...
Selesainya sarapan. Anna kembali ke kamar. Sedangkan, Ryann langsung bergegas untuk pergi bekerja.
Anna duduk di tepi ranjang tepat disebelah nakas. Memeriksa isi ponselnya sebentar. Anna pun melihat ada notifikasi dari nomor yang tidak dikenal. Dibuka dan dibaca olehnya.
Anna pun membalasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah itu, Anna menaruh kembali ponselnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti para atasan biasanya akan memeriksa berkas yang ada, rapat dan pertemuan penting yang harus dilakukan hingga jam makan siang tiba.
Sesuai janjinya. Anna sudah menyetujui untuk makan siang bersama Reynaldi. Dimana ia akan berangkat ke mall tempat mereka bertemu bersama Nisa untuk menemani dirinya.
Di perjalanan Anna sibuk dengan ponselnya. Sementara itu, Nisa mengemudikan mobil mereka.
"Nona, maaf saya mengganggu anda. Saya ingin bertanya nona." Nisa menginterupsi Anna.
"Nanya apa nis?" Anna menyimpan ponselnya sejenak dan menunggu pertanyaan dari Nisa.
"Nona, apa nona diperbolehkan untuk bertemu dengan Tuan Reynaldi?" Tanya Nisa ragu.
Anna mengernyitkan dahinya. "Memangnya siapa yang bilang tidak boleh?" Anna merasa aneh dan lucu dengan pertanyaan sekretarisnya itu.
"Tuan Ryann, nona." Jawabnya.
"Apa sangkut pautnya dengan dia?"
"Saya hanya khawatir Tuan Ryann keberatan anda bertemu dengan pria lain, nona."
"Tidak akan. Dia juga tidak berhak mengatur hidup saya."