31. Terlalu Memaksakan

31.3K 1.2K 2
                                    

Malam harinya. Anna sudah berbaring di ranjang lebih dulu tanpa keberadaan suaminya. Ia tidak tahu suaminya berada dimana. Yang pasti Ryann masih berada di rumah ini. Karena mobil milik Ryann yang biasanya dipakai berada tepat di lobby rumah. 

Namun, belum pernah Anna keliling rumah ini lebih jauh lagi. Karena ia merasa tidak layak dan tidak seharusnya melakukan ini. Secara ia hanya tamu. Tamu atas perjodohan yang dilakukan. Sebagai tanda formalitas dalam sebuah pernikahan. 

"Sudah tidur?" Tanya seseorang dari ambang pintu kamar. 

Anna yang hendak menutup matanya untuk mulai masuk dalam mimpinya. Menjadi terbuka lagi. Ia setengah bangkit untuk melihat ke arah pintu. 

"Sudah." Jawab Anna santai sambil membaringkan tubuhnya lagi untuk mencoba tidur lagi.

"Ada Ibuku datang bawa pudding. Turunlah sebentar." Ajaknya.

Anna pun dengan malasnya membuka matanya lagi yang hendak tidur. Ia bangkit dan mengikuti Ryann turun ke bawah. Ryann memegang pinggang Anna. Membantu Anna agar tidak terjatuh di tangga. 

"Aku bisa sendiri." Anna acuh langsung menepis tangan Ryann. 

"Mau jatuh?" Ryann menakuti.

"Tidaklah!" 

"Jangan membantah." 

Anna langsung terdiam. Malas adu mulut dengan pria di sebelahnya. Yang sudah pasti tidak akan pernah mengalah dan Anna pun kalah telak dalam perdebatan yang ada. 

"Aaa…, anak ibu yang cantik! Apa kabar kamu, nak?" Sapa Ibu Erica dengan riangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaa…, anak ibu yang cantik! Apa kabar kamu, nak?" Sapa Ibu Erica dengan riangnya. 

Ibu Erica langsung memeluk Anna dengan antusias. Anna membalasnya dengan tulus. 

"Aku baik bu. Ibu sendiri bagaimana?" Anna tersenyum.

"Ibu juga baik, baik banget malah. Karena mau dengar kabar bahagia dari kalian." Jawab Ibu Erica yang membuat Anna menatap Ryann.

Ryann mengangkat kedua bahunya. Ia tahu pasti kalau ibunya akan bertanya mengenai kehamilan istrinya. Namun, Ryann menyerahkan ke Anna yang lebih pantas untuk menjawabnya. 

"Ka-kabar bahagia apa?" Anna bingung. 

"Ini dong…" Ibu Erica mengelus perut rata Anna. 

Deg! Anna merasa terpukul sekali sekarang. Ia lagi-lagi ditanyakan dan dihadapkan dengan keadaan atau situasi mengenai kehamilannya. 

Anna tersenyum kaku. "Belum ada bu, mungkin nanti bisa kami coba lagi." Jawab Anna mencoba setenang mungkin. 

"Tapi, sepertinya sudah ada deh. Feeling ibu tidak pernah salah. Ayo, cek." Ibu Erica dengan penuh harap.

"Ehm…, ibu. Aku sudah per–" 

"Jangan terlalu memaksakan Anna untuk cepat hamil, bu. Ibu mau tidak punya cucu. Karena Anna stress memikirkan diri dia sendiri yang belum hamil-hamil juga?" Sela Ryann yang membantu Anna. 

"Ya tidak mau lah! Ibu mau cucu ibu ada." Ucap Ibu Erica masih terus mengusap perut Anna.

"Kalau begitu jangan terlalu memaksanya." Peringatan Ryann yang memang mengerti mengenai hal seorang wanita pada umumnya.

"Baik baik maafkan ibu ya…" Ibu Erica merasa kecewa.

Anna menatap Ryann melotot. Karena membuat ibunya sedih. Anna tidak ingin seperti ini. Tapi, harus bagaimana ia juga bingung.

"Ibu tidak jadi kasih Anna puding buatan ibu?" Ryann mengingatkan kembali tujuan ibunya yang datang ke rumahnya dan meminta memanggil Anna yang berada dalam kamar. 

"Oh iya, nak. Kamu harus coba puding ibu ya. Ini puding keju, ibu sering buat kalau lagi ada acara besar di rumah. Ibu siapkan dulu ya, sebentar." Ajakan Ibu Erica yang kembali tidak sedih. Anna pun tersenyum dan mengangguk. 

Bersambung.

Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜

Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚

See u on the next episode 👋💞

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang