Di ruang makan. Semuanya sudah duduk di meja makan. Anna juga sudah mengganti pakaiannya. Ryann duduk di ujung meja makan. Anna duduk tepat di sebelah kiri Ryann. Sedangkan, Arselia duduk di sebelah kanan Ryann.
Ryann diapit oleh dua wanita cantik yang berbeda statusnya. Anna istri sah dan Arselia tanpa status jelas untuk bersanding dengan Ryann."Kau bilang hari ini sibuk?" Ryann membuka suara menatap Anna dengan tatapan dinginnya.
Arselia melihat tatapan Ryann kepada Anna yang begitu dingin. Arselia yakin pasti Anna merasa terintimidasi dengan tatapan Ryann. Karena dibandingkan tatapan Ryann kepada dirinya sendiri yang biasa, namun tidak mengintimidasi.
"Iya, sibuk." Jawab Anna acuh. Fokus dengan makanannya.
"Siapa dia?" Tanya Ryann menyudahi makannya. Karena memang sudah habis dan melanjutkan dengan makanan penutup.
"Dia, siapa?" Anna mengerutkan keningnya. Lagi-lagi Ryann menanyakan hal yang sama. Tapi, tidak tahu ditujukan untuk siapa.
"Pria itu."
"Pria? Pria yang mana sih? Nanya itu yang jelas!" Anna dengan ketus nya.
"Pria yang kamu pilih."
Anna semakin bingung. Lalu, ia mencoba mengingat hari kemarin. Dimana ia berangkat ke kantor dan makan siang bersama Reynaldi. Lalu, pulang kembali ke rumah waktu sore.
Maksud dia Rey? Batin Anna.
"Kau memantau aku ya?" Anna curiga.
"Siapa?" Ryann tidak peduli dengan pertanyaan Anna.
"Mau tahu banget jadi orang." Ejek Anna.
"Jawab, Anna!" Ryann dengan suara sedikit tinggi dan tegas.
Anna pun sulit menelan salivanya saat menatap tatapan Ryann yang sangat berbeda dari yang sebelumnya. Sebelumnya ia tidak terlalu peduli dengan tatapannya.
Suasana pun seketika menjadi sunyi. Tidak ada suara dentingan alat makan. Arselia pun ikut merasa takut dengan tatapan Ryann yang begitu dingin dan sangat serius.
"Teman." Jawab Anna singkat mencoba tetap tenang.
Ryann terus menatap Anna dengan tatapan dinginnya.
"Reynaldi namanya. Sudah aku jawab kan!" Ketus Anna.
"Siapa yang menjadi suami mu?" Tanyanya.
"Yang lagi nanya." Jawabnya cepat.
Ryann tidak menanggapi. Ia menunggu jawaban Anna yang serius. Anna pun terganggu dengan tatapan Ryann itu.
"Ryann Arthajaya." Jawab Anna malas.
"Kenapa kau lebih memilih makan siang bersamanya?"
"Karena aku tidak mau makan siang bersamamu." Jawab Anna santai.
Ryann langsung menyudahi makannya. Meletakkan sendok kecil yang ia gunakan. Ditutup dengan meminum air mineral dalam gelas di hadapannya hingga cepat tandas.
"Arli, selesai makan kamu bisa pulang, sudah malam." Ryann berkata demikian seraya berdiri.
"Kau ikut aku!" Ryann menarik paksa tangan Anna.
"Heh! Aku belum selesai makan!" Anna memberontak. Mencoba melepaskan tangan yang dicengkram kuat oleh Ryann.
"Tutup mulutmu!" Ryann membentak.
Ia menghentikan langkahnya dan menatap Anna tajam. Anna langsung terdiam. Suaranya sangat memenuhi seisi ruangan.
Ryann menggendong Anna kasar bak karung beras. Anna tidak nyaman, namun tidak ingin memberontak. Hatinya terasa panas. Seakan ada sesuatu yang mencoba melukai perasaannya.
Namun, Anna menahannya. Tidak mau terlihat lemah saat titik lemahnya sudah dilawan. Tidak ingin Ryann tahu, bahwa dia sudah mengenai titik lemah miliknya.
Ryann membawanya ke kamar. Kedua kalinya Anna dibanting ke atas ranjang. Dengan kasar Ryann merobek setiap helai benang yang menutupi tubuh Anna.
Anna meneteskan air matanya. Ryann melihatnya namun tidak peduli. Dalam pikirannya hanya satu, istrinya harus diberi pelajaran.
"Seharusnya kau mengerti bagaimana cara menjadi istri yang baik."
Bersambung.
Thankquu yang sudah baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Tetap jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey...💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
Roman d'amourPerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...