59. Berubah

29.7K 955 1
                                    

Nisa terduduk di sofa ruang tengah. Menatap pintu kamar yang baru saja ia keluar dari dalam sana.

Maafkan saya nona. Batin Nisa merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan.

Hari-hari terus berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari terus berlalu. Nisa hendak memasuki ruangan kerja Anna. Namun, atensinya teralihkan dengan seorang staf sekretaris  yang baru saja memanggil namanya datang bersama seorang pria tinggi bertubuh tegap dan berwajah datar.

"Maaf, mengganggu Ibu Nisa. Saya sedang bersama perwakilan dari partner perusahaan proyek Bravo 2.0 ingin membicarakan tentang proyek secara langsung."

Nisa terdiam. Dia menatap orang yang datang bersama staf sekretarisnya.

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda, Nona Dheannysa."

Nisa tampak berpikir sejenak. Namun, tidak lama dia mengiyakan.

"Oh, baiklah. Mari ikut saya ke ruangan." Nisa mengajak orang itu menuju ruangannya. "Kamu tolong berikan berkas ini kepada Nona Anna, di dalam ya." Perintah Nisa meminta tolong kepada staf sekretaris itu.

"Baik." Ucapnya.

Beberapa karyawan dalam perusahaan ialah orang Indonesia. Dimana melakukan perpindahan karyawan dari Indonesia ke London. Yang pastinya sudah paham betul dengan cara kerja perusahaan AnS Wijaya Group ini.

Nisa berdiri dan berjabat tangan dengan orang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nisa berdiri dan berjabat tangan dengan orang itu. "Semoga kedua perusahaan ini bisa kompak dan menyukseskan proyek besar ini bersama." Ucap orang itu.

"Saya harap juga begitu. Saya akan sampaikan kepada atasan saya untuk pertemuan resminya. Terima kasih telah datang." Balas Nisa serius. Namun, tetap ramah.

Orang itu mengangguk sopan dan melenggang keluar dari ruangan di antar oleh Nisa.

"Tolong berikan berkas ini ke bagian operasional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong berikan berkas ini ke bagian operasional." Anna memberikan berkas itu di atas mejanya supaya Nisa mengambilnya.

"Baik, nona."

Anna langsung melenggang pergi ke luar ruangan. Tanpa menunggu Nisa seperti biasanya ataupun mengatakan terima kasih.

Nisa menghela nafasnya. Rasanya sangat tidak nyaman. Ketika atasannya yang biasanya sangat bersikap ramah dan terbuka menjadi berubah bersikap tak acuh dan dingin.

Membuat rasa bersalah dalam dirinya semakin muncul dan menyesali apa yang sudah perbuatannya selama ini. Mengecewakan atasannya sendiri.

Setelah Nisa selesai dari ruangan bagian operasional. Dia langsung turun ke lobby. Dimana mobil pastinya sudah siap di depan lobby.

Nisa buru-buru berjalan. Karena sudah pasti Anna tengah menunggu dengan perasaan yang tak menentu dalam mobil.

"Permisi, nona. Maaf membuat nona menunggu lama." Nisa masuk ke dalam mobil.

"Jalan." Anna meminta sopir mereka untuk segera menjalankan mobilnya.

"Saya mau ke rumah sakit." Ucap Anna yang pastinya didengar oleh sopir dan Nisa yang tidak duduk di sebelah Anna lagi. Melainkan duduk di kursi sebelah sopir.

Nisa sudah tahu bahwa Anna sedang berbicara dengannya. Karena sopir mereka hanya bisa berbahasa Inggris. Nisa pun memberitahu sopir mereka dalam bahasa inggris.

Mobil pun mengarah ke rumah sakit. Sesampainya di sana. Anna turun dari mobil seorang diri. Nisa dengan inisiatifnya ikut turun menemani Anna dari belakang.

Anna menuju bagian pelayanan terlebih dahulu. Memberikan konfirmasi atas pemeriksaan kandungannya yang telah membuat janji temu semalam tanpa meminta bantuan Nisa.

Anna membalikkan tubuhnya hendak menuju ruangan dimana ruang bagian Poli Obgyn berada. "Saya sendiri saja. Tidak perlu ditemani." Ucapnya seraya meninggalkan Nisa yang mengangguk hormat.

Nisa tidak ingin menambah masalah apalagi memperpanjang permasalahan yang sudah ada. Dia lebih memilih untuk keluar dari dalam rumah sakit dan menunggu dalam mobil.

Selama satu jam penuh Anna memeriksa kandungannya. Setelah selesai Anna mampir sebentar ke bagian restoran yang ada di rumah sakit. Dimana Anna ingin melihat-lihat makanan yang tersedia disana.

Anna merasa sedang menginginkan sesuatu sekarang. Hanya saja ia bingung bagaimana cara untuk mendapatkannya.

Atensi Anna teralihkan dengan seorang pria yang sedang bersama dengan anak kecil. Mereka duduk pada satu meja yang dimana layaknya seorang ayah berusaha menyuapi anaknya makan. Tetapi, anaknya menolak untuk makan.

Anna menghampiri keduanya. Dengan wajah senang. Karena akhirnya bertemu dengan seorang teman di London.

"Hai." Sapa Anna kepada mereka berdua.

Pria itu mengangkat kepalanya menatap Anna. Sedangkan, anak kecil itu memberikan wajah takut. Dia bersembunyi di balik lengan ayahnya. Memeluk ayahnya dengan kencang.

"Anna?" Tanya pria itu memastikan karena siapa yang menyangka akan bertemu dengan seseorang.

Bersambung.

Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜

Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚

See u on the next episode 👋💞

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang