Selama satu hari ini Anna tidak berangkat ke kantor seperti biasanya. Karena kondisi kesehatan dirinya yang tidak memungkinkan. Jadilah ia beristirahat di rumah.
Bersamaan dengan Ryann yang turut andil dalam merawat Anna yang sakit dirumah. Ryann tidak datang ke rumah sakit.
Anna sebenarnya sudah mengusir Ryann untuk tetap pergi saja ke rumah sakit. Karena dirumah Anna juga tidak akan sendirian. Sudah terdapat banyak pekerja yang dapat membantunya.
Namun, Ryann tetap dengan pendiriannya untuk tidak datang ke rumah sakit dan lebih memilih dirumah merawat istrinya sendiri.
"Kau belum tahu rasanya dipotong gajinya ya?" Tanya Anna sambil memakan potongan buah-buahan di depan televisi kamar.
"Tidak." Ryann menjawab singkat dengan matanya yang fokus menonton film.
Siang ini mereka benar-benar santai. Setelah makan siang, mereka berdua hanya duduk santai depan televisi. Melupakan apa yang sudah terjadi semalam."Kau kenapa memilih jadi dokter?" Anna penasaran sesekali menatap Ryann.
"Ayahku mengidap penyakit jantung koroner."
Anna menoleh ke sampingnya. Dimana Ryann dengan wajah datarnya tetap menonton film itu dengan datar.
"Maaf..., aku tidak tahu." Anna merasa tidak enak dengan apa yang sudah ia tanyakan barusan. Jika, menyangkut tentang penyakit ayahnya. Tidak akan Anna tanyakan tadi.
"Hmm."
Anna kembali menonton film tersebut dengan sesekali menyuapkan potongan buah itu ke mulutnya.
"Memangnya penyakit jantung koroner separah apa?" Anna mencoba mencairkan suasana di antara mereka.
Anna ingin tahu lebih mengenai keluarga Ryann. Bukan karena untuk pendekatan. Melainkan mengurangi suasana canggung diantara mereka saja.
"Tidak bisa disembuhkan."
"Hah?!" Anna mengerutkan keningnya. Ia cukup terkejut dengan pernyataan yang diberikan oleh Ryann.
Ryann menoleh dan menaruh jari telunjuknya tepat di kening Anna. Ryann menudingnya. Anna menepis tangan Ryann yang ada di kepalanya.
"Tapi, bisa dicegah. Bodoh!" Sarkas Ryann yang merasa Anna sangat bodoh sekali mengenai penyakit-penyakit.
"Oh, ya sudah sih! Biasa saja jangan mengatakan orang bodoh nanti sendirinya jadi bodoh, baru tahu rasa." Elak Anna.
"Seharusnya kau beruntung menikah dengan seorang dokter sepertiku." Ucap Ryann membanggakan dirinya sendiri.
"Cih! Memangnya kau dokter yang bisa menyembuhkan segala penyakit?"
"Tapi, aku bisa merawat orang yang aku cintai ketika mereka sakit."
Reflek Anna menatap Ryann. Perkataan Ryann membuat Anna berpikir panjang. Merawat orang yang dia cintai ketika sakit? Kata-kata itu ditujukan untuk siapa. Menjadi muncul sebuah tanda tanya dalam benak Anna.
Eh, aku kan lagi sakit? Terus dia menjagaku sekarang. Apa dia? Batin Anna dengan segala pertanyaannya yang berkeliaran di pikirannya.
"Jangan terlalu percaya diri jadi manusia. Jangan harap cinta dariku. Kau bukan tipe wanita yang aku mau." Ucap Ryann langsung sebelum Anna semakin jauh dalam pikirannya.
Seakan Ryann tahu apa yang sedang Anna pikirkan. Setidaknya Anna menjadi tidak perlu berterima kasih dan berharap lebih dengan pernikahannya saat ini.
"Ih..., siapa juga yang berharap dicintai oleh pria seperti kau ini?"
Ryann menatap Anna dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti. Anna melihat tatapan itu merasa aneh.
"Apa?" Anna seakan menantang Ryann.
"Kau yakin tidak berharap dicintai oleh pria sepertiku?" Ryann mengangkat alisnya dengan senyuman nakalnya.
"Cih, jijik!" Sarkas Anna.
Ryann mengecup bibir Anna sekilas membuat Anna terkejut. "Ryann!!!" Teriak Anna kesal. Namun, Ryann sudah terlebih dulu pergi keluar dari kamarnya.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
Roman d'amourPerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...