Ryann berdiri dan berbalik melihat orang yang telah menyebut namanya. Wajah datar yang ia tampilkan menandakan bahwa ia tidak peduli. Namun, yang ia perlihatkan tidak sejalan dengan perasaan dan pikirannya.
Arli. Batinnya.
"Ry…" Seorang wanita muda dengan pakaian formalnya melangkah mendekati Ryann berdiri.
Ryann tetap diam tak menanggapi kehadiran wanita itu ataupun panggilan darinya.
Wanita itu berhenti tepat di depan Ryann. "Kamu…, apa kabar?" Sapanya dengan bibir tersenyum bahagia.
Ryann mengalihkan pandangannya, lalu menghela nafasnya. "Baik." Seakan menjawab pertanyaan dengan terpaksa.
"Kita baru bertemu lagi ya." Arli memeluk Ryann dengan erat.
Ryann melihat pucuk kepala Arli yang bersandar tepat di dadanya. Ia tidak berniat membalasnya. Membiarkan wanita itu memeluk dirinya.
"Ma-af…" Ucapnya sendu.
"Ma-afkan aku…" Ucapnya terbata diselingi dengan isak tangis. "Ry…" Arli melepas pelukannya dan menatap dalam manik Ryann yang masih menatapnya datar.
"Kamu marah?" Arli bertanya. Namun, Ryann tidak menanggapi. "Atau kecewa?" Lanjutnya. Kemudian melepas pelukannya seraya mengambil sedikit jarak untuk tidak terlalu dekat dengan Ryann. "Maaf aku sudah lancang memelukmu." Ucapnya merasa bersalah.
"Hmm." Ryann mengusap bagian jasnya yang terasa basah karena terkena tangisan wanita di hadapannya.
"Kamu marah ya?" Arli tersenyum kecil dengan sikap Ryann yang begitu dingin dan acuh dengannya.
"Aku dengar kamu sudah menikah. Apa posisiku sudah tergantikan?" Tanyanya sembari mengusap bulir bening di pipinya.
Ryann tidak menjawab. Ia memutuskan untuk duduk kembali di bangku taman itu. Tidak menghiraukan keberadaan seorang wanita yang sudah lama ia cari. Hingga akhirnya memilih untuk melepasnya.
Arli merasa kecewa tidak mendapat jawaban dari Ryann. Ia ikut duduk di samping Ryann tanpa memberi jarak sedikit pun.
"Ry…, aku tidak bermaksud meninggalkanmu pada saat itu. Namun, aku harus menuruti desakan ayahku yang sangat ingin aku menikah dengan–" Arli tidak melanjutkan perkataannya lagi ketika Ryann mengangkat tangannya.
Ryann tanpa mengatakan apapun. Ia memilih untuk melenggang pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Meninggalkan Arli yang ikut berdiri seiringan dengan Ryann berdiri. Namun, tidak mengikutinya. Dari sudut mata ia terlihat berdiri dengan wajah sendu melihat kepergian Ryann.
•••~~~~~•••
•••~~~~~•••
Dion melihat tuannya telah kembali menuju mobil dari kaca spion. Ia turun dari mobil dan membukakan pintu untuk tuannya.
Ryann tidak langsung masuk ke dalam mobil. Ia berhenti dulu tepat di depan pintu. Menatap Dion yang berdiri siap dekat pintu.
"Jam berapa?"
"Jam menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit, tuan."
"Anna?"
"Nona Andreana sudah sampai di rumah dari sore hari, tuan."
"Apa dia sedang menunggu ku?"
Kenapa anda menanyakan hal yang tidak akan saya ketahui jawabannya selain anda sendiri, tuan. Batin Dion.
"Sepertinya tidak, tuan."
"Kenapa?"
"Menurut pelayan di rumah, nona langsung masuk ke dalam kamar dalam keadaan lelah."
Ryann mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Dion pun ikut masuk ke dalam mobil. Mengemudikan mobilnya menuju rumahnya yang kini ia tinggali berdua bersama Anna, sang istri.
Bersambung.
Terima kasih yang sudah baca episode terbaru 💙
Andreana Salma Vs Dokter Ryann
Semoga kita bisa langgeng sampai karya ini tamat ya 💚
Gimana nih kabar kalian hari ini?
Jaga kesehatan kalian dan tetap bahagia selalu ya…🧡
Salam sayang untuk semuanyaa💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya💜
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
Lãng mạnPerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...