Pintu kamar hotel terbuka lebar. Anna diam terpaku di depan pintu. Lampu biasanya tetap menyala jika ditinggal pergi. Namun, kali ini lampu sama sekali tidak menyala. Gelap, tidak ada cahaya sama sekali di dalam ruangan hotel. Anna melangkah masuk ke dalam.
Seperti tidak ada orang di dalamnya. Hanya saja terasa panas di dalam. Karena pendingin ruangan dimatikan. Tidak mungkin mati lampu. Anna melangkah ke dalam mencoba mengotak-atik kartu kamar hotel agar kembali menyala."Kau tidak tahu waktu ya."
Suara baritone seseorang dengan suara beratnya dan suhu ruangan pun seketika berubah menjadi dingin serta lampu hotel langsung menyala berbarengan dalam sekejap.
Anna menoleh ke arah sumber suara. Dimana seorang pria sedang berdiri di belakang sandaran sofa. Dengan berlipat tangan di depan dada serta kakinya yang disilangkan. Tengah berdiri menatap Anna dengan tatapan dinginnya.
Glek. Anna merasa merinding ketika melihat raut wajah suaminya yang sama sekali tidak berekspresi. Namun, malah terlihat seram menakutkan ketika Anna mencoba menatap balik kedua manik pria itu. Sepertinya Anna sudah melakukan kesalahan.
"Dari mana?" Tanyanya.
"Bukan urusan mu juga kan?" Anna tidak peduli. Melengos ke arah lain.
"Benarkah?" Ryann berjalan mendekati Anna.
"Tentu saja. Kau juga tidak berhak mengatur hidupku." Pembelaan Anna.
"Percaya diri sekali." Mengikis jarak diantara mereka. Anna berjalan mundur mencoba menghindar dari pria itu.
"E-eh..., diam saja di tempatmu. Jangan maju-maju!" Cegahnya. Anna panik dengan jaraknya yang semakin dekat. "Jangan coba macam-macam ya!" Anna menunjuk wajah Ryann.
Ryann tersenyum sinis. Ia menurunkan jari telunjuk Anna dari depan wajahnya.
"Stop disitu!" Perintah Anna.
Ryann menghiraukan perintah Anna. Ia tetap saja melangkah maju.
"Ryann, Stop!" Teriak Anna menatap Ryann tajam.
Ryann akhirnya berhenti. Mendengarkan perkataan Anna. Namun, tangannya bergerak ke balik jas yang ia pakai. Anna memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan oleh Ryann. Sebuah map coklat ia keluarkan dari balik jasnya dan ia berikan kepada Anna.
Anna tidak menerimanya. Ia masih kesal dan belum meredam amarahnya. Masa bodoh dengan map coklat itu. Sudah pasti isinya Surat perjanjian itu lagi. Tidak peduli jika pria itu marah.
"Ambil!" Titahnya. Menyodorkan kembali map coklat itu.
Anna diam. Ia memilih untuk berjalan pergi melewati Ryann. Tangan Ryann sigap menghadangnya. "Ambil." Suruhnya lagi. "Minggir!" Sarkas Anna. Mencoba melewati Ryann, tetapi Ryann dengan cekatan menghadang arah jalan Anna.
"Awas!" Teriak Anna lebih keras. Ryann tetap saja tidak menghiraukan setiap perkataan Anna. "Ryann, awas! Ngerti bahasa Indonesia tidak sih?!" Anna mendorong dada bidang Ryann yang ada di hadapannya.
Anna menahan tubuhnya yang sedikit terhuyung ke belakang. Sedangkan, yang di dorong tetap berada di tempatnya.
"Kau tidak bodoh kan!" Kesal Anna sudah naik pitam.
Ryann diam di tempat membiarkan Anna yang pergi melewati dirinya begitu saja. Dengan tidak adanya rasa hormat apalagi rasa menghargai kepada suaminya.
"Aakh!"
"Kau harus diberi pelajaran."
Anna terkejut dengan Ryann yang tiba-tiba saja menggendongnya ala bridal style. Dengan langkah panjang dan cepatnya menuju kamar.
Dilemparnya ke atas ranjang. Anna mencoba memundurkan dirinya dari Ryann yang mencoba menarik kakinya lagi.
"Ryann! Kau gila ya?!" Teriak Anna berusaha mundur hingga membentur sandaran ranjang. "Sadar bodoh!" Sarkasnya.
Bugh! Anna menendang perut Ryann yang mulai mendekat. Ryann hanya menyentuh bagian perutnya sebentar. Lalu, kembali menatap Anna dengan tatapan dinginnya.
"Kau kenapa sih?! Jangan begini!" Teriak Anna lagi.
Berusaha menghentikan manusia yang mendekatinya sedang dalam emosi dengan sekuat tenaganya. Anna merapatkan bibirnya. Merasakan sentuhan jari Ryann yang menyusuri wajahnya. Tepat di bibir merah Anna jari Ryann berhenti.
"Wanita sepertimu layak diberi pelajaran." Ungkapnya.
Bersambung.
Terima kasih ya yang sudah baca episode terbaru💙
Andreana Salma Vs Dokter Ryann
Semoga weekand kalian menyenangkan yaaa💚
See u on the next episode👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...