Pagi hari Anna sudah siap dengan pakaiannya. Dress selutut warna putih dibalut dengan blazer warna hitam dan syal warna hitam. Ia keluar dari unit Apartemennya.
Dimana Anna telah pindah dari hotel sebelumnya ke Apartemen yang menjadi salah satu Apartemen termewah di London. Unitnya juga sangat luas dan terlihat megah.
"Silahkan nona." Nisa mempersilahkan Anna untuk masuk terlebih dahulu ke dalam lift.
Mereka turun ke lobby. Dimana sudah ada sebuah mobil yang menunggu dengan sopir dan juga seseorang yang tengah membukakan pintu untuk Anna dan Nisa masuk ke dalam mobil.
"Selamat pagi nona." Sapanya. Anna tersenyum dan mengangguk menghargai.
Mulai saat ini Anna sudah memiliki pengawal pribadi sendiri. Sehingga beban Nisa yang menjadi tangan kanannya bisa terbantu dengan adanya pengawal pribadi.
Sesampainya di kantor. Mereka langsung turun dari mobil. Menuju lantai atas lantai dua puluh tiga. Dimana perusahaan Anna berada.
Seperti biasanya Anna langsung memeriksa berkas penting yang sudah diberikan padanya. Karena perusahaan Ans Wijaya Group sedang mengerjakan sebuah proyek besar.
Dimana nantinya proyek besar itu akan membangun sebuah fasilitas penginapan terbesar di Asia tenggara yang nantinya akan berada di Indonesia. Beserta dua cabang lainnya yang akan dibangun berbarengan di dua negara lainnya.
Bagi Anna proyek ini akan menjadi proyek pertama yang sangat fantastis baginya. Pertama kali selama ia sudah memiliki sebuah perusahaan.
Anna menelepon Nisa melalui telepon meja yang ada di meja kerjanya. Hanya dengan nomor kode saja sudah terhubung dengan telepon meja yang ada di ruangan Nisa.
📞
"Halo, nona ada yang bisa saya bantu?"
"Nisa, boleh minta tolong bawakan aku salad buah?"
"Baik nona, mohon tunggu sebentar."
"Terima kasih ya."
📞
Tidak lama Nisa datang dengan salad buah ditangannya. Dia berikan kepada Anna. Anna menerimanya dengan senyuman.
"Terima kasih." Ucapnya.
"Sama-sama, nona. Ada yang nona butuhkan lagi?" Tanya Nisa memastikan semua kebutuhan nona mudanya terpenuhi.
"Sudah, tidak ada." Balasnya.
"Baik nona, saya permisi dulu." Ucap Nisa seraya melenggang keluar dari ruangan Anna.
Seorang wanita muda tengah duduk dipangkuan pria yang entahlah merasa risih atau tidak. Dengan gayanya yang bergelayut manja. Mengalungkan tangannya di leher pria itu.
Tok!, Tok!, Tok!.
Pintu ruangan diketuk."Masuk!" Sahutnya dari dalam ruangan.
"Maaf tuan muda, tuan besar meminta tuan untuk datang ke rumah utama sekarang." Titahnya.
"Aku sedang kerja." Ucapnya. Secara tidak langsung menolak.
"Maaf tuan muda. Tuan besar mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan." Ucapnya lagi.
Yang diajak bicara diam saja. Tidak memberikan sepatah kata pun. Wanita yang tengah duduk dipangkuan tuan mudanya berdiri.
"Sudahlah Dion. Ryann tidak mau pulang. Kalau tidak mau ya jangan dipaksa ya." Ucap wanita itu yang duduk di tepi meja dengan posisi menyilangkan tangannya depan dada.
Dion tersulut emosinya. Mengepalkan tangannya erat-erat. "Tuan muda, maaf. Tuan besar ingin tuan muda datang sekarang juga ke rumah utama." Ucap Dion lagi dengan tegas.
"Hmm." Ryann berdiri menggunakan jasnya yang ia gantung di kursi kebesarannya.
"Silahkan tuan." Dion membukakan pintu.
"Sayang, kamu mau pulang?" Tanya wanita itu.
"Hmm." Balasnya.
"Ryann, kamu yakin mau pulang?" Wanita itu menahan lengan Ryann.
Ryann menghentikan langkahnya. Menatap wanita itu. "Lepas." Ucapnya tegas.
Wanita itu langsung melepaskannya. Tidak ingin membuat Ryann marah. Ryann yang sudah keluar dari ruangan. Tinggal Dion yang masih menahan pintu ruangan.
Dion menatap wanita itu dengan tatapan benci dan penuh amarah.
"Nona Arselia. Saya ingatkan anda kembali, untuk tidak masuk ke dalam kehidupan Tuan muda kedua kalinya. Tidak ada kesempatan yang diberikan berulang kali. Terima kasih. Saya permisi." Dion mengangguk hormat. Seraya menutup pintunya. Dion menatap Arli lagi. "Maaf nona, jangan terlalu lama di dalam. Polisi datang, saya sudah tahu tersangkanya." Ucap Dion seraya menutup pintu.
"Asisten kurang ajar!" Arli melempar vas bunga yang ada di atas meja.
"Vas bunga, tuan muda beli dari Amerika seharga tas Louis Vuitton yang nona pakai. Tolong transfer ke rekening Tuan muda sebagai gantinya. Terima kasih. Saya permisi." Dion segera menutup pintu. Menghampiri Ryann yang sudah menunggu depan lift.
"Lama sekali!" Kesal Ryann terlalu lama menunggu.
"Maaf tuan muda." Dion mengangguk hormat.
Dion dan Ryann pun masuk ke dalam lift dan turun menuju lobby. Dimana mobil mereka sudah siap di depan lobby gedung.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
__________🌹🌹__________
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...