25. Kesukaan Dokter

31.1K 1.1K 9
                                    

Makanan pesanan mereka pun sudah datang semua. Anna juga sudah datang, namun berbeda meja dengan Rey juga Anna. Mereka bersantap sekaligus mengobrol. 

"Aku tidak menyangka lho, seorang Andreana yang waktu sekolahnya pernah masuk bimbingan konseling bisa menjadi wanita sukses seperti sekarang." Puji Rey.

"Ah, terlalu berlebihan. Lagipula, aku masuk bimbingan konseling bukan karena masalah. Tapi, kan konsultasi mengenai pilihan universitas ku dulu." 

"Sama saja Bimbingan konseling." 

"Beda lah Rey. Kamu mau coba?" Tantang Anna.

"Seandainya aku bilang mau juga tidak akan bisa. Kita sudah jadi ayah dan ibu." 

"Yakin?" Anna tersenyum kecil.

"Tentu, kita berdua kan sudah menikah." 

"Oh, iya kalau itu memang benar. Tapi, yang memiliki anak hanya kamu." 

"Iya sih benar juga. Hmm…, Anna. Kapan kamu bisa main ke rumah ku? Mungkin kamu bisa berkenalan dengan anakku." Ajak Reynaldi sembari memakan makanannya.

"Hmm…, kapan ya?" Anna tampak berpikir. Karena ia tidak terlalu menyukai anak kecil. "Mungkin kalau aku ada waktu kosong lagi." lanjutnya. 

"Baiklah. Ajak suamimu juga." 

Anna sedikit terkejut dengan jawaban Ryann. Sebab Anna dan Ryann bukan menikah karena memang saling mencintai dan ingin memiliki anak. 

Sedangkan, mereka menikah hanya keadaan dimana kedua orangtua mereka yang saling menjodohkan mereka. Cukup itu saja. Tidak lebih dari itu. 

Hanya saja mereka sudah melakukan hubungan lebih dari itu. Salahkan yang membuat perjanjian lebih dulu, begitu pikir Anna.

"Dia sibuk, Rey."

"Iya kah? Suamimu bekerja sebagai apa?" 

"Dia seorang Dokter." Jawab Anna santai.

"Wah, keren dong! Pengusaha dapat suami dokter. Selamat ya Anna!" Reynaldi dengan wajah tidak menyangka nya.

"Kamu tahu Rey? Aku seperti muak mendengar kata itu." Anna yang tidak tertarik dengan pembahasan suaminya.

"Kata apa? Dokter?" Terka Rey. 

Anna pun mengangguk sebagai jawaban seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. 

"Mungkin sudah ditakdirkan kalau seluruh orang terdekatmu itu menjadi dokter. Seharusnya kamu senang." Ucap Rey sekaligus memberitahu Anna akan lingkungan keluarganya yang memang Rey ketahui menjadi seorang dokter. "Seharusnya kamu juga jadi dokter, An." Lanjut Rey.

"Cukup sudah lah, Rey. Kita lanjut makan saja. Aku seperti malas membahas tentang dokter, dokter dan dokter. Aku ingin makan." Anna hampir merasa mood makannya hilang.

"Baiklah, baik." Rey mengalah. 

Selesai makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selesai makan siang. Anna kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. Hingga tiba sore hari dimana ia akan pulang. 

Anna sampai lebih dulu di rumah daripada Ryann. Jadi, Anna dapat memasak untuk makan malam. 

Ia mulai nyaman dengan rumah Ryann yang memang sangat besar ini. Namun, terkesan sangat sepi dan sunyi. Karena penghuni rumahnya sedikit jauh dengan bandingan luas dan besar rumahnya.

Di dapur Anna memasak makan malam yang mudah dimasak saja. Namun, tetap enak. Dibantu dengan para pelayan yang ada disana.

"Nona, untuk makanan pencuci mulut mau salad buah atau salad sayur untuk hari ini?" Tanya salah satu pelayan disana.

"Apa ya? Salad buah saja deh hari ini. Dia lebih suka apa?" Tanya balik Anna kepada pelayan itu. 

"Ma-maaf nona. Maksud nona Tuan Ryann?" Tanya pelayan itu lagi memastikan.

"Iya dia, suka apa?" Anna bertanya lagi.

"Duh…, maaf nona. Saya kurang tahu. Saya menyiapkannya bergantian tiap harinya. Jadi, saya kurang tahu pasti." Jelasnya.

"Oh, baiklah. Tidak apa. Salad sayur saja hari ini." 

"Jadinya, salad sayur ya nona? Tidak jadi salad buah?" Pelayan itu memastikan lagi.

Anna menjadi bimbang antara salad sayur dan salad buah. Dua-duanya memang salad. Namun, ia khawatir Ryann akan mengejek hasil makanannya lagi. Karena tidak sesuai keinginannya.

"Kau tidak tahu apa kesukaan suamimu?" 

Anna mendongakkan kepalanya saat mendengar suara halus dari seorang wanita. Hanya saja tidak mungkin seorang pelayan yang bekerja di rumah itu. 

Sudah pasti ada etika yang harus mereka tetapkan tiap saat. Anna melihat seorang wanita yang masuk ke area dapur. Dengan pakaian modis dan riasan wajah cantiknya. Satu kata yang ada dibenak Anna yaitu, Elegan.

Anna menatap dengan wajah datar wanita itu. Ia tidak mengenalnya. Namun, tidak bisa mengusir begitu saja. Karena rumah ini kuasanya milik Ryann bukanlah miliknya.

"Suamimu suka salad buah dibanding salad sayur. Tapi, dia suka makan dua-duanya." Ucapnya dengan senyuman manis di wajahnya yang terkesan sebuah pencitraan dimata Anna.

"Anda siapa?" Tanya Anna dengan tatapan mata tidak bersahabat. 

Bersambung. 


Terima kasih semua yang sudah baca episode terbaruku💜

Andreana Salma Vs Dokter Ryann

Salam sayang untuk semuanya💚

Jaga kesehatan kalian yaa💙

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian👍

Thankquu

See u on the next episode 👋💞

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang