Ryann menelepon Andres, yang sudah menjadi pengawal rahasia Anna. Dalam satu kali nada deringan, orang yang berada di dalam mobil lainnya langsung mengangkat telepon dari tuannya.
📞
"Dres, kau menginap di hotel ini. Pantau istriku setiap harinya. Temui sekretarisnya dan bawa dia padaku besok pagi."
"Baik, tuan."
"Lapor padaku setiap saat."
"Baik, tuan."
"Terima Ka–"
"Tuan muda, maaf. Saya ada informasi terbaru dari anak buah saya yang ada di Jakarta."
"Apa?"
"Di hari yang sama dengan kepergian Nona muda. Tepatnya saat nona berada di Rumah sakit Giri Indah. Nona disana sedang meme–"
"Tidak perlu dilanjutkan. Aku sudah tahu."
"Bukan tuan. Ini berbeda. Dimana nona memeriksa keadaannya pada bagian poli obgyn."
"Lalu, hasilnya?"
"Usia kehamilan nona sudah memasuki tujuh minggu, tuan muda."
Sial! Umpat Ryann diluar telepon.
"Tuan…?"
📞
Ryann langsung mematikan sambungan teleponnya. Ia meminta seseorang untuk mencari tahu apa yang sedang dilakukan Anna di rumah sakit itu. Rumah sakit yang sesuai dengan titik lokasi keberadaan Anna sekarang.
Andres turun dari mobil dengan pakaian layaknya seorang wisatawan yang sedang berjalan-jalan di London. Membawa koper dan berpakaian santai.
Dia memasuki lobby yang hotel yang ada di basement untuk menuju lantai dasar hotel. Dimana letak resepsionis berada. Andres akan check-in di lantai yang sama dengan Anna.
Dengan segala koneksi dan kekuatan kekuasaan yang Ryann miliki. Andres dapat mengetahui nomor kamar hotel Anna. Begitu mudah untuk seorang Ryann mengetahui apa yang sedang dicoba untuk disembunyikan darinya.
Sesuai perintah Ryann. Andres setelah menaruh barang-barangnya di kamar hotel. Ia dengan santai keluar dari hotel dan berjalan-jalan di sekitar hotel hingga ia memasuki rumah sakit yang ada di sekitar sana.
Anna sempat merasa kesal dan mulai malas berurusan dengan dokter yang menanganinya. Karena ia sampai berjam-jam mendengar sang dokter berbicara yang beberapa tidak sama sekali ia mengerti.Sehingga hanya membuat waktunya terbuang begitu saja. Dokter itu mengarahkan semua titik pembicaraan pada dirinya. Bukan pada masalah yang ingin ditangani. Dimana keluhan Anna yang ingin ditangani.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Anna hanya seperti layaknya konsultasi dengan dokter dan hampir sama kondisinya seperti ia pernah berkonsultasi dengan psikolog yang tak lain psikolog itu, adalah kakaknya sendiri.
Selesainya Anna dari rumah sakit. Ia juga sudah mendapatkan resep obat dari dokter yang dibutuhkannya. Dengan segala perjuangannya. Anna memutuskan untuk langsung kembali menuju hotel.
Bugh!
"Sorry, miss. I accidentally, sorry!"
(Sorry, nona. saya tidak sengaja, maaf.)Orang itu buru-buru minta maaf dengan Anna. Dia dengan tubuh tegap, tinggi dan besarnya. Seperti tubuh pria yang cukup proporsional. Sehingga mampu membuat Anna terjatuh terjerembab ke lantai dengan posisi duduk.
"I'm okay."
Anna menerima bantuan uluran tangan yang diberikan orang itu. Anna tersenyum ramah.
"Thank you." Ucap Anna.
(Terima kasih.)"Are you hurt?"
(Apa kamu terluka?)
"No, no. I'm fine. I have to go. Thank you"
(Tidak, tidak. Aku baik-baik saja. Aku harus pergi. Thank you.)Anna tersenyum ramah seraya melenggang pergi meninggalkan orang itu yang terlihat masih merasa bersalah kepadanya. Namun, Anna tidak ambil pusing dan tidak berlama-lama.
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomansPerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...