Perjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya.
"Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann.
"Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...
Matahari mulai muncul dari sela gorden kamar yang masih gelap. Karena kedua insan di dalamnya masih menikmati indahnya mimpi mereka masing-masing.
Ryann mengerjapkan matanya. Ia bangun lebih dulu daripada Anna. Ia bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tidak lama Anna juga terbangun dari tidurnya. Melihat sisi ranjang sebelahnya kosong. Ia pun melihat jam yang ada di layar ponselnya di atas nakas. Terlihat pukul enam lewat.
Anna ingin masak sarapan. Karena ia memang senang masak. Sebelum itu Anna hendak membersihkan wajahnya lebih dulu.
Ia beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Baru Anna ingin masuk, pintu kamar mandi sudah terbuka lebih dulu.
"Aaaa!" Anna reflek menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.
"Pakai bajumu!" Terkejutnya.
Ryann menatap datar Anna yang terkejut melihat dirinya setengah telanjang. Ada masalah apa dengan tubuhnya? Bagian bawah tertutup sempurna dengan handuk. Apa yang tidak boleh dilihat?
"Kenapa?" Ryann dengan pura-pura polosnya.
"Kenapa tidak pakai jubah mandi saja, hah?! Maksudmu apa?!" Tanya Anna dengan keras.
"Apa hak mu seperti itu?"
"Y-ya bukan juga. Tapi, jangan telanjang begini dong!"
"Siapa yang telanjang?"
"Kau lah bodoh! Siapa lagi?"
"Lihat pakai mata. Buka matamu!" Perintah Ryann.
"Tidak mau!" Anna tetap menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.
"Buka!" Perintah Ryann lagi.
"Tidak mau! Jangan mesum, masih pagi!" Anna semakin jadi menuduhnya.
Ryann merasa kesabarannya telah habis dibuat kesal oleh Anna. Ia melepaskan paksa tangan yang menutupi kedua mata istrinya.
"Aaaa! Dasar mesum!" Anna langsung berbalik dan hendak berlari menjauh. Hanya saja Ryann cukup gesit dalam meraih pinggang Anna. Sehingga Anna berada dalam rangkulan Ryann.
Ryann mendekap Anna dari belakang. Merapatkan tubuhnya dengan tubuh sang istri. Anna menutup matanya dengan kedua telapak tangannya lagi.
"Ryann, lepas! Pakai bajumu dulu!" Suruh Anna. Anna tidak bisa diam. Karena risih. Ia terus memberontak dalam rangkulan Ryann.
"Teruslah bergerak sampai yang dibawah bangun." Ucapan Ryann yang membuat Anna langsung diam.
Tidak lama Anna menjadi diam. Benar saja ia merasa ada tonjolan keras dari bawah sana. Ia pun tidak mencoba memberontak lagi.
"Ryann..., aku mohon lepas! Aku mau masak." Pinta Anna.
"Tidak perlu." Tolaknya.
"Aku mau masak sarapan..., kau mau tidak makan?" Tegas Anna.
"Tidak makan nasi, tidak apa-apa. Ada kau yang bisa aku makan juga kan?" Ryann mengecup leher Anna singkat sembari melepaskan tangannya dari tubuh Anna.
"Aakhh! Mesum!" Anna langsung lari pergi keluar kamar seraya mengusap-usap bagian lehernya.
•••~~~~~•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••~~~~~•••
Ryann berkaca di depan cermin merapikan pakaiannya yang sudah rapi. Jas dan dasinya yang sudah ia pakai dengan rapi. Tinggal turun ke bawah untuk sarapan pagi.
Tring!
Tring!
Ryann teralihkan atensinya pada suara notifikasi ponsel itu. Ryann penasaran dengan isi notifikasi itu. Ia tahu nada notifikasi itu bukan berasal dari ponselnya. Melainkan istrinya, sudah pasti itu. Karena ia tidak menggunakan nada notifikasi seperti itu.
Ryann pun mendekat ke arah nakas. Lalu, melihat notifikasi ponsel Anna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia tersenyum kecil saat melihatnya. Lalu, ia segera turun ke bawah untuk ke ruang makan. Disana sudah ada Anna yang sedang menyajikan makanan di meja makan. Dibantu dengan para pelayan yang bekerja di bagian dapur.
Ryann duduk di meja makan. Diikuti Anna yang sudah selesai menyajikan ikut duduk di meja makan.
"Siang nanti temui aku di rumah sakit." Titah Ryann sebelum makan pagi dimulai.
"Untuk?" Anna mengerutkan keningnya.
"Makan siang."
"Tidak mau. Aku sibuk."
Ryann tersenyum licik. Dia tidak menanggapi perkataan istrinya lagi. Mereka pun memulai sarapan mereka pagi ini.
Bersambung.
Terima kasih semua yang sudah baca episode terbaruku💜