28. Punishment

35.4K 1.3K 24
                                    

Ryann dengan cepat mengikat kedua tangan Anna di atas kepalanya sembari berbaring. Ryann merangkak naik ke atas tubuh Anna perlahan ditambah tangannya yang aktif bergerilya di seluruh permukaan tubuh istrinya itu. 

Bulir bening semakin deras menetes dari sudut mata Anna. Pasrah sudah. Ingin melawan tenaganya sudah terkuras dengan tangisannya. Tidak sebanding dengan tenaga Ryann yang tidak bisa ditandingi dengan dirinya. 

"Manusia tidak akan jera kalau tidak diberi hukuman, Anna. Kau harus mengerti itu."

Ryann membuat tanda kepemilikan pada leher jenjang Anna. Anna mendesis antara sakit dan nikmat. Sesekali Ryann menggigit kulit Anna dengan gemas. 

Namun, kegemasan itu membuat Anna merasa perih pada bagian kulitnya yang hampir terluka dengan gigitannya. 

"Kau manusia yang jera setelah diberi hukuman atau tidak?" Bisik Ryann tepat di telinga Anna. 

Beberapa kali meniup leher Anna di titik sensitifnya. Hingga desahan Anna pun terlontarkan keluar. 

"Ehmm…" Desah Anna yang tertahan. 

Ryann tersenyum licik. Ia mencium Anna. Hanya saja Anna merapatkan bibirnya. Tidak ingin Ryann lebih dalam mendominasi dalam mulutnya. 

"Ummm…" Anna merasa perih saat Ryann menggigit bibirnya. 

Pertahanan Anna akan mulutnya pun kalah. Ryann melesakkan lidahnya menyusuri setiap bagian dalam mulut Anna. 

"Uhmm…, uhmm…" 

Ryann tidak peduli seakan dirinya sudah dikendalikan oleh makhluk jahat yang membiarkan Anna hampir kehabisan nafasnya. 

Anna memukul-mukul dada bidang Ryann yang berada di atasnya tepat menindihnya dengan segala dominasi padanya.

Tidak ingin Anna pingsan. Ryann melepaskan ciumannya perlahan. Anna terengah-engah. Ia tidak bisa mengimbangi permainan Ryann. 

"Lelah sayang?" Suara lembut Ryann dengan tangannya yang mengusap lembut pipi Anna. 

Anna merasakan kelembutan itu. Tetapi, ia merasa jijik dengan tatapan Ryann yang seakan memberikan sebuah kenikmatan pada dirinya.

"Dasar brengsek! Lepaskan aku…" Pinta Anna dengan sarkasnya.

"Mulut manismu tidak cocok berkata kasar." Ryann mengecup singkat bibir ranum Anna.

Ryann melepaskan kemeja yang masih melekat pada tubuhnya. Melepaskan sabuk dan celana yang ia kenakan. 

Dengan sekali hentakan. Ryann kembali menyatukan tubuh mereka berdua.

"Akhhh…" 

Setelah malam panas yang mereka lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah malam panas yang mereka lakukan. Tepatnya hukuman yang Ryann berikan kepada Anna. Ryann tidak langsung tidur. Ia memeriksa Anna terus menerus. 

Khawatir terjadi sesuatu dengan istrinya. Hingga Ryann memeriksanya dengan peralatan dokter miliknya. Sebab Ryann menghentikan hukumannya saat tahu Anna sudah tidak sadarkan diri. 

Ia tahu dirinya sudah melewati batas. Hanya saja emosi yang berada dalam dirinya perlu dilampiaskan. Anna sudah terlalu lelah hingga akhirnya tidak kuat bertahan dari segala serangan Ryann pada tubuhnya selama tiga jam sudah dilewati.

"Maaf…" Ryann mengecup kening Anna dengan mengelus pucuk kepala Anna dengan lembut. 

"Seharusnya aku yang kau pilih, aku yang kau patuhi. Bukan pria itu." Ungkapnya dengan mengangkat tangan Anna dan mencium punggung tangannya. 

"Aku suamimu bukan pria itu." 

"Maaf…" Ryann memeluk Anna yang masih terbaring sembari menutup matanya. 

"Aku hanya ingin membuatmu marah dengan menggunakan wanita itu." 

"Maaf…" Ryann mengeratkan pelukannya. Tanpa ia sadari bulir bening menetes dari sudut matanya. Menangisi apa yang sudah ia perbuat pada istrinya sendiri. 

Bersambung. 

Thankquu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜

Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚

See u on the next episode 👋💞

Andreana Salma VS Dokter RyannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang