1

3.9K 189 4
                                    

Perjamuan makan malam, yang diadakan oleh kepala keluarga Na guna untuk memperkenalkan calon istri dan ibu kepada kedua anak kembarnya, Haechan dan Jaemin berlangsung dengan lancar dan baik meski terjadi kehambatan sedikit diawal acara dimana Yui sang calon istri sekaligus calon ibu tiri bagi kedua anak tuan Na mengalami keterlambatan, tapi isudah terselesaikan dengan baik.

Kini calon keluarga baru itu sedang menyantap hidangan yang telah disajikan oleh pelayan dan mereka mengobrol perihal pernikahan. Seperti tanggal, jam, dan lokasi pernikahan berlangsung. Tak hanya itu, obrolan merekapun juga dicampuri canda gurau.

"Aku tak sabar dengan pernikahan kita nanti" ujar tuan Na

Yui, sang kekasih dari tuan Na menanggapi dengan tawa yang di anggunkan "iya, akupun juga begitu. Aku tak sabar ingin menjadi ibu untuk mereka" ujar Yui menunjuk kearah si kembar Jaemin Haechan yang hanya direspon dengan senyuman manis mereka.

"Yuta, bagaimana denganmu pendapat mu tentang kedua adikmu ini?" tanya Yui kepada Yuta, anak kandungnya. Yuta memperhatikan setiap sudut calon kedua adiknya yang kembar ini.

Menelisik setiap inci dari Jaemin dan Haechan, bukan bermaksud buruk tapi memang begitu cara Yuta agar bisa lebih kenal dekat dengan calon adik kembarnya ini.

"Mereka terlihat seperti anak baik, dan penurut." jawab Yuta dengan nada suara yang dibuat sedingin mungkin. Dan kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.

Tuan Na, sebagai ayah si kembar tertawa terbahak bahak mendengar jawaban Yuta yang mengundang perhatian bagi para pengunjung lain di restoran mewah ini "kau benar, mereka memang terlihat seperti anak baik dan penurut. Tapi sebenarnya mereka hanyalah anak anak yang nakal, dan tak pernah mendengarkan ucapan orang tuanya" balas tuan Na.

Haechan dan Jaemin memang terlihat seperti anak baik dari luar, tapi mereka sebenarnya adalah anak berandalan. Yang suka membuat kericuhan dikampus, melanggar semua aturan aturan kampus, sering membolos, dan tak pernah mendengarkan ucapan orang orang dewasa lainya, seperti ayah dan mendiang ibunya dulu. Mereka akan menjadi anak baik jika ada maunya saja.

Entah kerasukan setan apa mereka bisa menjadi seperti ini. Kedua orang tua si kembar dulu tak pernah senakal ini saat mereka masih muda, tapi entah bagaimana bisa kedua anaknya memiliki sifat seperti setan, dan iblis ini.

"Mereka akan jadi anak baik jika ada maunya saja. Kusarankan untuk tidak terlalu berurusan dengan mereka jika tidak ingin diganggu"

"Jadi jangan kaget bila suatu saat nanti mereka yang awalnya berperilaku seperti setan, tiba tiba berubah menjadi anak yang tak berdosa."

Mendengar penjelasan dari sang ayah, si kembar langsung menatap sini kepala keluarga itu yang masih setia dengan tawanya yang kencang.

"Kau jangan seperti itu, bagaimana pun mereka ini anakmu" ucap Yui, dengan suara lembutnya.

"Ayah... Lihat saja nanti, kubalas perbuatanmu ini ayah"-batin Haechan dan Jaemin.

"lagipula, aku ini juga seorang ibu pasti kenakalan mereka masih bisa dibilang wajar. Apalagi anak seusia mereka, jangan terlalu menjelekkan mereka. Haechan, Jaemin, jangan terlalu dimasukkan kedalam hati ya, ucapan ayahmu itu" ujar Yui, berusaha menjadi sosok ibu yang baik bagi Haechan dan Jaemin.

"Tidak apa apa, kami sudah biasa mendengarnya. Lagipula apa yang dikatakan ayah ada benarnya, kami bukan anak baik dan penurut yang seperti kalian bayangkan" Jaemin mulai bersuara.

"Dan, anak yang memiliki sifat seperti setan dan iblis ini akan menjadi anak anda. Jadi bersiap siap saja, tapi kami akan berjanji menjadi anak yang baik untuk anda, dan menjadi adik yang penurut untuk kak Yuta." imbuh Haechan, sambil melirik penuh arti kearah Yuta yang sedari tadi hanya memperhatikan saja, begitu pun juga Jaemin yang ikut melirik kearah yang sama, dengan tatapan yang sama dengan Haechan.

Yuta tak mengerti maksud tatapan dari keduanya, sehingga ia mencoba untuk acuh. Yui, ibu dari Yuta memperhatikan si kembar dengan tatapan sedih karena sudah di ejek oleh ayahnya sendiri.






Acara makan malam telah usai, saat ini mereka sedang berada diluar restoran untuk menemani Yui dan Yuta menunggu taxi yang telah dipesan. Tak menunggu waktu lama taxi pun datang, Yui dan Yuta langsung berpamitan untuk pulang.

Didalam taxi Yuta duduk bersebelahan dengan Yui ibunya, melirik kearahnya "ibu, kau yakin akan menikahi paman itu?" tanya Yuta. Yui menoleh kearah anak semata wayangnya "kenapa? Kau tak suka denganya?"

"Bukan dengan paman Na itu, tapi dengan kedua anaknya."-Yuta

"ada apa dengan Haechan dan Jaemin?"-Yui

"Bukankah mereka sudah menjelaskan, bahwa mereka itu bukan anak yang baik. Bagaimana jika ibu direpotkan oleh mereka? Dan bagaimana jika aku tidak bisa menjadi kakak yang baik bagi mereka?" tanya Yuta dengan nada khawatirnya.

Yui, mendengar pertanyaan dari anaknya yang mengkhawatirkan dirinya itu tertawa, terdengar lucu melihat Yuta khawatir dengan keadaannya nanti setelah menjadi ibu bagi si kembar "kau juga dulu nakal waktu kau seusia mereka."

"Bahkan, kelihatannya kau lebih parah dibanding mereka. Tenang saja, ibu sudah berpengalaman dalam mengurus anak. Ibu pasti bisa menjadi ibu yang baik dan bijaksana untuk mereka" imbuh Yui.

Meskipun Yui sudah menjelaskan, dan meminta Yuta untuk tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya, tetap saja Yuta merasa khawatir, apalagi mengingat bagaimana tatapan si kembar menatap diri Yuta. Padahal, Yuta ini 5 tahun lebih tua dibanding mereka merasa akan didominasi oleh calon adik kembarnya.






Setelah kepergian taxi yang ditumpangi Yui dan Yuta menghilang, tuan Na beserta anak kembarnya masih berada di tempatnya "mempunyai sifat seperti setan dan iblis? Hah!" ucap Haechan memecah keheningan antara mereka bertiga.

"Bagaimana bisa ayah mengatakan itu didepan calon ibu kami, terlebih didepan Yuta yang akan jadi kakak tiri kami?!" imbuhnya.

Tuan Na melirik kearah anaknya yang berdiri disampingnya. Haechan mengutarakan kekesalannya dengan tatapan tajamnya "kenapa kau kesal? Bukankah itu kalian memang seperti itu?" jawaban dari sang ayah, lagi lagi mendapat tatapan sinis dari Haechan dan Jaemin "tapi tetap saja, ayah jangan mengatakannya didepan mereka" sahut Jaemin.

"Lagi pula kami ini anak ayah, yang sudah pastinya sifat setan dan iblis ini pasti menurun dari ayah" imbuh Haechan.

Tuan Na menggelengkan kepalannya sambil tersenyum remeh "kau yakin, sifat setan dan iblis kalian menurun dari ayah? Seingat ayah dulu waktu seusia kalian, ayah tidak senakal dan brandalan seperti kalian" balas tuan Na.

"Kau dengar Jaemin, katanya 'seingatnya' pasti ayah melupakan sifat asli ayah, dan hanya mengingat sifat palsu ayah saja. Aku heran bagaimana ibu bisa jatuh hati kepada ayah, sampai ibu meninggal. Di tambah lagi, bibi Yui mau menikah dengan ayah. Ck.. Ck.. Ck.. " sinis Haechan tak mau kalah.

"Aku yakin ayah menggunakan sesuatu agar bibi Yui mau dengan ayah" imbuh Jaemin tak kalah sini.

Setelah melakukan perdebatan kecil mereka, Haechan dan Jaemin meninggalkan ayah mereka yang masih terdiam tertegun mendengar semua balasan dari kedua anaknya yang begitu menyakiti hatinya.

"Dasar anak kurang ajar!" keluh tuan Na

"Tapi memang benar, meski mereka seperti itu tetap saja mereka adalah anakku. Aku yang menciptakan mereka. Yeo Reum-a... Semoga kau memaafkan sifat mereka"

Step Brother Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang