69

170 14 0
                                    

Setelah menghabiskan hari hari di rumah sakit, kini sepasang suami istri itu akhirnya kembali ke rumah dengan selamat, membawa anggota baru dalam gendongan Yuta. Mereka melangkah masuk bersama, disambut dengan senyum penuh kelegaan dan kebahagiaan oleh Yui dan Tuan Na yang sudah menunggu di ruang tengah.

"Selamat datang kembali, Yuta, Jeno ... dan tentu saja untuk anggota keluarga baru kita," ucap Yui dengan mata berkaca kaca, lalu memeluk Yuta dengan penuh kasih. Tuan Na ikut menyambut dengan senyum hangat, mendekati cucunya yang masih dalam pelukan Yuta.

"Selamat, kalian berdua. Keluarga kita semakin lengkap sekarang," ujar Tuan Na dengan suara penuh haru.

Yuta senang dengan sambutan kedua orang tuanya, membuat hatinya merasa hangat dan nyaman. "Terimakasih, ayah, ibu, "ujar Yuta.

"Yuta, kau harus segera melihat kamar kalian, ada hadiah kecil dari kami." kata Yui yang terdengar antusias.

Sejenak Yuta menatap ke arah suaminya, kemudian segera melangkahkan kakinya ke kamarnya. Pintu berwarna coklat di buka, memperlihatkan ranjang kecil yang terpasang tepat di kasur mereka. Tak hanya itu, ada beberapa perlengkapan bayi lainnya yang sudah tersedia di sana.

Yuta terpukau melihat kamarnya yang kini semakin terkesan penuh akan perlengkapan bayi, meski jadi terlihat sempit, tapi Yuta sangat menyukainya. Yuta melangkah masuk, melihat lihat perlengkapan bayinya dengan tatapan kagum, hingga ia menemukan sebuah aksesoris kecil berupa gelang di ranjang bayinya.

Yuta megambil gelang itu lalu melirik ke arah suaminya seakan tahu dari siapa gelang itu. Jeno tersenyum saat istrinya menemukan hadiah kecil darinya, ia pun mendekat pada Yuta. "Baru ini yang bisa kuberikan pada bayi kita, yang lainnya mungkin akan menyusul seiring tumbuhnya anak kita," kata Jeno.

Tentu Yuta senang akan pemberian suaminya ini, tapi ia tidak bisa mengenakan gelang ini pada bayinya, mengingat kulit bayi masih terbilang sangat sensitif. "Aku yakin, anak kita sangat menyukai gelang ini, tapi dia belum boleh mengenakan perhiasan, Jeno." ujar Yuta, mengingatkan suaminya.

"Aku tahu, gelang ini masih nisa di gunakan nanti saat ia berumur 5 tahun, bahkan kelak dewasa nanti, gelangnya masih akan cukup untuk nya."

Yuta tersenyum lembut sambil memandang gelang kecil itu. "Terimakasih, Jeno. Ini pasti akan menjadi kenang kenangan yang indah untuknya nanti."

Kemesraan sepasang suami istri itu tak luput dari perhatian orang tua yang menyasikan di ambang pintu. Mereka turut merasakan keromantisan yang menyelimuti seluruh ruangan ini. Setelahnya, mereka kembali ke ruang tengah untuk merayakan kehadiran anggota baru dengan cara sederhana, hanya dengan makan bersama dan mengobrol ringan.

Obrolan yang dipenuhi dengan canda dan tawa ringan. Sesekali, bayi yang baru lahir tu mengeluarkan suara kecil, menarik perhatian semua orang yang langsung tersenyum hangat.

Yui dan suaminya tidak bisa menyembunyikan ras banga mereka, sementara Jeno dan Yuta saling bertukar pandang, merasa bersyukur dengan kehadiran anak mereka. Momen yang penuh dengan kebahagiaan, menandai awal kehidupan baru bersama sebagai keluarga utuh.

Dirasa malamsudah mulai larut dan si bayi yang harus segera di tidurkan, Yui dan tuan Na pamit undur diri. Yuta ingin sekali kedua orang tuanya menginap di sini, tapi Yui tidak ingin mengganggu kedamaian mereka, jadi lebih memilih untuk pulang.

Selepas perginya kedua orang tuanya, Yuta dan Jeno kembali masuk ke dalam untuk berisitirahat. Mereka memasuki kamar, dan Yuta langsung meletakkan bayinya di ranjang bayi dengan perlahan agar tidak terlalu mengusiknya.

Setelah memastikan bayi tidur dengan nyaman, Yuta berbalik yang seketika berhadapan langsung dengan Jeno. "Jeno, ada yang ingin ku berikan padamu," ucapnya. Yuta menggenggam tangan Jeno, lalu mengeluarkan sebuah elang dan perlahan mngenakannya di pergelangan tangan suaminya.

Step Brother Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang