Pesta pernikahan telah berakhir pada malam ini. Semua tamu undangan satu persatu meninggalkan lokasi, menyisakan Jeno dan Yuta. Yui dan tuan Na. Dan beberapa orang yang sedang sibuk membereskan dekornya.
Yui dan tuan Na menghampiri Jeno dan Yuta. "Kami pulang ya nak," ujar Yui dengan lembut.
Yuta sedih mendengarnya, "Ibu dan ayah yakin tidak ingin menginap dulu satu malam lagi?"
Yui tertawa kecil, "ibu tidak ingin mengganggu kebersamaan kalian"
"Tapi sayang, aku lelah dan ingin segera beristirahat," sahut tuan Na dengan wajah kelelahannya. "Bisa kita menginap satu malam saja? Aku yakin Yuta tidak akan terganggu."
Mendengar itu, Jeno menatap tajam ayah mertuanya. cih, dasar mertua tidak peka!
Yui memberikan pukulan di lengan suaminya, "Kau ini!" Yui mendorong tubuh suaminya. "Ya sudah, Yuta, Jeno, kami pergi ya! Selamat bersenang senang!"
Yui dan tuan Na memasuki mobil, lalu kendaraan roda empat itu melaju meninggalkan lokasi. Menyisakan Jeno dan Yuta. "Yuta, ayo kita masuk" ajak Jeno.
Kemudian mereka masuk bersama di kediaman baru mereka. Yuta melepaskan sepatunya, menggantinya dengan sandal di dalam rumah. Berjalan menuju kamar dengan lelahnya.
Yuta langsung merentangkan tubuhnya di atas kasur yang empuk itu. Memejam kedua matanya, lalu menghela nafasnya.
"Aku lelah sekali," keluh Yuta.
Jeno berdiri di ambang pintu kamarnya, memperhatikan istri dari posisinya. Menyunggingkan satu sudut bibirnya. Mendekat ke arah kedua kaki yang menguntai di atas lantai. Jeno menekuk satu lututnya dan bertumpu di sana. Melepaskan kaus kaki yang masih menempel di kedua kaki Yuta.
Yuta mendudukkan posisinya, memperhatikan suaminya yang berada di bawahnya. Sepintas dalam benak Yuta untuk menjahili Jeno. Kakinya diangkat satu lalu di letakkan di pundak Jeno.
Kepala Jeno terangkat, kedua matanya menatap ke arah istrinya. "Kau mulai berani nakal, ya Yuta," kata Jeno.
Yuta tertawa kecil, menggerakkan kakinya secara acak di tubuh suaminya. "Dengan siapa tadi kau berbincang?" tanya Yuta.
"Siapa?"
"Aku tadi melihatmu berbincang dengan seorang pria, yang sangat cantik"
Jeno mengingat ingat kembali acara pernikahannya tadi. Banyak yang mengajak Jeno mengobrol, tapi ia tidak ingat dengan seseorang yang di sebutkan Yuta.
Kaki Yuta masih bergerak secara random di tubuh Jeno, berakhir di bagian bawah sana. Yuta sedikit memberi tekanan pada bagian itu. "Perlu kah aku memberikan ciri ciri detailnya?"
"Dia pria tinggi dengan kulitnya yang seputih salju, Mengenakan pakaian serba hitam."
Jeno kembali mengingat seseorang yang di sebutan Yuta. "Maksudmu, Jaehyun?" tebak Jeno. Karena seingatnya hanya Jaehyun dengan ciri ciri yang sesuai di sebutkan Yuta tadi.
Yuta mengangguk, "jadi namanya Jaehyun," gumamnya. "Siapa dia? Kau terlihat senang tadi berbincang dengan Jaehyun"
"Dia sekretarisku, dia yang selama ini selalu membantu ku. Bahkan dia juga yang membantu menata konsep pernikahan kita," jelas Jeno.
"oh ya?"
Jeno mengangguk, "hm, sebelumnya dia sekretaris ayahku, tapi sekarang dia menjadi sekretarisku."
"he~" Yuta kembali merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap. "Aku lelah sekali, mau langsung tidur saja!" Yuta memejamkan kedua matanya.
Jeno menaiki kasur, memposisikan dirinya di atas tubuh Yuta. Jeno merendahkan tubuhnya, menghapus jarak diantara mereka berdua. "Kau tidak bisa langsung tidur setelah memancingku, Yuta" kata Jeno.
![](https://img.wattpad.com/cover/326399104-288-k18937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
FanfictionSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.