21

986 62 4
                                    

3 hari sebelum acara pernikahan.

Yuta, Yui, dan juga Jeno, kini mereka telah sampai di bandara internasional Seoul, Korea Selatan. Setelah sekian lamanya bagi Jeno menetap di negeri sakura, sekarang ia berpulang ke kampung halaman bersama orang terkasihnya. Jeno menggenggam erat tangan Yuta, jantungnya terasa begitu berdebar. Dapat dilihat dari wajahnya.

"Kau baik baik saja?" Tanya Yuta.

"Aku belum pulang sejak pertama kali tinggal di Jepang. Tentu saja aku sedikit gugup, padahal ini di negera ku sendiri." Balasnya tanpa menatap ke arah Yuta.

Yuta memutar tubuh Jeno agar menghadap ke arahnya. Sambil menunjukkan senyuman manisnya yang dapat menenangkan hati siapa saja bagi yang melihatnya, Yuta memeluk erat tubuh sang kekasih "tenang saja. Seperti dirimu yang akan selalu berada disamping ku, aku juga akan selalu berada di sisi mu." Katanya dengan suara yang begitu lembut.

Jeno lambat laun menjadi tenang, ia membalas pelukan Yuta dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher kekasihnya. "Terimakasih, untuk semua yang telah kau lakukan padaku. Aku sangat menghargai semua kebaikan mu padaku, Yuta." Pelukan Jeno semakin di eratkan. "Aku sungguh mencintai mu."

Senyuman Yuta semakin lebar mendengar pujian dari Jeno "aku juga mencintai mu, Jeno." Disaat kedua sepasang kekasih itu sedang bermesraan, mereka sampai melupakan sosok Yui yang telah memasukkan semua barangnya, termasuk Yuta dan Jeno kedalam bagasi. Menunggu mereka yang masih berpelukan, saling mengutarakan perasaan mereka.

"Ibu senang melihat kalian kembali bersama!" Ujarnya, yang berhasil membuat pelukan sepasang kekasih itu terlepas. Yui melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut kesal "tapi jangan sampai melupakan orang di sekitar kalian! Yang akan menikah itu Ibu, bukan Kalian!" Kesalnya.

Kekesalan sang ibu, malah mendapatkan gelagat tawa mereka berdua. Yuta mendekat menghampiri ibunya, melepaskan lipatan tangan sang ibu dan menggenggam kedua erat tangan itu "maaf jika kami terlalu terbawa suasana. Kita berangkat sekarang?"

Yui menganggukkan kepala. Senyum di wajah Yuta memang selalu bisa meluluhkan hati seseorang. Ibu dan anak itu masuk di bagian belakang, sedangkan Jeno berada di depan dekat supir. Taxi itu kini telah siap mengantarkan penumpangnya menuju tujuan yang telah di tentukan.



Di kediaman Na.

Terlihat tuan Na nampak sekali terlihat begitu rapi dengan balutan suit yang pas ditubuhnya. Berdiri di depan cermin sambil memperlihatkan sedikit pose untuk menyambut kedatangan calon istri juga anaknya. Tuan Na juga diberitahu akan ada satu orang lagi yang ikut, dan itu membuat hati tuan Na semakin berdebar.

Di samping itu, di kamar masing masing-masing si kembar Na. Tentu mereka turut antusias juga karena akan kembali bertemu dengan Yuta setelah beberapa hari berpisah. Mereka kini sedang mempersiapkan diri, mendadani diri mereka semenarik, dan setampan mungkin agar dapat menarik perhatian Yuta.

Di kediaman Na terlihat begitu ramai dan meriah. Banyak orang-orang yang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Ada yang sedang mempersiapkan makanan, menata berbagai tempat, dan lain sebagainya. Mereka semua terlihat begitu sibuk, hingga mobil taxi tiba dan terparkir di depan rumah mewah itu.

Satu pelayan yang kebetulan berada di luar, langsung masuk untuk memberitahukan kepada majikannya. Pintu mobil taxi itu terbuka, bersamaan dengan hadirnya tuan Na. "Yui, kau sudah datang!" Ujarnya sambil memberikan pelukan pada calon istrinya. Yui mengulas senyuman, dan membalas pelukan kekasihnya.

"Aku sudah datang!" Balasnya.

Lalu dari balik mobil keluar Yuta yang langsung membuat mata si kembar berbinar. Inilah yang mereka tunggu tunggu, tetapi mereka juga menangkap kehadiran orang lain yang turut keluar dari taxi itu. Sang supir telah menurunkan semua barang bawaan ketiga penumpangnya, dan ia pamit untuk undur diri.

Step Brother Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang