Setelah keluar dari minimarket terdekat, Jeno langsung menuju rumah sakit tempat Yuta dirawat. Saat tangannya hendak meraih pegangan pintu, pintu terbuka, menampakkan Tuan Na yang hendak melangkah keluar. Keduanya terdiam beberapa saat. "Kebetulan sekali, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu," kata tuan Na.
Jeno mendengus malas menatap ayah tiri kekasihnya ini "Tidak ada yang ingin saya bicarakan dengan anda," Jeno baru saja hendak melewati tuan Na namun lelaki tua itu menghalangi jalannya. "Hanya sebentar," tuan Na memaksa sambil menekan pelan.
Di taman rumah sakit ini, udaranya terasa cukup menyejukkan. Sebab, bulan ini mulai memasuki musim semi. Jeno dan tuan Na duduk bersebelahan namun tetap menjaga jarak.
"Cepat bicara, apa yang ingin anda sampaikan? Saya tidak bisa berlama-lama di sini, jauh dari Yuta," ucap Jeno.
Tuan Na menoleh ke arah pemuda april itu, memberikan senyum simpul sampai mengeluarkan kekehan kecilnya, "Yuta bersama dengan ibunya, dia pasti aman," balas tuan Na dengan lembut. Jeno memalingkan wajahnya.
Tuan Na menghela nafas panjangnya, "aku telah mengirimkan kedua anakku keluar negeri," kata tuan Na. Jeno terdiam, melirik ayah tiri kekasihnya melalui ekor mata.
"Mereka ku kirim jauh dari sini, jadi tidak akan ada lagi yang mengusik Yuta. Kalian bisa melangsungkan pernikahan tanpa terjadinya bencana lagi." tuan Na menoleh ke arah Jeno yang sejak tadi tidak membalas ucapannya, "kau tidak penasaran kemana mereka ku kirim?"
Jeno terdiam sejenak, tentu saja ia penasaran namun di sisi lain ia tak peduli. "Tidak, saya tidak mau tahu!" Jeno berdiri dari tempat duduknya dan menghela nafas "Jika tidak ada lagi yang perlu dikatakan, saya pergi!" Jeno lalu pergi meninggalkan tuan Na di tempatnya.
Tuan Na mendengus, salah satu sudut bibirnya melengkung ke atas. Menyaksikan punggung kekasih putranya itu menjauh dan menghilang dari pandangan. Desahan lega keluar dari mulutnya, "Kuharap kau dan Yuta hidup bahagia bersama."
Setelah dari luar, Jeno masuk kedalam kamar Yuta. Kedatangannya di sambut dengan senyuman hangat kekasihnya, "kau sudah kembali?" kata Yuta. Jeno mendekat, mengulurkan tangan untuk mengelus surai Yuta. Jeno menyunggingkan senyuman di wajahnya.
"Jeno, apa tadi kau melihat suamiku di luar?" tanya Yui yang belum mendapati kehadiran tuan Na. Tak berselang lama, yang di cari muncul dari balik pintu. Yui langsung mendekat, "kau habis darimana? Keluar tidak bilang bilang!" kesal Yui.
Tuan Na terkekeh kecil, "kenapa, kau merindukan ku?" goda tuan Na, yang langsung mendapat pukulan di lengan kekarnya. "Ouw, sakit," rengeknya.
Yui menoleh, mendekati Yuta dan Jeno. "Ya sudah kalau begitu, ayah dan ibu pulang dulu," ucap Yui, berpamitan.
"Langsung pulang? Tidak bisakah disini lebih lama lagi?" terdengar nada kecewa dari Yuta.
Yui mengulas senyum manisnya, "tentu ibu ingin berada disini lebih lama lagi, tapi ayah mu ini ada urusan, dan ibu tidak bisa membiarkannya sendirian," Yui sedikit mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat lagi, "bisa bisa rumah akan hancur jika meninggalkan ayahmu sendirian terlalu lama," kata Yui membisik.
Yuta dan Yui tertawa kecil bersama, sementara Jeno mendengus dan melirik malas ayah tiri kekasihnya.
"Ya sudah kalau begitu, ibu dan ayah pulang dulu ya!"
Yuta mengangguk, lalu mempersilahkan kedua orang tuanya pergi dari kamarnya. Menyisakan dirinya bersama sang kekasih. "Ibu bilang akan membantu saat aku keluar dari rumah sakit besok," kata Yuta.
"Benarkah?"
"Hm!"
Hari dimana Yuta keluar dari rumah sakit. Semua barang telah terkemas, Jeno dan Yuta keluar bersama sama. Di lobby rumah sakit, kehadiran mereka disambut oleh Yui dan tuan Na yang telah menunggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/326399104-288-k18937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
FanfictionSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.