Malamnya si kembar Haechan dan Jaemin menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Yuta. Kamar itu berada di tengah tengah antara kamar Haechan dan Jaemin. Di raihnya kenop pintu itu, dan pintu kamarpun terbuka, menampilkan beragam isi yang terdapat didalam kamar itu.
Dinyalakannya saklar lampu, agar dapat melihat lebih jelas lagi "disinilah kau akan tidur" ujar Haechan sembari melangkah mendekat kearah kasur berukuran king size dan duduk disana "bagaimana? Terlihat nyaman bukan?"
Kedua mata Yuta menelisik setiap sudut kamar yang luas itu, mengelilingi kamar dan terhenti di depan pintu kaca yang menampilkan pemandangan balkon malam hari "iya, kamar ini terlihat nyaman" jawabnya sambil menunjukkan senyuman manisnya.
Senyuman manis itu, membuat si kembar semakin terpana dengan sosok Yuta. Senyuman yang terlihat tulus, dan membuat orang lain ikut tersenyum saat melihatnya. Sungguh begitu cantik, dan menawan.
Haechan dan Jaemin melihat tanpa berkedip sedikitpun. Bagaimana bisa orang dengan senyuman manis ini, akan berakhir menjadi kakaknya.
Melihat si kembar hanya terdiam, Yuta melunturkan senyumannya merubah mimik wajahnya menjadi bingung "kalian, kenapa?" tanyanya yang langsung membuat sadar si kembar.
Haechan dan Jaemin mengedipkan kelopak mata mereka dan sedikit menggeleng kan kepalanya "o-oh... Tidak apa apa" jawab Jaemin.
"K-kalau begitu, silahkan beristirahat lah disini. K-kami akan kembali ke kamar kami"
Jaemin menarik lengan Haechan, untuk membawa kembarannya keluar dari kamar itu "jika ada yang kau butuhkan, bisa panggil kami. Kamar kami bersebelahan dengan kamar mu" setelah itu, si kembar pergi dari kamar luas yang akan ditempati Yuta.
Kini Yuta sendirian dikamar yang luas itu, nuansa kamar itu terlihat mewah dan megah seperti kamar disebuah istana "ini terlalu luas untukku" sekali lagi, Yuta mengelilingi kamar itu melihat lihat lagi lebih detail.
Langkah kakinya dibawa menuju lemari pakaian bercat putih, dibukanya pintu itu. Meski Yuta sudah menduga tidak akan ada apa apa didalamnya, Yuta tetap melihat isinya. Hanya untuk melihat isinya saja.
Dari lemari menuju kamar mandi, semua terlihat bersih dan rapi dan begitu terawat. Selesai dengan mengecek segala isi kamar itu, Yuta membanting kan tubuhnya di atas kasur yang besar dan empuk itu menatap langit langit kamar yang begitu hampa, Yuta menghela kan nafas panjangnya.
"Lebih baik aku mandi saja"
Di kamar Haechan. Si kembar yang sedang merebahkan tubuh mereka di atas kasur, menatap langit langit kamar, membayangkan kembali senyuman manis Yuta, memutar kembali adegan tersenyum yang belum pernah mereka lihat sebelumnya "Haechan, kau lihat kan tadi?"tanya Jaemin sambil menatap langit kamar Haechan.
"Senyumannya terlalu manis untuk seorang pria" jawab Haechan yang sembari menatap langit langit kamar juga.
"Apa ayah akan mengizinkan kita, jika melamar Yuta?"
"Kemungkinan besar tidak akan"
"Aakkhh..!!!"
"Jaemin, aku tahu kau kesal karena aku juga begitu. Maka dari itu aku terpikirkan sesuatu"
Jaemin merubah posisinya menjadi duduk, menatap sang kembaran dengan begitu seriusnya "kau memikirkan apa?"
Haechan pun juga turut menatap Jaemin dengan serius "ayo kita cari keluarga baru yang mau mengadopsi kita, lalu kita melamar Yuta"
Pemikiran yang di utarakan oleh Haechan mendapat pukulan talak mengenai kepalanya "AAWW..!!! sakit tahu?!"
Tak memperdulikan keluhan si kembaran, Jaemin hanya menatap datar wajah Haechan "kau bodoh atau apa? Mana ada keluarga yang mau menerima kita?"
"Kenapa tidak? Kita tampan, berotak cerdas, lagipula kita juga kaya. Dan lagi, ayah paling juga tak mempermasalahkannya kalau kita diadopsi oleh keluarga lain"
"Lalu, setelah kita diadopsi keluarga lain, kau pikir ayah tidak akan mengambil semua harta yang di wariskan ke kita?"
Mendengar itu, Haechan jadi sedikit tersadar. Benar juga kata kembarannya, jika mereka diadopsi oleh keluarga lain, maka semua yang mereka miliki saat ini tak akan dibiarkan begitu saja. Ayah mereka pasti akan mengambil semua hak milik mereka.
Keduanya sama sama menghela kan nafas berat mereka. Bingung mencari solusi untuk mendapatkan Yuta sebagai pendamping hidup mereka.
Jam makan malam akan segera dimulai, para pelayan telah menyiapkan makan malam untuk tuan nya, dan sudah menyajikan nya di atas meja makan, tinggal memanggil tuan muda mereka.
Salah satu pelayan, mulai menaiki anak tangga menuju kamar si kembar. Saat si pelayan telah sampai di kamar si anak kembar sulung, ia mulai mengetukkan pintunya "tuan muda, makan malam telah siap"
Setelah memberi kabar, terdengar pintu terbuka dari dalam dan langsung menampilkan Haechan dan Jaemin "kami akan kesana" si pelayan membungkuk, dan mulai menuju ke kamar sebelahnya.
Saat tangan si pelayan akan mengetuk pintu itu, aksi ditahan oleh si kembar "tunggu! Biar kami saja yang memberitahu" dengan begitu, si pelayan kembali membungkuk kan badanya dan pamit dari tempat, lalu bergegas melenggang pergi.
Si kembar melangkahkan kaki mereka ke kamar Yuta, mengetuk pintu itu dan membukanya "Yuta waktunya ma-" ujar Haechan yang terpotong saat dirinya mendapati Yuta sedang berganti pakaian, yang mendadak membuat tubuhnya membeku seketika.
Begitu juga dengan Yuta yang ikut terdiam membeku, karena Haechan dengan tidak sopannya membuka pintu kamarnya "kenapa Haechan?" Jaemin maju satu langkah, ingin melihat apa yang si kembarannya lihat. Dan setelah itu si kembar sama sama terdiam, melihat keindahan didepan matanya.
Tubuh Yuta mulai terekspos berkat si kembar Na.
![](https://img.wattpad.com/cover/326399104-288-k18937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
Fiksi PenggemarSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.