6

2.5K 134 7
                                    

"Ah~ah~ah~ H-hentikannhhh... To-tolongghhh..."

"Ah~ah~ah~"

Bunyi desahan, dan tabrakan kulit dari ketiga anak adam yang sedang melakukan kegiatan panas, tak kunjung berhenti. Si kembar terus menyodomi lubang Yuta tanpa henti, mereka seperti tak kenal lelah dalam urusan ranjang.

Kini posisi mereka sudah berada di atas kasur, dengan Yuta yang dibuat mengangkang lebih lebar akar kedua penis calon adik tirinya bisa leluasa masuk kedalam lubangnya. Lelah, sakit, itulah yang dirasakan Yuta saat ini yang digagahi oleh si kembar tanpa ada jeda istirahat.

Lubang Yuta terlihat sangat basah dan becek kerena cairan putih kental dari si kembar. Hal itu mempermudah pergerakan untuk mereka, menusuk nusuk kan lubang sepit nan hangat itu dengan penis perkasa mereka.

Erangan yang keluar dari mulut si kembar, menandakan bahwa mereka sangat sangat menikmati lubang anal calon kakak mereka.

"Haechan... Sepertinya aku akan keluar..." ujar Jaemin memberitahu kembarannya.

"Ah~ aku juga... Kita keluar bersama sama..."

Si kembar semakin mempercepat gerakan pinggul mereka saat dirasa pelepasan mulai berada di ujung mata. Dan saat di beberapa hentakan terakhir, akhirnya yang ditunggu tunggu...

"AAAHHHH~"

Si kembar kembali memenuhi lubang Yuta dengan putih mereka. Sedangkan Yuta sendiri mengeluarkannya dan mengenai perutnya sendiri. Deru nafas ketiganya begitu terengah-engah, kegiatan mereka cukup melelahkan bagi si kembar, yang lain halnya dengan Yuta yang sepertinya akan pingsan.

"Sudah... Ku mohon... Tidak lagi..."

Untuk yang terakhir kalinya Yuta memohon kepada Si kembar untuk tak melanjutkannya lagi. Kali ini permintaan itu dikabulkan, Haechan dan Jaemin bersamaan melepaskan penis mereka dari sarangnya. Sehingga dari lubang Yuta mengalir deras cairan putih kental dari si kembar.

Tubuh Yuta kembali kotor, sebab peluh dan putihnya sendiri juga putih si kembar. Tak langsung mengenakan pakaiannya, Haechan mengangkat tubuh Yuta dan membawanya ke kemar mandi untuk dibersihkan, Jaemin menyusul dibelakang.

Sesampainya di dalam kamar mandi sembari menunggu air bathtub penuh, tubuh Yuta didudukkan di atas meja wastafel yang kemudian si kembar kembali menyatukan kedua bibir mereka ke bibir Yuta.

Haechan melumati bibir atas Yuta, sedangkan Jaemin bibir bawah. Begitu juga sebaliknya, Yuta benar benar dibuat kewalahan, ciuman yang disertai lumatan dan hisapan itu terlalu menuntut, terlebih mereka melakukannya secara bersamaan. Bahkan mereka sama sama memasukkan lidah mereka kedalam mulut Yuta. Sehingga saliva yang tercampur itu menetes membasahi dagu Yuta.

Beberapa menit sudah, Haechan melepaskan pagutannya dan beralir ke bathtub yang sudah terlihat penuh itu. Haechan mematikan dua kran, yang mengalirkan air panas dan air biasa sehingga menciptakan air yang hangat.

Saat di rasa cukup dengan takaran kehangatannya, Haechan menepuk pundak kembarannya yang masih memagutkan bibirnya. Pagutan Jaemin terputus yang kemudian langsung menatap tajam Haechan.

"Airnya sudah siap"

Dengan begitu, Jaemin menggendong tubuh Yuta layaknya pengantin dan mereka bertiga sama sama masuk kedalam air yang hangat.

Ketiganya menikmati air hangat yang begitu menenangkan melupakan acara makan malam yang telah dipersiapkan. Yuta berada di tengah tengah si kembar Na itu, dengan punggung yang menyender di dada bidang Jaemin, dan kembarannya Haechan berada diantara kedua kaki pria Jepang itu.

Si pria tan membasuhi kaki jenjang Yuta sampai ke selangkangan, dan Jaemin membasuh dada juga punggung pria jepang itu. Kedua saudara kembar itu begitu telaten dan teliti membersihkan tubuh sang calon kakak tiri mereka membuat Yuta merasa tidak nyaman dibuatnya.

Rasa lelah yang menyerangnya membuatnya tak mampu untuk menolak setiap sentuhan dari kedua kembaran Na itu. Yuta meringis setiap Jaemin menyentuh bekas gigitan yang mereka ciptakan di tubuh mulus Yuta.

"Yuta, tubuh mu terlihat begitu indah, ditambah dengan karya yang kami buat"-Jaemin.

"Sayang kalau kau menjadi kakak kami"- Haechan.

Yuta bergeming, tak bisa bahkan tak tahu harus menjawab apa setiap ucapan kembar Na itu. Ia hanya bisa menahan sakit di sekujur tubuhnya saja.

"Bagaimana kalau kita melakukannya lagi besok?"

Mendengar ucapan Jaemin barusan, membuat tubuh Yuta kaku seketika. Berbeda dengan si jepang, Haechan malah terlihat begitu antusias "ide bagus! Kita bisa menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan rutin kita"

Haechan merangkak dan mendekati Yuta yang menatap ke arahnya dengan tatapan takut.

"Bagaimana? Apa kau setuju?"

Yuta tentu menolak keras ide gila yang si kembar katakan tadi. Ia bisa hancur jika terus terusan melakukannya.

"Ti-tidak... Ku mohon, jangan..."

Kedua tangan kekar Jaemin mulai tergerak, tangan yang satu melingkar diperut rata Yuta, sedangkan yang satu lagi merambat keatas dan meraih dagu lancip pria didepannya. Sedikit di angkat ke atas, dan kedua belah bibir Jaemin mendekat ke telinga Yuta.

"Tidak ada penolakan, baby. You are ours now"

Suara berat yang mengalun di telinga Yuta membuat bulu kuduk sang empu berdiri menegak. Terdengar sangat begitu mendominasi dirinya. Ditambah tatapan si pemuda berkulit Tan yang tak kalah mematikan juga seringai nya.

Yuta memejamkan kedua matanya dengan tubuh yang bergetar hebat. Mungkin malam akan menjadi malam yang panjang untuknya, bersama dua orang pemuda kembar yang akan menikmati tubuhnya yang disertai suara lenguhan dan desahan yang bagai musik indah ditelinga si kembar Na.

Yuta hanya bisa berharap kepada tuhan agar ibunya dan ayah dari si kembar cepat kembali ke rumah, agar dirinya terbebas dari kedua calon adik tirinya.





"Ibu~ cepatlah pulang~

Step Brother Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang