"Aaahh... Jenoohhhh..."
Suara desahan yang dikeluarkan membuat Jeno semakin cepat menggerakkan pinggulnya. Lubang yang semakin sempit itu menjepit penisnya yang semakin membesar. Namun, hal itu tak membuat Jeni untuk memelankan gerakannya.
"Jenoohhhh..."
"Kau.. Menyukainya...?"
Kepala Yuta mengangguk, karena yang bisa ia lakukan hanyalah mendesah nikmat dibawah kukungan pemudanya. Yuta memeluk tubuh kekar Jeno sambil menciptakan garis kuku di punggungnya. Pemuda Lee itu tidak mempermasalahkannya, karena itu berarti Yuta sangat menyukai perlakuannya.
"Aaahhh...."
Tak terasa Jeno akan menjemput pelepasannya lagi setelah melakukannya dua kali. Penis semakin membesar, dan lubang Yuta semakin menyempit. Jeno terus menggerakkan pinggulnya dua kali lebih cepat, tetapi saat di rasa akan menyemburkan laharnya, pemuda itu menghentikan gerakan pinggulnya.
Jeno menegakkan tubuhnya, dan mengangkat pinggul Yuta semakin tinggi dari sebelumnya. Jeno bersiap siap memberikan hentakannya, dan di hentakkan pertama, "AAAHHH..!!" membuat Yuta mengeluarkan spermanya sampai terkena perut ratanya. Dan di hentakkan kedua, "AAAHHHH...!!" Yuta kembali menyembur perutnya. Dan yang terakhir, di hentakkan ketiga "AAAHHHHH...!!!" Jeno dan Yuta sama sama mengeluarkan cairan putih kental mereka.
Jeno mengeluarkan di dalam, dan Yuta mengenai perutnya sendiri. Tubuh Jeno langsung ambruk di atas tubuh Yuta, rasa lelah mulai menyerang keduanya. Jeno mengakhiri kegiatan ini, dengan mencium Yuta lebih dalam dari sebelumnya agar Yuta selalu mengingat dan akan selalu mengenang kebersamaan mereka terus, hingga selamanya.
"Mari kita membersihkan diri bersama." Ucap Jeno, dan Yuta mengangguk setuju. Jeno melepaskan penyatuannya, membuat cairannya mengalir keluar dari dalam lubang Yuta layaknya air terjun. Jeno tersenyum melihat nya, lalu ia mengangkat tubuh Yuta ala pengantin baru dan membawanya ke kamar mandi.
Di kamar mandi. Setelah membersihkan diri, kini kedua anak adam itu meredamkan tubuh mereka di air hangat untuk menghilangkan rasa penat. Yuta bersandar pada dada bidang Jeno yang kini secara resmi telah kembali menjadi kekasihnya. Dan Jeno tak henti hentinya memberi kecupan di pucuk kepala, dan di seluruh wajah Yuta.
"Aku mencintaimu, Yuta."
"Aku juga mencintaimu, Lee Jeno."
Jeno kembali mendaratkan bibirnya pada bibir Yuta, cukup lama hingga Jeno sedikit menjauhkan wajahnya. Menatap lekat setiap inci wajah cantik kekasih hatinya. "Ayo kita menikah." Katanya. "Tunggu setelah ibuku menikah."
"Kalau begitu ayo kita double married bersama ibu mu dan calon ayah mu."
Yuta nampak menimang nimang ucapan Jeno barusan "bukan ide yang buruk, tapi bagaimana dengan persiapannya? Ibu ku akan menikah seminggu lagi"
"Kau tidak perlu memikirkan itu. Kapan kau akan kembali ke Korea?"
"3 hari sebelum acara pernikahannya diselenggarakan."
"Kalau begitu, apa aku boleh ikut?"
"Tentu!" Yuta tampak senang mendengarnya, ia bisa menghadapi si kembar Na tanpa merasa takut dan gelisah lagi. Karena ada Jeno yang berada di sisinya.
30 menit setelah berada di kamar mandi bersama, kini mereka tengah mengeringkan rambut bersama sama. Yuta mengeringkan rambut Jeno dengan sedikit memberikan kejahilan pada kekasihnya. Senang rasanya bisa membuat Yuta kembali tersenyum lebar dan tertawa seperti ini, rasanya Jeno seperti memenangkan sebuah perlombaan dan ia menang mendapatkan Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
Fiksi PenggemarSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.