50

342 19 3
                                    

Jeno telah tiba di perusahaannya, dan kedatangannya di sambut oleh sekretaris dan juga manager keamanannya. Mereka menyapa pimpinannya, "selamat pagi, pimpinan Lee", ujar mereka bersamaan.

"Iya, selamat pagi", balas Jeno.

"Ada yang ingin saya sampaikan pimpinan", ujar manager Bae.

Jeno tak menjawab, tapi melalui sorot matanya, irine langsung memberikan informasi yang harus ia sampaikan hari ini. "Mengenai dua orang yang anda cari ...", katanya.

"Kita ke ruangan ku saja."Jeno memimpin jalannya yang dikuti oleh sekretaris dan managernya.

Tiba di ruangannya, Jeno langsung menduduki kursi kebesarannya. Sekretaris dan Manager berdiri menghadapnya.

"Seperti yang anda tahu-", ucap Irine, memulai pembicaraan ini. "-kedua orang yang anda cari berada di Moskow, Rusia, dan tentang bagaimana mereka mengetahui alamat rumah anda, mereka mendapatkannya melalui ponsel istri anda"

"Ponsel?"

"Iya, kemungkinan besar begitu"

"Jaman sekarang kita semakin mudah mendapatkan semua informasi hanya dengan melacak sebuah ponsel", sahut Jaehyun menambahkan. "Apalagi jika mereka mempunyai nomor ponsel istri anda"

Ponsel.

Jeno menghela nafasnya setelah mendapatkan informasi yang ia dapatkan. Jika memang benar apa yang dikatakan manageer dan sekretarisnya, Jeno harus mengganti ponsel istrinya dengan yang baru.

"Ada satu lagi yang ingin saya sampaikan, pimpinan", ujar Irine, membuyarkan lamunan Jeno.

"Apa?"

"Kemarin, kami menemukan mobil limousine yang terparkir dihalaman rumah anda"

"Mobil limousine?"

"Saya pikir mobil itu milik mertua anda yang datang berkunjung, tapi setelah saya periksa lagi, mobil limousine itu buatan luar negeri"

"Mertua ku tidak ada yang menggunakan mobil limousine"

Mendengar itu, Irine dan Jaehyun saling lempar pandang dan kecurigaan mereka pun langsung mencuat.

"Kita kebawah sekarang, dan cari tahu tentang mobil limousine itu!" titah Jeno.

"Maaf sebelumnya, pimpinan Lee." sahut Jaehyun, menghentikan Jeno yang baru saja berdiri dari duduknya. "Anda memiliki jadwal yang padat hari ini dan besok", sambungnya.

Sungguh kebetulan yang sangat pas. Mendapati jadwalnya yang begitu padat sampai besok, mau tak mau Jeno harus menyerahkan tugas ini pada managernya terlebih dahulu.

"Baiklah kalau begitu, manager Bae, tolong cari tahu tentag limousine itu dan segera laporkan padaku kalau sudah ketemu"

"Baik, pimpinan Lee!"



Di kediaman ini, Yuta habiskan bersantai dengan ibunya. Yuta menelpon ibunya untuk datang kerumahnya, dan tanpa pikir panjang, Yui langsung meng-iyakan dan langsung datang kerumah anaknya.

Tentu kedatangan Yui diketahui oleh Jeno, karena ia sempat memberitahukan ke menatunya sebelumnya.

Yuta tengah asyik menonton televisi, sedangkan Yui sibuk didapur untuk membuat camilan. Berselang beberapa saat kemudian, Yui kembali dengan camilan ditangannya.

Yui duduk dilantai berkayu, bersebalahan dengan anak semata wayangnya. "Yuta, kau harus mencicipi ini, semasa ibu hamil dulu, nenek mu selalu membuatkan ini untuk ibu", katanya, sembari menawarkan hasil camilan buatannya.

"Oh, mochi!"

"Ibu membuatnya sendiri. Mochi ini bagus untuk mu karena mengandung asam folat yang baik untuk perkembangan janin mu"

Step Brother Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang