Sebuah mobil limousine kembali terparkir di pekarangan rumah ini. Dapat ia lihat melalui jendela kaca mobilnya, beberapa orang yang tengah menjaga dan mengawasi rumah itu.
"Habisi mereka!" titahnya.
Langsung saja, beberapa orang keluar dari mobil limousine itu dan memberikan serang pada orang orang yang tengah berjaga. Ditengah keributan ini, Jaemin keluar dari mobilnya, melangkah dengan santai melewati kericuhan ini.
Sampai di depan pintu, Jaemin menekankan sandi nomor rumah ini dan membuka pintunya. Jaemin masuk kedalam dan mendapati ruang tengah yang gelap.
Jaemin masuk tanpa melepas sepatunya dan ia mulai mencari keberadaan seseorang.
Jaemin membuka pintu pertamanya, mendapati ruang kerja. Jaemin melanjutkan langkahnya lagi, semakin memasuki rumah ini dan ia menemukan sebuah pintu.
Jaemin mendekati pintu itu, menarik handle kebawah lalu membukanya. Didapatinya sebuah kasur besar di kamar ini. Jaemin masuk ke dalamnya.
Jaemin mendekat pada kasur besar itu, dan ia berhasil menemukan seseorang yang sangat ia rindukan.
Wajah damai yang terlelap, sungguh menenangkan dirinya. Membuat hati dan perasaannya menghangat. Satu tangan Jaemin terulur, menyentuh helai ramput yang menghalangi kelopak mata indahnya.
"Yuta ..." samar samar Jaemin menyebutkan namanya.
Jaemin mendekatkan wajahnya, mendaratkan bibirnya di atas bibir cherry yang sudah lama sekali tidak ia cicipi. Memberikan usapan lembut nan basah di sana.
Merasa terusik, sang empu mengerjapkan kelopak matanya dan perlahan terbuka. Samar samar Yuta mendapati seseorang di hadapannya, ia pikir orang itu adalah suaminya, tapi setelah pandangannya semakin jelas, Yuta melebarkan kedua matanya dan langsung mendorongnya.
Yuta menjauhkan dirinya. "Si-siapa ... kau?"
"Yuta ..."
Yuta semakin mundur dan ia turun dari kasurnya. "Pergi kau dari sini!"
Jaemin mendekat, tapi seketika Yuta melangkah mundur. "Yuta, aku sangat merindukan mu"
"AKU BILANG PERGI!"
Jaemin tak menghiraukan seruan Yuta tadi, ia terus mendekat meski Yuta semakin mundur menjauhkan dirinya.
"Jangan mendekat!"
Jaemin menarik tangan Yuta dan memaksanya masuk kedalam pelukkannya. Tentu Yuta memberontak, tapi pria di hadapannya ini menahan dengan begitu eratnya.
"Lepaskan aku!"
"Aku sangat merindukan mu Yuta, aku ingin membawamu!"
Yuta menendang tulang kering pria dihadapannya yang berhasil membuat Jaemin berteriak, "ACK!" dan pelukan mereka pun terlepas. Yuta langsung masuk kedalam kamar mandi dan segera menguncinya dari dalam.
Jaemin mendekat pada pintu kamar mandi itu, mendobraknya, meminta Yuta untuk membukakan pintunya. "Yuta, buka pintunya!"
"PERGI!" teriak Yuta dari dalam.
Tentu Jaemin tak menyerah begitu saja, ia terus mendobrak bahkan sampai menendang pintu kamar mandi itu yang membuat Yuta tersentak dan semakin menahan kuat pintu kamar mandinya.
"Yuta, aku bilang keluar! Kau harus ikut aku!"
Tak ada jawaban dari dalam. Jaemin semakin geram lantaran Yuta tidak mau mendengarkan ucapannya. Jaemin mengangkat meja nakas yang ada di depannya, sampai sampai menghancurkan sebuah lampu tidur yang masih menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
FanficSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.