41

288 12 0
                                    

Jeno menekan layar ponselnya yang langsung membawa dirinya keruang obrolan. Seketika senyum terukir diwajahnya. "Dia lucu sekali," gumam Jeno, yang masih bisa didengar oleh Jaehyun.

Jaehyun menaikkan satu alisnya begitu mendapati pimpinannya tersenyum sendiri.

"Apa kegiatanku selanjutnya?" tanya Jeno, menatap ke arah Jaehyun.

"Tidak ada," jawab Jaehyun.

"Kalau begitu, ayo kita kembali ke kantor!"

Jeno menarik tangan Jaehyun keluar dari restoran ini menuju mobil mereka yang diparkirkan diluar. Setelah keluar, Jeno dan Jaehyun segera masuk kedalamnya. "Paman, ke kantor sekarang!" dan mobil langsung melaju meninggalkan lokasi.

Sesampainya dikantor, Jeno langsung keluar dari mobil begitu kendaraan roda empat itu berhenti. Jeno membawa langkahnya menuju ruangannya yangterkesan buru-buru. Begitu tiba, Jeno langsung membuka pintu besarnya, menampilkan Yuta yang tertidur di sofanya.

Kembali Jeno menutup pintunya dengan perlahan, agar tidak menciptakan dentuman yang kencang. Jeno mendekat ke arah Yuta yang tertidur, lalu duduk dilantai sembari memandang wajah tidur sang istri.

Senyum semakin mengembang di wajah Jeno, melihat bagaimana damainya wajah Yuta saat tertidur. Jari telunjuk Jeno terangkat menyentuh samar samar wajah Yuta. "Saat tidur saja, cantik sekali"

Jeno mendekatkan wajahnya, memberi kecupan dibibir Yuta, yang membuat sang empu mengerjapkan kedua matanya lalu perlahan terbuka.

"Jeno, kau sudah kembali?" tanya Yuta, dengan suara seraknya.

"Apa aku pergi terlalu lama?"

Kepala Yuta mengangguk, kedua sudut bibirnya ditarik kebawah, "iya," jawab Yuta, kesal. "Aku sampai bosan menunggu disini!"

Jeno tertawa kecil mendengar keluhan istrinya. "Maaf ya, tempat pertemuannya sangat jauh, tapi setelah kau mengirimkan fotomu aku bergegas kemari"

Mendengar itu, wajah Yuta yang berawal kesal berubah menjadi sumringah. "Bagaimana, cantik?"

Jeno mengangguk, "hm, kau sangat terlihat cantik," pujinya.

Kembali Yuta menekuk wajahnya. Seakan bukan itu jawaban yang ingin didengarnya. "Tck, maksudku bukan diriku! Bagaimana dengan pemandangannya, baguskan?"

"Sudah kukatakan padamu, secantik apapun pemandangannya tak akan bisa mengalihkan ku dari mu, Yuta"

Mendapat pujian dari sang suami, berhasil membuat Yuta tersipu malu. Yuta menundukkan wajahnya, menyembunyikan semburat merah yang mungkin sudah memenuhi seluruh wajahnya.

Sungguh gemas rasanya melihat istri tercintanya malu malu seperti ini.




Setelah seharian dikantor, akhirnya waktunya untuk pulang. Setelah mematikan pc-nya, Jeno beranjak dari duduknya lalu berjalan mendekati Yuta yang masih terfokus dengan ponselnya.

"Yuta, ayo kita pulang," kata Jeno.

Yuta tak menjawab, ia masih terfokus dengan game diponselnya.

"Yuta?"

Lagi, sang pemilik nama tak menghiraukan panggilan Jeno. Malah, Yuta terlihat semakin fokus dan heboh dengan ponselnya. Membuat Jeno penasaran dan turut melihat apa yang tengah Yuta lakukan.

"Ah, Aku kalah!" keluh Yuta, yang kemudian menoleh earah sampin saat dirasa ada yang mendekat kearahnya. "Jeno!" kejut Yuta.

"Kau bermain apa, sampai sampai ku panggil sejak tadi tidak menjawab?"

"Hanya game balapan saja"

"Oh," Jeno mengangguk, lalu ia kembali menegakkan tubuhnya, "sekarang, ayo kita pulang"

Step Brother Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang