Waktu telah menunjukan tengah hari, yang akhirnya jam perkuliahan hari ini telah usai. Haechan dan Jaemin segera pergi meninggalkan kelas mereka. Namun, disaat si kembar hendak pergi, seseorang mencoba menghalangi jalan mereka.
"Kalian mau kemana?" tanyanya.
"Pulang!" jawab Haechan dengan ketusnya.
"Tumben sekali kalian langsung ke rumah. Biasanya kalian akan pergi mencari mangsa terlebih dahulu"
Si kembar tak menggubris manusia yang sedang menghalangi jalan mereka ini, mereka berlalu begitu saja. Kemudian sesampainya didepan mobil mereka yang terparkir, lagi lagi mereka terhalangi oleh orang yang sama.
Haechan merotasi kan kedua matanya, sedangkan Jaemin berkacak pinggang.
"Apa mau mu?!" tanya Jaemin dengan ketusnya.
Orang itu hanya menunjukkan wajah senyumnya yang terlihat tak berdosa sama sekali.
"Oh ayolah, kita bermain sebentar. Ada mainan baru dibelakang gedung" ujar yang sambil membisik di bagian akhir perkataannya.
Si kembar saling melempar pandangan, saling meminta pendapat masing masing melalui pikiran mereka. Dan tak perlu menunggu waktu lama, akhirnya si kembar memutuskan untuk ikut temannya itu ke belakang gedung kampus.
"Baiklah, kami akan ikut untuk melihatnya terlebih dahulu. Tapi..!!" ujar Haechan yang menggantung. Ia menyodorkan jari telunjuknya tepat didepan wajah temannya dengan tatapan tajamnya.
"Jika mainan itu terlihat begitu membosankan, kami akan langsung pergi saat itu juga"
Hyunjin yang menjadi pelaku tak jadinya si kembar pulang, kembali menampilkan senyumannya hingga kedua matanya menyipit. Tak lupa ia singkirkan perlahan telunjuk Haechan.
"Tenang saja, kali ini kalian akan menyukainya" Lalu ketiganya pergi menuju gedung belakang kampus.
Sesampainya si kembar dan Hyunjin di belakang gedung kampus, dapat mereka lihat empat orang yang tak asing bagi mereka. Yaitu, orang orang yang telah berani beraninya menggoda Yuta kemarin.
Haechan dan Jaemin sama sama menyunggingkan satu sudut bibirnya, dengan tatapan tajam yang mengarah ke empat orang itu.
"Dari mana kau menemukan mereka?"tanya Jaemin.
Hyunjin berjalan mendekati empat orang yang kini sedang duduk bersimpuh menghadap si kembar, tanpa menggunakan satu busana pun. Mereka hanya mengenakan pakaian dalam. Tak hanya itu, wajah dan sekujur tubuh mereka juga terdapat banyak luka dan lebam.
"Aku menemukan mereka di kamar mandi..." jawabnya, lalu Hyunjin merubah posenya seperti sedang membisik kepada si kembar "...sedang menuntaskan hasrat mereka dengan para junior" lanjutnya.
Senyum Haechan dan Jaemin semakin berkembang setelah mendengarkan penjelasan dari Hyunjin.
"Waahhh... Sepertinya mereka harus mendapatkan kelas khusus dari kita" ujar Jaemin yang kini mulai melangkah mendekati ke empat orang itu, dengan seringai nya yang seperti iblis.
Haechan menyusul langkah kembarannya, sambil memungut salah satu balok kayu di sana "benar kata mu, Jaemin"
Haechan mengetukkan balok kayu itu ketanah, lalu berjongkok menyesuaikan tingginya dengan ke empat orang itu.
"Kita harus memberi pelajaran khusus untuk mereka"
Melihat si kembar yang begitu antusias untuk menghajar tangkapannya, Hyunjin memutuskan untuk undur diri dari lokasi karena dirasa tugasnya telah selesai. Namun sebelum ia meninggalkan tempatnya, Hyunjin merogoh saku dan mengeluarkan ponsel milik salah satu korbannya.
"Dan satu lagi..." ucapnya yang menggantung. Hyunjin tampak sibuk dengan benda persegi itu, lalu menyerahkannya kepada Jaemin.
Hyunjin menunjukkan sebuah foto seseorang yang nampak asing baginya.
"Mereka melakukannya, sambil melihat foto ini" sambungnya lagi. Jaemin menerima ponsel yang Hyunjin serahkan kepadanya, lalu betapa terkejutnya adik kembar dari Haechan itu.
Jaemin tertawa terbahak-bahak "waaah... Kalian benar benar bosan hidup ternyata" ucapnya disela sela tawanya.
Karena penasaran, Haechan pun kembali berdiri dan merebut ponsel itu. Berbeda dengan kembarannya yang masih dengan tawanya, Haechan justru semakin memberi tatapan membunuh kepada keempat korbannya.
"Kalian mengenalnya?" tanya Hyunjin yang tiba tiba.
"Tentu, dia adalah milik kami" jawab Haechan dengan nada geramnya. Mendengar hal itu membuat terkejut Hyunjin. Pasalnya si kembar tak pernah berniat untuk mencari pasangan.
Kemudian Haechan membanting ponsel itu hingga hancur berkeping-keping.
"Ya sudah kalau begitu, aku akan pergi ketempat biasa. Silahkan didik mereka dengan baik dan benar, profesor" ucapnya, lalu ia membalikkan tubuhnya dan melangkah menjauh dari tempat itu.
Setelah perginya Hyunjin, si kembar tanpa memakan waktu lebih lama lagi langsung membabi buta empat orang itu tanpa ada rasa ampun. Tak peduli mereka menangis, memohon, si kembar tetap menghajar habis habisan.
"Kalau kalian ingin cepat mati, langsung katakan dan datang kepada kami" ucap Haechan disela sela dirinya memberi tendangan pada korbannya. Lalu memukulnya menggunakan balok kayu.
"Kalian pikir milik kami mau bersama empat sampah menjijikan seperti kalian!" sambung Jaemin yang juga memberikan pukulan maut pada korbannya.
Setelah puas memberikan pelajaran khusus untuk empat korbannya, si kembar sejenak menghentikan aksi mereka untuk beristirahat. Deru nafas si kembar jadi terengah-engah setelah memberikan kelas khusus.
Haechan menghela nafasnya, menetralisir deru nafas juga emosinya.
"Apa kalian menyebarkan fotonya?" tanyanya.
Keempat orang itu menggeleng.
"Ha-hanya kami, yang mem-punyai nya" jawab salah satu diantara mereka.
"Segera hapus foto itu hingga benar benar menghilang dari Hp kalian, dan jika kalian menyebarkannya sebelum menghapusnya, ku pastikan kalian tak akan bisa membuka mata lagi selamanya. Camkan itu!"
Setelah memberi peringatan, Haechan berlalu terlebih dahulu. Membuang balok kayu ke sembarangan tempat, baru ia angkat kaki dari sana. Dan Jaemin pun menyusul. Si kembar pergi, meninggalkan empat korbannya setelah memberikan pelajaran khusus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
Fiksi PenggemarSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.