Proses ikatan janji suci kini sedang berlangsung. Saat ini yang berada diatas altar sana berdiri tuan Na yang berhadapan dengan Yui, sepasang kekasih itu tengah mengucapkan janji suci mereka dihadapan pastur dan tamu yang hadir. Banyak yang menjatuhkan air mata melihat kebahagian mereka berdua, dan setelah keduanya selesai gini bergantian dengan Jeno.
Yui pamit pada tuan Na untuk menjemput Yuta di ruangannya. Sesampainya di sana, Yui mengetuk pintu terlebih dahulu, "Yuta ibu masuk," setelah memberitahukan keberadaannya, Yui membuka pintu. Begitu pintu terbuka, Yui dikejutkan dengan kondisi ruangan yang hancur berantakan.
Yui melangkah masuk, mencari keberadaan anaknya di setiap sudut ruangan dibantu dengan petugas yang bersamanya sejak tadi, "Yuta!" panik, karena tak mendapati Yuta dimanapun, Yui runtuh dengan tangisannya. Petugas itu segera mengabari rekan rekannya lewat alat komunikasi yang mereka gunakan.
Beberapa menit lamanya Jeno menunggu pintu di ujung sana itu terbuka dengan begitu sabarnya, Jeno benar benar sangat menantikan momen ini. Salah satu penjaga yang berada di ujung ruangan mendekati tuan Na yang sedang duduk tak jauh dari keberadaannya. Petugas itu sedikit membungkukkan badannya, dan mendekatkan diri pada tuan Na, ia membisikkan sesuatu di telinganya.
Kedua mata tuan Na melebar setelah petugas itu memberikan informasi yang di luar dugaan, ia menatap ke arah Jeno yang masih terus menatap ke arah pintu. Segera tuan Na mendekat pada Jeno tanpa memperdulikan tatapan dari tamu undangan lainnya.
"Lee Jeno," tuan Na menyebutkan nama menantunya, yang langsung sang pemilik nama itu menoleh ke arahnya, "ada apa?"
Raut khawatir tak dapat di sembunyikan tuan Na, membuat Jeno semakin dilanda penasaran, "kenapa wajah anda seperti itu?"
Tuan Na menghela nafasnya, dan mendekatkan bibirnya ke telinga Jeno, "Yuta tidak ada di ruangannya," mendengar itu, Jeno bergegas pergi meninggalkan panggung altar yang mengundang rasa penasaran tamu undangan. Tuan Na menyusul.
Sesampainya di depan ruangan yang terbuka itu, Jeno masuk kedalamnya yang langsung mendapati Yui tak sadarkan diri terbaring di sofa dan kondisi ruangan yang berantakan. Jeno mendekat pada petugas yang sejak tadi menemani Yui.
"Apa yang terjadi?!" panik Jeno.
"Saat saya dan Nyonya Yui kemari, ruangan sudah berantakan dan tuan Yuta tidak ada," jawabnya. Segala pemikiran buruk satu persatu muncul dalam benak Jeno, bersamaan dengan itu Tuan Na muncul dengan raut terkejutnya, "apa yang terjadi disini?!" pandangan tuan Na jatuh pada kondisi istrinya yang terbaring tak sadarkan diri di sofa, "YUI!!" serunya.
Tuan Na menatap ke arah petugas, sorot matanya meminta sebuah penjelasan, "apa yang terjadi?" dengan takut, petugas itu memberikan jawabannya. Jeno terdiam, sambil menatap satu persatu sudut ruangan. Dari bawah, hingga atas. Jeno menemukan kamera pengawas di pojok kanan atas, "dimana ruang pengawasnya?" tanya Jeno tanpa menatap ke arah petugas itu.
"Ada di lantai dua"
"Antarkan aku kesana!" pinta Jeno. Petugas itu mengangguk dan memimpin jalan untuk Jeno menuju ruangan pengawas, "mari, ikuti saya"
Tak berselang lama setelah Jeno meninggalkan tempat, Yui tersadar dari pingsannya. Yui memegangi kepalanya yang terasa begitu pening. "Sayang, kau baik baik saja?" terdengar suara tuan Na yang begitu khawatir.
Yui meringis, dan setelah pandangannya mulai jernih, seketika panik menyerang, "Yuta! Yuta anakku tidak ada! dia menghilang!" kembali Yui menangis, Tuan Na segera menarik istrinya untuk masuk kedalam dekapannya, "Jeno sedang mencarinya, kau tidak perlu khawatir," ucapnya.
Mendengar itu, Yui melepas diri dari pelukan suaminya, "bagaimana aku tidak khawatir, anakku menghilang!" ucapnya di sela sela memberi pukulan tepat di dada sang suami. Yui terus menangis meracau, sebisa mungkin tuan Na menenangkannya, ia menghentikan aksi istrinya memukuli dadanya, "kalau kau terus seperti ini, Yuta tidak akan ketemu!" ucapnya dengan sedikit tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother Na Yuta
FanficSi kembar yang tak terima jika Yuta menjadi kakak tiri mereka.