TIGA BELAS

150 17 0
                                    

Hendra mengikuti Bora di belakang dengan jalan perlahan. "Jadi, apakah itu hasil dari peringatan sistem milik kamu yang diberikan Bern?"

Bora tidak menjawab.

"Kamu pasti kecewa melihat kedua orang tua perlahan melupakan kamu."

"Sejak awal aku memang berusaha dilupakan, mereka hanya berusaha tanggung jawab atas kesalahan masa lalu. Bahkan aku pun terlahir dari kesalahan." Jawab Bora.

Mendengar nada suara Bora yang seperti biasa, menandakan remaja perempuan itu mendengar cerita yang sama berulang kali.

Bora mulai cerita. "Sejak kecil mereka selalu bertengkar dan merasa tidak cocok, di keluarga mama- wanita harus bisa tegas tapi di keluarga papa, wanita harus selalu tunduk. Awalnya mereka bertengkar di dalam kamar sehingga kami bertiga tidak tahu, tapi lama kelamaan- semuanya berubah sejak papa ketahuan selingkuh."

Hendra memukul kepala Bora.

Bora teriak kesakitan sambil mengusap kepalanya dan melirik tajam Hendra.

"Jika kamu bisa memikirkan hal yang tidak penting, berarti kamu bisa menyelesaikan makalah sendiri."

"Tidak!" Bora menjulurkan lidah lalu berlari menuju kamarnya.

Hendra menghela napas panjang lalu menghubungi seseorang.

Bora yang sudah masuk kamar, bergegas cuci muka, kaki dan tangan setelah mengganti pakaian rumah sakitnya yang kotor.

Selesai membersihkan diri, dia naik ke atas tempat tidur lalu serius memperhatikan layar sistem. Karena ada tanda alert dan nama yang muncul di titik-titik hitam, tentu saja Bora sontak berlari kencang, namun tidak disangka, tanda merah yang muncul adalah anjing milik Harsa.

Berarti sistem yang diberikan Bern adalah untuk identifikasi para hewan yang hilang dan juga masuk kategori berbahaya.

Bora melihat nama ibu tirinya dan coba menyentuhnya, tidak lama muncul layar percakapan.

"Sebaiknya kita jodohkan saja si Bora setelah sekolahnya selesai, aku yakin sekali dia tidak mau melanjutkan universitas."

Bora terkejut, apakah ini adalah percakapan sekarang? Jadi layar monitor di atas kepala masing-masing untuk mengintip kejadian masa lalu, lalu jika memakai sistem maka dia bisa melihat kejadian sekarang?

Bukankah ini cheat seperti di dalam game?

Kenapa?

Bukankah kita hidup di dunia yang realistis?

Apakah sejak bunuh diri, dia masuk ke dunia paralel?

Bukannya masuk surga atau neraka, tapi masuk dunia paralel?

Jantung Bora berdetak kencang lalu dia coba patahkan teori itu karena ilmuwan dunia menentang teori paralel yang tidak berdasar, dan bahkan hanya disebut dongeng.

Bora melihat sesuatu di kanan atas berkelip, karena tertarik, dia coba pencet bagian yang berkelip.

Bora terkejut saat tiba-tiba layar monitor yang penuh kotak dan informasi menjadi kosong.

"Apa ini? Virus jenis baru?"

"Bora?"

Tubuh Bora menegang ketika mendengar suara yang dikenalnya. "Bern?"

Tidak lama muncul wajah Bern.

Bora terbelalak. "Bern, apakah itu kamu? Tidak, apakah aku sudah gila? Kenapa kamu muncul?"

"Maaf, aku bukan Bern yang asli. Hanya settingan yang menyerupai Bern."

"Settingan?" Tanya Bora tidak mengerti.

"Bern yang asli sudah tidak ada di dunia ini, namun ternyata ehem- kamu tahu cerita mengenai cerita hewan yang tidak bisa masuk surga atau neraka?"

"Ya, aku tahu cerita itu."

"Jadi, Bern adalah anjing yang terlahir dengan penglihatan khusus, bisa dibilang melihat masa depan. Dia tahu akhir nasib kalian bertiga dan- dia melakukan berbagai cara untuk bisa menukar nasib itu. Bisa dibilang, sebenarnya kematian Bern bukan takdirnya, dia bisa menghindar."

"Kamu bilang..." Bora terkejut dan butuh jeda untuk melanjutkan perkataannya. "Bern sebenarnya bunuh diri?"

"Ah, iya. Maafkan aku."

Air mata Bora menetes. "Kenapa? Kenapa dia memilih bunuh diri dengan cara seperti itu?"

"Karena harus hari itu juga dia punya kesempatan untuk pergi dari dunia, meskipun caranya sangat menyakitkan."

Bora menghapus air mata dengan punggung tangan. "Lalu, kenapa dia berikan sistem seperti ini? Untuk apa?"

"Untuk pergi ke dunia paralel, dan menarik semua kekuatan yang ada di dunia paralel. Untuk dunia kamu, mungkin tidak masuk akal tapi untuk dunia paralel, itu menjadi masuk akal. Dia bekerja sama dengan grim reaper."

Bora tertawa tidak percaya. "Grim reaper masuk dunia paralel? Aku tidak bisa percaya."

"Sudah aku bilang, memang tidak masuk akal di dunia kamu. Untuk pergi ke dunia paralel, dia tidak boleh ada di dunia ini."

"Lalu dia minta tolong siapa? Apakah selamanya aku mendapatkan ini?"

"Ya, sampai kamu hilang di dunia ini."

"Bagaimana bisa Bern pergi ke dunia paralel dan aku mendapatkan-"

"Sudah aku bilang, dia kerja sama dengan grim reaper untuk pergi ke dunia paralel dan selanjutnya adalah rahasia alam. Kamu hanya menerima dan tidak perlu mengetahui detailnya."

"Apakah dia selamanya akan muncul ke dalam mimpiku?"

"Hanya jika kamu tidak bahagia, dia akan datang ke tempat kamu untuk menghibur."

Bora rasanya tidak bisa menerima keputusan sepihak Bern. "Tolong beritahu Bern, aku akan mengembalikan semuanya, aku akan bekerja keras, aku akan keluar dari rumah itu dan kita hidup berdua. Hanya kita berdua, jadi tolong buat dia kembali, tolong kembalikan Bernku."

"Bora, aku tidak bisa paham maksud perkataan kamu. Bisakah kamu mengulangnya?"

"Bern-" Bora hendak mengulang perkataannya, lalu terdiam ketika sadar bahwa yang ada di hadapannya hanyalah sebuah sistem. Bora menangis lagi.

Bern, bodoh!

Bern, tidak bisa kembali lagi!

"Bora, tolong jangan menangis. Ayo kita main bersama supaya kamu tidak menangis."

Bora melihat sekali lagi wajah Bern lalu berteriak histeris dan menangis. "BERN!"

Hendra yang sedang menelepon dan berdiri tidak jauh dari kamar, bergegas masuk ke dalam kamar Bora. "Bora!"

Hendra melihat Bora duduk berlutut di atas tempat tidur sambil menangis keras, tidak bisa melihat sistem di sekitar Bora. "Bora!" Panggilnya.

"Bern, kembalikan Bern! Aku tidak butuh sistem ataupun hadiah apa pun! Aku hanya butuh Bern!" Jerit Bora dengan histeris sambil memukul Hendra yang berusaha mendekat untuk menenangkannya. "KEMBALIKAN BERNKU!"

"Bora. Ini saya, tolong tenanglah." Hendra berusaha menenangkan Bora dengan tegas.

Bora menggeleng cepat. "Tidak! Kembalikan Bern! Aku ingin Bern! Semua salah profesor yang menyelamatkan hidup saya! Saya ingin mati menyusul Bern!"

Hendra memeluk erat Bora. "Iya, maafkan saya. Seharusnya saya tidak ada di sana. Tapi, jika kamu berhasil, bukankah akan menambah sedih Bern? Kita tidak tahu kehidupan setelah kematian, bisa saja kamu tidak bisa bertemu Bern."

Bora mulai tenang di dalam pelukan Hendra.

"Bern, sangat mencintai kamu, Bora. Jangan buat dia sedih dengan menghilangkan nyawa sendiri."

Mata dan bibir Bora bergetar, dia menangis di dalam pelukan Hendra sambil mendengar kalimat yang sama dari sistem.

"Bora, tolong jangan menangis. Ayo kita main bersama supaya kamu tidak menangis."

SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang