Yuni menggeram marah begitu mendengar kabar dari keluarganya. Gosip yang tidak berdasar tapi dia tahu dengan baik siapa sebenarnya Aji. "Dia hanya ingin melindungi mantan istrinya, bagaimana bisa dia mengkhianati aku setelah mengucapkan banyak janji pernikahan? Apakah dia sudah gila sekarang?"
Akmal tidak tahu harus bicara apa dan lebih suka memilih diam dari pada menjadi masalah, terakhir kalinya dia membuat masalah tanpa menganalisa terlebih dahulu sehingga sempat mendapatkan teguran dari dosennya.
Laras mendecak kesal. "Apa gunanya si ketua ham itu, jika dia tidak melakukan pekerjaan dengan benar? Bukankah suaminya ada di Bora? Kenapa tidak ada balasan dari Bora? Apakah ketua ham itu hanya salah lihat karena sakit mata?"
Alih-alih menyalahkan dirinya sendiri, Laras lebih suka menyalahkan orang lain.
Yuni bertambah kesal jika mengingat wanita itu. Dia tidak berguna sama sekali, tapi- "Apakah kamu sudah melihat akun media sosialnya? Dia buat postingan apa?"
Laras melihat akun Rina. "Oh, dia buat status lagi."
Yuni bergegas duduk di samping anaknya dan ikut membaca status baru yang dibuat Rina, terkait dengan kisah hidupnya lalu beberapa undangan ke televisi untuk klarifikasi.
Kedua mata Yuni terbelalak. "Dia benar-benar melakukan ini?"
"Ya." Angguk Laras. "Dia pasti sudah agak gila, setelah suaminya selingkuh."
Di saat Yuni dan Laras mulai kagum dengan Rina, wanita yang menjadi topik utama sedang membuka media sosial yang membahas masa lalu dan baca berbagai dukungan dari banyak pihak, terutama dari kalangan politik. Wajahnya dirias dan sebentar lagi akan melakukan wawancara di televisi lainnya, terkait Fendi.
Rina tersenyum puas, dengan begini keluarga Tsoejipto pasti mau tidak mau menutup mulutnya dan membuat Fendi masuk ke dalam pelukannya. Raka sudah meninggal dan tidak bisa diharapkan, tinggal Fendi harapan terakhirnya.
***
Fendi melihat perilaku Rina yang pergi ke berbagai acara, bersandar di kursi kerja dan mulai memikirkan sesuatu. Apakah Rina sebodoh itu? Kenapa dulu aku selalu menganggapnya cerdas?
Jika Rina dibandingkan dengan Bora, tentu saja Fendi akan lebih memilih Bora. Selain karena penampilannya yang lebih muda, latar belakang harus dipertimbangkan. Itu jika Fendi buta kekuasaan.
Dan itulah pendapat orang luar. Namun, tidak ada yang mau tahu bagaimana perasaan Fendi dan penghinaan apa yang dilakukan Rina selama ini.
Tok! Tok!
"Masuk!" Fendi menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya di pintu.
Pintu dibuka dan Fendi masih menunggu apa yang akan dikatakan sang tamu.
Tidak ada suara, Fendi mendongak lalu melihat Bora berdiri di depan mejanya. "Bora?"
Sudah beberapa hari semenjak kasus ibu mertuanya mendapat kdrt dari suami, Bora terpaksa tinggal di rumah sakit, Fendi tidak diizinkan menjenguk untuk menjaga jarak supaya tidak ada yang curiga.
Fendi melihat Bora masih berdiri diam dan tidak mengucapkan apa pun. "Ada apa, Bora? Apakah ada masalah di rumah sakit?"
Bora menatap sendu Fendi. "Mengenai di media sosial, apakah kamu sudah melihatnya?"
"Rina?"
"Ya."
"Sepertinya kamu bahagia sekali dengannya."
"Aku bahagia karena tidak tahu sifat aslinya," sahut Fendi. "Kamu beberapa hari berkumpul dengan keluarga, dan sekarang kamu datang dengan wajah cemberut seperti itu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)
RomanceSaat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut...