STRAWBERRY

123 16 1
                                    

Satu bulan kemudian.

Fendi minum yoghurt strawberry sambil melihat hasil laporan yang dikirim Hendra dari email. Setelah lima tahun di penjara, akhirnya dia bisa menggunakan handphone.

Yah, sebenarnya Fendi bisa menggunakan akses privasi menggunakan uang, namun dia terlalu malas menggunakannya. Alasan yang paling utama adalah hutang budi, Fendi benci dengan namanya hutang budi pada keluarga yang sudah melakukan banyak kejahatan demi ambisi.

Fendi lebih suka kaya dengan uang sendiri. Meskipun tidak dimulai dari nol, karena dia melarikan diri juga berkat bantuan kakak kedua saat ini menjadi kepala keluarga.

Bora juga sudah melaksanakan ujian paket dan lulus, tinggal menunggu jadwal kuliah.

Selain itu-

Fendi membaca kembali laporan yang diberikan Hendra. "Kamu melakukan kecurangan?"

Bora yang sedang makan bubur di pagi hari, mendongak ketika suaminya bertanya. "Hm?"

"Aku tidak akan mengulang pertanyaan, kamu pasti sudah mendengarnya. Kamu lolos dan masuk tahap selanjutnya, apakah yang mengerjakan itu semua adalah kakakku?"

"Kenapa kamu tahu?"

"Kakakku tipe rapi dalam mengerjakan laporan, sementara aku berantakan lalu kamu tidak berpengalaman. Bagaimana bisa kamu tidak tahu malu seperti itu?"

"Tidak masalah, yang mengadakan toh Profesor."

"Hah!" Fendi menghabiskan yoghurtnya.

Bora menatap heran Fendi. "Kenapa kamu terobsesi sekali dengan strawberry?"

Fendi menaikan salah satu alis. "Dan kenapa kamu terobsesi dengan kematian di masa depan?"

Bora tidak bisa membalas.

"Tidak bisa menjawab, bukan? Yah, namanya juga anak-anak yang suka ingin tahu, tapi tidak suka ada orang yang kepo pada kehidupannya."

Bora mendengus kesal lalu kembali makan.

Fendi mendecak sekaligus mengejek Bora. "Harusnya aku tidak terkejut melihatnya."

Bora tidak peduli dengan ejekan Fendi. "Jadi, kamu bisa membantu aku?"

"Rupanya kamu memanfaatkan aku dengan baik."

"Aku yang membayar semuanya, jangan lupa."

"Dan aku juga membantu kamu."

Tiba-tiba ada sinyal dari sistem, Bora segera memeriksanya.

Fendi menyipitkan kedua mata ketika melihat Bora melakukan atraksi di depan matanya, seolah menekan sesuatu di udara. Kakak Fendi pernah cerita, namun Fendi tidak terlalu peduli. Toh, selama ini Bora berhasil mendapatkan uang dengan sistem itu. "Apa yang kamu temukan?"

"Ada seekor anjing chihuahua yang lepas, hadiahnya lumayan."

"Berapa?"

"Lima juta."

"Ambil. Ada lagi?"

Bora mengambil rute terdekat. "Apakah kamu yakin bisa menangkapnya?"

"Apa?"

"Seekor burung pemenang lomba, uhm- di sini tidak dijelaskan jenisnya, hanya pemenang lomba. Tapi pemiliknya memberikan tawaran lima belas juta bagi yang bisa menangkap."

Fendi tidak menyangka, dia akan menjadi pemburu hadiah untuk hewan-hewan hilang. "Ambil!"

Kedua mata Bora terbelalak. "Kamu yakin?"

"Apa? Hanya seekor burung peliharaan, bukan?"

"Bagaimana jika burung itu naik di pohon tinggi atau tiang listrik?"

SKANDAL PUTRI PRESIDEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang